Foto: Pexels/cottonbro studio
Teknologi.id - Gerakan unik yang dikenal sebagai "Julid Fi Sabilillah" telah mencuri perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir, khususnya di platform media sosial X/Twitter. Fenomena ini bukan hanya menjadi topik hangat di dunia maya, tetapi juga berhasil mempersatukan netizen Indonesia dan Malaysia. Kabar terbaru menunjukkan bahwa gerakan ini semakin berkembang dengan bergabungnya netizen Turki sebagai skuad baru yang turut serta dalam perlawanan ini.
Julid Fi Sabilillah menjadi suatu bentuk ekspresi dari para netizen yang penuh semangat untuk menyuarakan pesan perlawanan terhadap zionisme dan sekaligus menunjukkan dukungan kuat terhadap Palestina, yang terus menerima tekanan dari Israel. Gerakan ini tidak hanya sekadar menjadi wadah bagi netizen untuk menyampaikan pendapat, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas lintas negara.
Peran media sosial, terutama Twitter, menjadi sangat penting dalam menyebarkan informasi dan memobilisasi dukungan untuk gerakan ini. Netizen dari berbagai negara dapat dengan cepat berkomunikasi dan berbagi informasi, menciptakan gelombang solidaritas yang kuat. Selain itu, adanya dukungan dari netizen Turki juga menunjukkan bahwa gerakan ini mampu menembus batas-batas negara dan bersifat inklusif.
Gerakan Julid Fi Sabilillah bukan hanya sekadar unjuk rasa di dunia maya, tetapi menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam isu-isu global yang memiliki dampak luas. Semangat perlawanan terhadap zionisme dan dukungan terhadap Palestina yang terwujud melalui gerakan ini membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi kekuatan positif dalam menyuarakan aspirasi dan menggalang dukungan internasional.
Bergabungnya Turki Dalam Gerakan Julid FI Sabilillah
Perkembangan terkini menunjukkan bahwa tidak hanya Indonesia dan Malaysia, kini netizen Turki juga turut serta dalam melancarkan 'serangan' Julid Fi Sabilillah di berbagai media sosial, terutama di platform X/Twitter.
Baca Juga: Gerakan Julid Fi Sabilillah: Upaya Netizen untuk Menurunkan Moral Tentara Israel
Greetings in the spirit of the struggle!
— Erlangga Greschinov (@Greschinov) December 10, 2023
We, Indonesian, Malaysian, and Turkish netizens are gladly to invite you for joining our movement: United Front against Zionism!@Partisangirl@TorahJudaism@DrLoupis@DrGaborMate@Bernadotte22@mohammed_hijab
Let's work together and… pic.twitter.com/SKfs8XgzDr
"Salam semangat perjuangan! Kami, netizen Indonesia, Malaysia, dan Turki, dengan senang hati mengundang Anda untuk bergabung dalam gerakan kami: Front Persatuan Melawan Zionisme! Mari bekerja sama dan mengglobalkan gerakan kita!," tulis Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel, Erlangga Greschinov, dalam akun X/Twitter @Greschinov.
Gerakan Julid Fi Sabilillah di Dunia
Greschinov menjelaskan bahwa keputusan netizen Turki untuk bergabung tidaklah sesuatu yang telah direncanakan sejak awal. Sebaliknya, mereka bergabung sebagai respons terhadap keberhasilan gerakan Julid Fi Sabilillah yang berhasil menarik perhatian netizen di seluruh dunia.
Menurutnya, perhatian netizen dari berbagai belahan dunia semakin tinggi ketika Gerakan Julid Fi Sabilillah berhasil melakukan 'serangan' terhadap akun-akun zionis dan anti-Palestina di media sosial.
"Sebenarnya tidak direncanakan sebelumnya. Kita melancarkan serangan umum pada tanggal 2 Desember, dan banyak zionis yang panik. Operasi ini memperoleh perhatian dari banyak orang, termasuk netizen dari Turki," ungkap Greschinov kepada detikINET, Senin (11/12/2023).
Baca Juga: Setelah Pimpin Gerakan JulidFiSabilillah, Kini Greschinov Jadi Sasaran Hacker Israel
Greschinov juga membagikan cerita awal mula keterlibatan netizen Turki dalam Gerakan Julid Fi Sabilillah. Menurutnya, seorang influencer dan akademisi asal Turki dengan akun @digermesele menunjukkan simpati terhadap gerakan ini.
"Waktu itu ada salah satu influencer, seorang akademisi dari Turki yang menaruh rasa simpati pada Julid Fi Sabilillah ini. Dia memberikan dukungan kepada kita, dan ketika kami tawarkan untuk bergabung, dia setuju. Sejak saat itu, netizen Indonesia, Malaysia, dan Turki bersatu dalam gerakan ini," pungkas Greschinov.
Dengan bergabungnya netizen Turki, Gerakan Julid Fi Sabilillah semakin kokoh dalam menyuarakan perlawanan terhadap zionisme dan menunjukkan solidaritas global untuk Palestina. Inilah bukti bahwa gerakan ini tidak hanya mempersatukan netizen dari berbagai negara, tetapi juga menjadi suara yang menggema di dunia maya untuk keadilan dan perdamaian di Timur Tengah.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(anta)
Tinggalkan Komentar