Foto: Wallhere
Teknologi.id – Misi Solar Orbiter yang mempelajari
Matahari berhasil mengabadikan ledakan Matahari untuk pertama kalinya. Bahkan,
video pertama dari ledakan Matahari ini didapat sebelum misi sains Solar
Orbiter resmi dimulai.
Solar Orbiter merupakan misi yang
dijalankan bersama oleh European Space Agency (ESA) dan NASA. Misi ini diluncurkan
pada Februari 2020 dan telah melakukan dua pendekatan pertama dari dekat
Matahari.
Para ilmuwan saat ini tengah mencari data
tersebut sebelum pesawat luar angkasa memulai pekerjaan sains formalnya pada
bulan November tahun ini. Namun, mereka melihat sesuatu yang istimewa ketika
mendekati Matahari Februari lalu. Mereka menyaksikan dua pelepasan massa
koronal yang terjadi saat Matahari meludahkan gumpalan besar atmosfernya ke
luar angkasa.
Melansir Space.com, saat itu jarak pesawat luar angkasa memungkinkan Solar Orbiter dapat melihat bagian Matahari yang sama sekali tidak terlihat oleh para ilmuwan di Bumi. Namun, ini juga berarti pengiriman data kembali ke Bumi harus melalui proses yang lambat. Banyak ilmuwan yang masih menggali apa yang dilihat oleh pesawat luar angkasa tersebut.
Baca juga: NASA Tangkap Suara Misterius di Venus
Luncuran massa koronal menjadi
peristiwa pertama yang diamati oleh instrumen Solar Orbiter Heliospheric Imager
(SoloHI) yang memfilmkan aliran materi yang meledak dari Matahari.
"SoloHI mampu menangkap
pemandangan yang sangat menakjubkan dari salah satu lontaran massa koronal yang
terjadi pada 12 Februari dan 13 Februari. Masing-masing dari tiga instrumen di
Solar Orbiter berfokus pada wilayah yang berbeda, sehingga pemandangannya
membentang dari permukaan Matahari yang terlihat hingga lebih dari 20 kali
lebar Matahari itu sendiri," ucap ESA.
Sementara itu, tiga pesawat luar
angkasa lain: STEREO-A NASA, Proba-2 ESA, dan misi gabungan Solar and Heliospheric
Observatory (SOHO) mengamati peristiwa yang sama. Secara keseluruhan,
pengamatan keempat misi tentang pelepasan massa koronal menawarkan semacam
perspektif global tentang Matahari dan sekitarnya yang sejauh ini sulit
ditemukan oleh para ilmuwan.
Lontaran massa koronal menjadi minat
para ilmuwan dan engineer karena dapat berpotensi merusak pesawat luar angkasa
dan membahayakan astronaut yang tidak terlindungi, terutama di luar orbit
International Space Station (ISS).
Sejauh ini, para ilmuwan memiliki kemampuan terbatas untuk memantau dan memprediksi cuaca luar angkasa. Karenanya, misi seperti Solar Orbiter diharapkan bisa meningkatkan pemahaman peneliti tentang cara kerja Matahari.
(MIM)
Tinggalkan Komentar