Ini Penampakan Terdalam Dari Pusat Milky Way!

Fikriah Nurjannah . December 16, 2021

foto : space.com

Teknologi.id – Pada jantung galaksi Bima Sakti atau Milky Way, terdapat berbagai bintang dengan ukuran yang kompleks.

Terikat oleh medan gravitasi lubang hitam supermasif di pusat galaksi, Sagitarius A* yakni sekelompok bintang yang dikenal sebagai bintang-S atau S-Star menukik pada orbit liar selama bertahun-tahun. Orbit-orbit tersebut, baru-baru ini dipelajari untuk mengukur Sgr A*, sebuah hasil yang dimenangkan oleh scientist yang terlibat dalam Nobel Prize Fisika.

Namun, hal ini bukan berarti usaha yang dilakukan telah selesai. Saat ini tim peneliti yang dipimpin oleh salah satu dari para ilmuwan tersebut, yaitu Reinhard Genzel dari Institut Max Planck untuk Fisika Luar Angkasa (Extraterrestrial Physics) di Jerman, telah mengungkapkan buah pikir dari pandangan terakhir mereka yang lebih dalam.

Hasil potret yang diambil baru-baru ini memperlihatkan gambar yang begitu dalam. sehingga tim telah mengidentifikasi bintang-S atau S-Star yang sepenuhnya baru, bernama S300, dan memperkirakan distribusi massa di pusat galaksi.

"Kami ingin mempelajari lebih lanjut tentang lubang hitam di pusat Bima Sakti, Sagitarius A*," jelas Genzel. "Seberapa masif tepatnya? Apakah itu berputar? Apakah bintang di sekitarnya berperilaku persis seperti yang kita harapkan dari teori relativitas umum Einstein? Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengikuti bintang di orbit yang dekat dengan lubang hitam supermasif. Dan di sini kita menunjukkan bahwa kita dapat melakukannya dengan presisi yang lebih tinggi daripada sebelumnya."

Lubang hitam, raksasa supermasif seperti Sgr A*, tidak terlihat secara langsung oleh kita, bahkan saat mereka aktif. Lubang hitam itu sendiri disaring di luar cakrawala peristiwa, jarak dari lubang hitam di mana bahkan kecepatan tercepat di semesta, yaitu cahaya dalam ruang hampa, tidak cukup untuk mencapai kecepatan lepas dari medan gravitasi yang sangat kuat.

Hal itu berarti tidak ada radiasi yang saat ini kita bisa deteksi kemunculannya, yang berarti pada dasarnya lubang hitam tidak terlihat. Tetapi benda-benda yang mengorbit di luar cakrawala peristiwa tidak hanya mengungkapkan keberadaan lubang hitam, tetapi juga dapat membantu mengukur karakteristiknya. Untuk itu, ada baiknya untuk memiliki pengukuran paling tepat sehingga kita bisa cukup mendapatkannya.

Ini adalah salah satu hal yang sedang dikerjakan oleh kolaborasi GRAVITY, dengan menggunakan instrumen Very Large Telescope Interferometer's GRAVITY, mereka telah memantau ke pusat galaksi untuk mengukur gerakan bintang-S (S-Star) di sekitar Sgr A*. "Mengikuti bintang pada orbit di dekat sekitar Sagitarius A* memungkinkan kita untuk dapat secara tepat menyelidiki medan gravitasi di sekitar lubang hitam masif yang terdekat dengan Bumi, untuk menguji Relativitas Umum, dan untuk menentukan sifat-sifat lubang hitam," kata Genzel.

Pengamatan semacam itu dilakukan antara Maret dan Juli 2021, mengamati sejumlah bintang saat mereka mencapai perinigricon, yakni titik terdekat dalam orbit elips panjang mereka di sekitar lubang hitam. Hal ini termasuk bintang S29, yang mendekat dalam 13 miliar unit astronomi Sgr*, mencapai kecepatan lebih dari 8.740 kilometer (5.430 mil) per detik (dan itu bahkan bukan yang terdekat atau tercepat dari bintang-S).

Tim menggabungkan pengamatan GRAVITY dengan dua instrumen VLTI sebelumnya, serta Observatorium Keck dan Gemini di AS untuk jangka waktu yang lebih lama. Kemudian, menggunakan teknik pembelajaran mesin yang disebut Teori Bidang Informasi untuk meningkatkan ketepatan data GRAVITASI. Ini melibatkan pembuatan model bintang-S (S-Star), mensimulasikan bagaimana mereka akan muncul di GRAVITASI, dan kemudian membandingkan hasilnya dengan pengamatan nyata.

Beginilah cara mereka menemukan S300, dan juga memperoleh perkiraan paling tepat dari massa Sgr A*. Menurut perhitungan mereka, lubang hitam supermasif Bima Sakti memiliki 4,3 juta kali massa Matahari, dengan ketidakpastian 0,25 persen. Itu sedikit naik dari perkiraan kolaborasi sebelumnya sebesar 4,154 juta kali massa Matahari, dengan ketidakpastian 0,27 persen. Tahun depan, 2022, akan melihat beberapa bintang S (S-Star) yang mencapai perinigricon, yang akan memberikan kesempatan lebih lanjut untuk mempelajari dan menyempurnakan pengukuran pusat galaksi kita. Penelitian dari tim telah diterbitkan dalam dua makalah di Astronomi dan Astrofisika.

source : sciencealert.com

(fnj)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar