Teknologi.id - Secara garis besar tahun 2023 telah dianggap sebagai tahun inovasi AI, hingga telah banyak menghadirkan banyak teknologi baru, termasuk dalam bidang kesehatan.
Tahun 2023 menjadi tahun penting bagi AI dalam layanan kesehatan, kemajuan inovatif telah mengubah praktik medis dan membuka jalan bagi masa depan di mana layanan kesehatan lebih personal, efisien dan mudah di akses.
Dr. Harvey Castro, seorang dokter ahli pengobatan darurat bersertifikat yang berbasis di Dallas, Texas dan pembicara nasional tentang AI dalam bidang medis dan kesehatan, mengatakan bahwa ia dan pakar AI lainnya telah mempertimbangkan beberapa kemajuan terpenting pada tahun 2023 bagi dokter dan pasien, berikut ulasannya.
Baca Juga: Riset Oxford: AI Bisa Prediksi Resiko Serangan Jantung
1. ChatGPT dan AI Generatif
Dr Tinglong Dai, selaki professor manajemen operasi dan analisis bisnis di John Hopkins Carey Business School di Baltimore Maryland, mengatakan bahwa saat ini AI Generatif sedang diuji secara luas dalam bidang medis secara profesional dan AI Generatif merupakan yang paling terkenal dan paling banyak digunakan di bidang layanan kesehatan untuk berbagai aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi beban dokumentasi dan memungkinkan dokter untuk fokus pada aktivitas genting mereka.
Selain itu Universitas Johns Hopkins memiliki beberapa proyek penelitian yang sedang menelaah potensi penggunaan AI Generatif untuk mengurangi kelelahan dokter akibat rekam medis elektronik. Dari mulai cara pasien mendapatkan nasihat medis hingga cara dokter untuk berkomunikasi menjadi salah satu yang mempengaruhi dalam bidang medis. Namun, dengan adanya ChatGPT ini telah merevolusi komunikasi layanan kesehatan dengan menyediakan alat untuk rencana perawatan yang dipersonalisasi dan keterlibatan pasien secara jarak jauh, Misalnya AI Generatifi ini telah digunakan untuk membuat materi pendidikan pasien yang interaktif.
Disisi lain, chatbot AI ini juga menimbulkan skeptisisme karena tanggapannya terkadang dianggap kurang akurat dan menyeluruh, sehingga masih perlu adanya pengawasan manusia untuk memastikan bahwa alat AI seperti ChatGPT digunakan sebagai pelengkap dan bukan pengganti penilaian medis profesional.
2. Deteksi Penyakit Lewat Gambaran Retina
Pada bulan September lalu, para peneliti dari tim University College London telah mengumumkan model AI terobosan terbaru untuk mendeteksi penyakit menggunakan gambar retina. AI ini dikembangkan melalui pembelajaran secara mandiri pada 1,6 juta gambar retina tanpa label, dan unggul dalam mendiagnosis, serta bisa memprediksi penyakit mata dan gangguan sistemik seperti gagal jantung dan infark miokard. AI ini bernama RETFound, dan tentunya ini merupakan kemajuan yang signifikan dalam AI untuk bidang medis, dan bisa memberikan pendekatan yang lebih efisien untuk mendeteksi penyakit melalui model dasar.
3. Peningkatan Produktivitas Medis
Dalam penemuan AI lainnya, penelitian di AS-Inggris-Bangladesh memberikan bukti nyata pertama bahwa AI dapat menikatkan produktivitas medis, Penelitian ini telah di publikasikan di NPJ Digital Medicine milik Nature Group, menunjukan peningkatkan produktivitas klinis sebesar 40% dalam mendiagnosis penyakit retina pada pasien diabetes.
Hal ini tidak akan bisa dicapai menggunakan perangkat AI yang telah disetujui oleh FDA untuk menyaring pasien saat mereka memasuki rumah sakit. Perangkat AI ini memungkinkan dokter untuk fokus pada pasien yang paling kompleks dan jika disesuaikan dengan kompleksitasnya terdapat produktivitas sebesar 265%
4. Pendidikan Medis
DALL-E 3 merupakan model pembuatan gambar berbasis AI yang pertama kali diluncurkan oleh OpenAI pada Januari 2021. Seperti yang dijelaskan oleh OpenAI, DALL-E 3 mengambil perintah teks sebagai masukan dan menghasilkan gambar baru. Dalam bidang kesehatan DALL-E3 dapat membuat ilustrasi medis yang akurat dari deskripsi tekstual, tentunya hal ini berperan penting dalam pendidikan kedokteran, menyediakan alat bantu visual untuk kondisi dan prosedur medis yang kompleks.
Dengan adanya hal ini menjadi sebuah kemajuan dalam dunia medis karena telah berbasis AI, seperti peningkatan teknologi MRI, yang mempercepat pemindaian, meningkatkan resolusi gambar dan mengurangi paparan radiasi, sehingga bisa meningkatkan akurasi diagnostik secara signifikan.
5. Percepatan dalam Penelitian Penyakit Kanker
Andre Esteva, selaku CEO dan salah satu pendiri ArteraAI, sebuah perusahaan obat presisi di California, menggambarkan penelitian kanker sebagai lahan subur bagi teknologi AI. Dalam penggunaanya AI ini digunakan untuk menemukan pola tersembunyi dalam sebuah data, mempersonalisasi pengambilan keputusan pengobatan dan membatu memprediksi manfaat pengobatan. Selain itu AI ini juga membantu mempercepat uji klinis dan membuka pintu terhadap kemungkinan-kemungkinan baru dalam layanan kesehatan, Sehingga tidak menutup kemungkinan AI ini bisa merancang pengobatan kanker yang disesuaikan dengan genom unik pada tubuh seseorang.
6. Perangkat medis AI
Pada Juli 2023, 692 perangkat AI telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk penggunaan klinis, meningkat sebanyak 33% dari tahun 2022. Perangkat yang telah disetujui mencakup 19 spesialisasi meskipun radiologi tetap menjadi spesialisasi terbesar dan terhitung sekitar tiga perempat dari perangkat yang telah disetujui. Hal ini juga di buktikan dengan Laporan AI dari New England Journal of Medicine, menyoroti penggunaan perangkat di dunia nyata,dan menunjukkan pertumbuhan pesatnya.
Baca Juga: Gantikan Stetoskop,Teknologi Laser AI Bisa Deteksi Detak Jantung Lewat Tenggorokan
Tahun Pembuka yang Sukses Bagi AI
Matt Mohebbi, selaku kepala AI dan penelitian di Brighside Health di New York, menggambarkan tahun 2023 sebagai tahun "Blockbuster" untuk penelitian medasar dalam model bahasa besar untuk layanan kesehatan. Untuk beberapa perusahaan tengah bersaing satu sama lain untuk menghasilkan kinerja mutakhir dalam tolak ukur medis.
Meskipun pasien tidak dapat melihat manfaat dari temuan ini di ruang praktik dokter saat ini, hal ini cukup menjelaskan apa yang akan terjadi dan para dokter yang menggunakan teknologi ini kemungkinan besar akan menggantikan dokter yang tidak menggunakan teknologi ini.
Secara keseluruhan, teknologi AI telah memberikan banyak manfaat bagi industri kesehatan. Dengan terus berkembangnya AI, peran AI dalam mendiagnosa penyakit, memberikan pengobatan personalisasi, dan membantu para profesional kesehatan akan semakin besar di masa depan. Namun, perlu diingat juga bahwa interaksi manusia masih sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan pasien.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
Tinggalkan Komentar