Para peneliti telah menemukan bahwa air laut dapat menggantikan air tawar untuk menghasilkan bahan bakar Bioethanol, sehingga dapat mengurangi kebutuhan untuk menguras sumber daya yang berharga.Studi 'Pembentukan Biorefinery Berfokus Kelautan untuk Produksi Bioethanol Menggunakan Air Laut dan Strain Baru Ragi Laut' telah diterbitkan dalam laporan ilmiah dan dilakukan oleh para peneliti di University of Nottingham. Hasil mereka menunjukkan bahwa air laut dapat digunakan dalam produksi Bioethanol bersama dengan strain baru ragi berbasis laut.Dr Abdelrahman Zaky, seorang ahli mikrobiologi di School of Biosciences melakukan penelitiannya menggunakan air laut dari pantai Lincolnshire dan mengambil sampel ragi lautnya dari berbagai lokasi di Inggris, AS dan Mesir. Dia melakukan proses fermentasi terhadap sampel di laboratorium di Bioenergy and Brewing Science Building di kampus Universitas Sutton Bonington."Teknologi fermentasi sekarang ini menggunakan tanaman yang dapat dimakan dan air tawar untuk produksi bioethanol. Dengan populasi dan permintaan untuk biofuel yang semakin berkembang, ada kekhawatiran terhadap terbatasnya air tawar dan tanaman pangan. Juga, air tawar memiliki label harga yang tinggi di beberapa negara, sehingga akan mendorong naik harga produksi." ujar Dr. Zaky.Peningkatan kesadaran pemanasan global dan perubahan iklim, dikombinasikan dengan kenaikan harga bensin, telah mengarah untuk pencarian sumber energi alternatif yang berkelanjutan. Bioethanol telah dianggap sebagai salah satu alternatif bahan bakar terbaik karena merupakan bahan bakar cair dengan karakteristik yang mirip dengan bensin.Jejak air yang tinggiAir adalah elemen kunci dalam proses fermentasi dalam produksi Bioethanol, bahan bakar berkelanjutan yang berasal dari jagung atau tebu, saat ini memiliki jejak air yang sangat tinggi dengan sekitar 1.388 hingga 9.812 Liter air tawar yang dikonsumsi untuk setiap liter bioethanol yang diproduksi."Tujuan utama dari fermentasi laut adalah untuk memperkenalkan sumber alternatif air dan biomassa untuk bioteknologi industri untuk menekan penggunaan air tawar dan lahan yang dapat ditanami" ujar Dr.Zaky."Air laut adalah sumber daya yang tersedia secara bebas serta berlimpah dan mengandung spektrum mineral, yang sebagian harus ditambahkan ke air tawar. Proses fermentasi menggunakan air laut juga menghasilkan garam dan air tawar sebagai produk sampingan yang dapat menambah manfaat ekonomi dari proses tersebut." SambungnyaBaca juga: Jamur! Adalah Jawaban untuk Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan
Tinggalkan Komentar