15 Orang Ini Dikurung 40 Hari di Dalam Gua Tanpa Ponsel

Fitri Mauliddiyah Hayati . March 22, 2021

The Engineering Behind Elon Musk's Bid to Save Thailand's Cave Boys | WIRED
Foto: WIRED

Teknologi.id - Sebuah tim yang terdiri dari 15 orang relawan berpartisipasi dalam eksperimen ekstrem yang dilakukan di Perancis. Ke lima belas orang tersebut akan dikurung di dalam sebuah gua di Perancis selama 40 hari.

Selama 40 hari tersebut mereka tidak diizinkan untuk mengakses smartphone, jam tangan, atau cara apapun untuk mengetahui waktu di dunia luar.

Eksperimen ini dilakukan untuk memahami lebih lanjut mengenai konsep "Deep Time" atau "untuk menyelidiki efek kehilangan jejak waktu pada tubuh manusia". Eksperimen ini dimulai pada tanggal 15 Maret dan akan berakhir pada tanggal 22 April mendatang.

Baca juga: Hidup Tanpa Gadget Selama 24 Jam Dibayar Rp 34 Juta, Mau?

Tanpa jam tangan, telepon, atau cahaya alami, delapan pria dan tujuh wanita itu harus terbiasa dengan suasana yang lembab dan kegelapan 95% di dalam gua Lombrives.

Di dalam gua tersebut telah disediakan 4 ton persedian makanan. Namun untuk mendapatkan listrik, mereka harus mengayuh generator sendiri dengan menggunakan sistem perahu kayuh, dan mereka juga harus  mengambil air yang mereka butuhkan dari kedalaman 45 meter.

Meskipun demikian, setiap orang telah dilengkapi dengan sensor khusus sehingga para ahli diluar gua dapat memantau bagaimana para peserta dapat beradaptasi dengan kehidupan di dalam gua.

"Eksperimen ini adalah yang pertama di dunia," kata Profesor Etienne Koechlin, direktur laboratorium ilmu saraf kognitif dan komputasi di Ecole normale supérieure (ENS).

"Sampai sekarang, semua misi jenis ini ditujukan untuk mempelajari ritme fisiologis tubuh, tetapi tidak pernah ada dampak gangguan temporal jenis ini pada fungsi kognitif dan emosional manusia," katanya.


Baca Juga: Lagi Murah! 5 Saham BUMN Ini Sedang Undervalue

Christian Clot, seorang pemimpin Perancis-Swiss mengatakan bahwa, "tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mempelajari kapasitas manusia untuk beradaptasi dengan hilangnya titik referensi spasial-temporal. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang diangkat khususnya karena krisis kesehatan."

Misi tersebut tampaknya terinspirasi dari pengalaman pemimpin kelompok Christian Clot yang terisolasi selama pandemi Covid-19, serta oleh sesama orang Prancis bernama Michel Siffre, yang menghabiskan waktu cukup lama di bawah tanah dalam serangkaian eksperimen terkenal-nya pada tahun 1970-an.

Tim peneliti dan relawan tersebut berharap bahwa eksperimen ilmiah ini dapat membantu berbagai misi luar angkasa di masa depan, awak kapal selam, kru pertambangan, atau pun manusia yang harus menghabiskan waktu lama di ruang tertutup.

(fmh)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar