Vaksin Merah Putih Vs Vaksin Nusantara, Apa Bedanya

Muhammad Iqbal Mawardi . May 04, 2021

Foto: Halodoc


Teknologi.id – Uji coba klinis II Vaksin Nusantara, vaksin Covid-19 berbasis sel dendritic yang diramaikan oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto terus dilakukan meski tak mendapat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sejumlah tokoh besar Indonesia hingga anggota DPR mulai berramai-ramai menjadi relawan vaksin nusantara tersebut dan mengklaim tidak mengalami efek samping.

Terkait risetnya, BPOM rupanya sudah menunjukkan dukungan penuh pada riset vaksin Corona lainnya yakni vaksin merah putih. BPOM berharap paling cepat salah satu dari 6 kandidat vaksin Merah Putih yakni garapan Universitas Airlangga (Unair) bisa mulai diproduksi pada Oktober atau November 2021.

Lalu apa beda dua produk yang diklaim buatan anak negeri vaksin nusantara dan vaksin merah putih?

Cara Kerja

Cara kerja vaksin Nusantara dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih yang dipaparkan dengan antigen dari protein S virus SARS-Cov-2.

Menurut Terawan sendiri, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Sel itu akan memicu sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.

Di dalam darah manusia terdapat tiga jenis sel, yakni sel darah merah, putih dan sel prekursor dendritik. Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Handoyo mengatakan sel prekursor dendritik belum menjadi sel dendritik.

Sel itu bisa tumbuh dengan diberikan secara khusus setelah prekursordendritik ditumbuhkan di cawan laboratorium. Masa inkubasi dari prekursordendritik ke seldendritik membutuhkan waktu beberapa hari. Pada saat itu ahli akan memberikan antigen ke sel dendritik.

Baca juga: Vaksinasi Mandiri Pakai Sinopharm Asal China Mulai Mei

Teknik yang Sama Untuk Obati Kanker

Metode sel dendritik merupakan metode yang kerap digunakan dalam pengobatan kanker. Tim uji klinis dibantu oleh salah satu peneliti dari AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat.

Pengembangan vaksin ini dimulai dengan transfer teknologi mutakhir sel dendritik dari AIVITA Biomedical Inc yang bermarkas di Amerika Serikat kepada Rama Pharma. Tim uji klinis mengklaim vaksin Nusantara bisa menciptakan antibodi atau daya kekebalan tubuh hingga seumur hidup. Vaksin untuk virus ini disebut membentuk kekebalan seluler pada sel limfosit T.

Diklaim Tahan Mutasi Virus

Salah satu tim pengembang vaksin nusantara, Jajang mengatakan vaksin nusantara yang berbasis sel dendritik tidak akan mengalami penurunan fungsi manakala virus mengalami evolusi atau mutasi.

Dengan temuan itu, Jajang menilai vaksin nusantara dapat digunakan bilamana muncul epidemi hingga pandemi baru di kemudian hari.

Dituding Produk Amerika Serikat

Prof Wiku Adisasmito selaku Juru bicara Satgas COVID-19 mengatakan Vaksin nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika, dan diujicobakan di Indonesia.

BPOM menyoroti peran peneliti asing dari AIVITA Biomedical yang lebih mendominasi jalannya riset. Transfer teknologi hanya dilakukan dengan memberi kesempatan beberapa staf RS Dr Kariadi untuk melihat beberapa proses pengembangan vaksin dendritik.

Bahkan menurut BPOM, kepemilikan paten dan metode pembuatan dalam uji klinis vaksin nusantara juga dimiliki oleh AIVITA Biomedical. Demikian juga berbagai komponen pembuatan vaksin, mulai dari antigen hingga medium pembuatan sel, semuanya import dari Amerika Serikat.

(MIM)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar