Foto: Lazada
Teknologi.id - Perusahaan e-commerce berbasis di Singapura Lazada mengonfirmasi berita peretasan data 1,1 juta akun pelanggan di salah satu platformnya, RedMart.
Perusahaan tersebut menyebutkan adanya peretasan yang terjadi pada database miliknya yang sudah lama tak digunakan dan kini sudah tidak aktif lagi. Sistem basis data yang dimaksud ternyata di hosting dengan layanan pihak ketiga.
Pelaku peretasan mengklaim dirinya memiliki 1,1 juta akun pengguna dengan berbagai informasi pribadi seperti alamat email, kata sandi yang telah terenkripsi dan sebagian nomor kartu kredit.
Baca juga: 10 Inspirasi Peluang Usaha | Modal Kecil, Untung Besar!
Lazada menegaskan insiden ini hanya berpengaruh pada akun RedMart dan tidak memengaruhi akun-akun pengguna Lazada.
RedMart sudah meminta pelanggan-nya untuk keluar dari aplikasi RedMart (log off) lalu mengatur ulang kata sandi untuk mengamankan akunnya. Insiden ini dilaporkan telah berlangsung sejak 29 Oktober 2020 lalu.
Sistem database RedMart yang retas ternyata terakhir kali diperbarui pada Maret 2019 silam, dalam waktu yang berdekatan ketika Lazada mengumumkan secara resmi telah mengintegrasikan akun RedMart sejak 15 Maret 2019. Rencana ini sebelumnya telah direncanakan sejak Januari 2019.
Baca juga: Modul Kamera iPhone 12 Sulit Direparasi oleh Pihak Ketiga
RedMart sendiri diakuisisi Lazada sejak 5 tahun lalu, tepatnya pada November 2016.
Lazada menenangkan penggunanya dengan menyebutkan bahwa informasi kartu kredit yang tersimpan pada akun pelanggan aman karena tidak menyimpan 16 digit nomor kartu kredit penggunanya secara utuh.
Insiden ini telah dilaporkan ke Personal Data Protection Commision (PDPC) Singapura dan aparat kepolisian.
(im)
Tinggalkan Komentar