Teknologi.id - Warganet tanah air meluapkan kekesalannya pada akun instagram Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Kekesalan tersebut muncul lantaran PB Djarum resmi mengumumkan pihaknya menghentikan perekrutan beasiswa bulu tangkis pada 2020. Keputusan tersebut diambil setelah sebelumnya perekrutan beasiswa bulu tangkis PB Djarum dianggap KPAI mengandung unsur eksploitasi berupa kewajiban setiap anak mengenakan seragam berlogo Djarum Badminton Club yang identik dengan merek rokok.
Baca juga: Cara Hide Akun Instagram Agar Tak Bisa Dilihat Orang lain
"Kami sepakat bahwa pengembangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis harus terus dilakukan, tetapi tidak boleh ada eksploitasi anak," ujar Ketua KPAI Susanto, usai pertemuan dengan kementerian awal Agustus lalu dikutip dari Antara. PB Djarum Kudus bakal menggunakan format lain untuk mencari bibit pebulutangkis. Mereka menghentikan ajang itu hingga polemik dengan KPAI mendapat solusi. Setelah sempat digembok, kini kolom komentar Instagram KPAI sudah mencapai 5.237 komentar. [embed]
"Pa yang bener aja pak PB DJARUM dilarang mohon kelonggarannya pak demi kemajuan bulutangkis indonesia," ujar pemilik akun devanalex. "KPAI : KOMISI PENGHANCUR MIMPI ANAK INDONESIA." ujar mhmd.rizky_rmdhn.Baca juga: Cara Mengatasi Tidak Bisa Upload Foto dan Video di Instagram
"DISKUSI DAN MELAKUKAN SESUATU TANPA SOLUSI? SAYA TUNGGU KPAI MELAKUKAN HAL YANG SAMA SEPERTI PB JARUM, MEMBINA ANAK2 CALON ATLET, MEMBERI FASILITAS, DAN MEMBERI AKSES UNTUK BERPESTASI. OHIYAA LUPA INDONESIA UDH PUNYA PRESTASI DI DUNIA INTERNASIONAL YAITU LEWAT TIKTOK DAN YUTUB🤣🤣🤣," tulis ga6una. "Bagaimana dengan kelanjutan badminton Indonesia di masa depan ? #savegenerasiemasindonesia." tulis ariap_46. "Gw screenshot muka-muka Bapak Ibu sekalian, kalau di masa mendatang gak akan ada lagi emas yang bisa kita dapat. Kalian harus bertanggung jawab atas hal tersebut. Banyak lho mimpi anak2 yang kalian hancurin. Kasih solusi dong jangan cuma diskusi sepihak," tulis ikaratnapramita.
(dwk)
Tinggalkan Komentar