Foto: Middle East Eye
Teknologi.id - Google dan Amazon diterpa kabar buruk lantaran lebih dari 1.100 mahasiswa dan pekerja muda dari 120 perguruan tinggi di Amerika Serikat menandatangani perjanjian untuk menolak bekerja di kedua perusahaan tersebut hingga perjanjian dengan Israel dibatalkan.
Dalam perjanjian tersebut, tertulis bahwa mereka tidak akan mengambil pekerjaan di Google maupun Amazon sampai mereka mengakhiri keterlibatannya dalam Project Nimbus.
Proyek Nimbus dilakukan kedua perusahaan dalam rangka membantu pemerintah Israel. Pembangunan proyek senilai 1,2 miliar dolar AS ini dipercayakan Israel kepada Google Cloud Platform Google dan Amazon Web Services milik Amazon. Dua platform paling berpengaruh ini dipilih untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada lembaga pemerintah Israel, termasuk kecerdasan buatan, hingga pembelajaran mesin.
Baca Juga: Lebih dari 50 Pegawai Google Dipecat Usai Demo Tolak Kontrak dengan Israel
Hal ini tentunya mengecewakan banyak pihak tak terkecuali para mahasiswa. Dikutip dari WIRED perjanjian tersebut menyinggung bahwa Palestina sudah cukup dirugikan oleh Israel.
"Warga Palestina sudah dirugikan oleh pengawasan dan kekerasan Israel. Dengan memperluas kapasitas komputasi awan publik dan menyediakan teknologi tercanggih kepada pemerintah dan militer pendudukan Israel, Amazon dan Google membantu menjadikan apartheid Israel lebih efisien, lebih kejam, dan bahkan lebih mematikan bagi warga Palestina," bunyi perjanjian tersebut.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh mahasiswa dari berbagai kampus unggulan di Amerika Serikat seperti Stanford, UC Berkeley, the University of San Francisco, hingga San Francisco State University.
Adapun perjanjian ini diorganisir oleh kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai No Tech for Apartheid (NOTA). Mereka menarget untuk mengumpulkan 1.200 tandatangan di aksi ini.
Sebelumnya diketahui bahwa Amazon dan Google menjadi perusahaan favorit bagi mahasiswa lulusan kampus sains, teknik, hingga matematika terbaik. Pada 2024, 485 lulusan UC Berkeley dan 216 lulusan Stanford bekerja di Google. Namun mengingat adanya perjanjian ini maka kemungkinan di akhir 2024 permintaan mahasiswa yang akan bekerja di kedua perusahaan tersebut menurun.
Baca Berita dan Artikel Lainnya di Google News
(kar)
Tinggalkan Komentar