Sebagai seorang pebisnis, khususnya pebisnis ritel atau yang bergelut di bidang barang dagangan, kamu harus tahu pintar-pintar mengelola stok barang dagangan dengan akurat. Kamu harus memiliki banyak stok dan kapan harus melakukan restock barang dagangan. Bukan hanya itu, kamu juga perlu memahami kapan produk-produk kamu akan laku di pasaran dan kapan harus punya stok cadangan.
Kenapa begitu? Ini dikarenakan setiap barang dagangan punya masanya. Ada waktu dimana barang dagangan kamu akan begitu dicari-cari oleh masyarakat, dan ada waktu saat barang dagangan kamu terjual sedikit saja dalam waktu yang lama. Untuk itu, kamu perlu kenalan dengan konsep product life cycle untuk mengelola stok barang dagangan dengan lebih tepat dan akurat!
Kenalan dengan Konsep Product Life Cycle!
Konsep product life cycle adalah konsep atau teknik yang membantu kamu untuk menentukan tingkatan-tingkatan dari umur atau masa hidup suatu produk. Dengan konsep ini, kamu jadi tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan restock, membuat stok cadangan, dan lain sebagainya yang terkait dengan pengelolaan stok barang dagangan kamu.
Pada dasarnya, setiap produk akan melalui masanya masing-masing. Nah, dalam product life cycle, terdapat 4 masa atau siklus hidup dari suatu produk, yakni :
Introduction
Growth
Maturity
Decline
Dengan mengetahui siklus hidup dari produk yang kamu jual, kamu jadi akan lebih mudah dalam melakukan pengelolaan dan perencanaan stok barang dagangan.
4 Tahap dalam Product Life Cycle
1. Introduction
Seperti namanya, pada masa ini produk kamu baru muncul di pasaran. Kalau produk kamu tergolong unik dan khas, umumnya kamu tidak akan bersaing dengan bisnis lain. Biasanya, penjualan masih akan sangat rendah dan kamu masih akan mengeluarkan uang untuk promosi dan pemasaran produk. Namun, pada masa ini, kamu perlu untuk bersiap-siap terkait ketersediaan stok produk bila penjualan mulai meningkat dan kamu bisa mulai ekspansi pasar.
2. Growth
Pelan tapi pasti, penjualan produk kamu pasti akan terus bertumbuh. Ketika ini sudah terjadi, maka kamu harus mulai mempersiapkan segala yang kamu butuhkan untuk bisa mengakomodasi lonjakan penjualan atau kebutuhan masyarakat, mulai dari tanggal pembelian rutin, sistem gudang yang mumpuni untuk reorder persediaan dan mengingatkan kamu soal produk yang hampir habis seperti fitur reminder yang dimiliki Onstock, hingga persiapan safety stock untuk memastikan kamu memiliki cadangan yang cukup.
3. Maturity
Nggak hanya sekadar bertumbuh, lama-kelamaan produk kamu akan lebih dikenal masyarakat dan banyak tersedia di pasaran. Pada tahap ini, kebutuhan akan produk yang kamu jual mulai bervariasi, terkadang akan naik dan terkadang akan menurun. Yang terpenting adalah kamu harus selalu bersiap atas lonjakan kebutuhan yang tiba-tiba dengan stok cadangan.
4. Decline
Pasar tentu akan jenuh dengan produk yang kamu jual. Maka, sudah pasti kamu akan memasuki tahap decline, tahap di mana produk kamu mulai mengalami penurunan penjualan akibat pasar yang sudah terlalu ramai oleh produk yang sejenis atau pelanggan yang mulai jenuh dengan produk kamu. Pada tahap ini, kamu harus memastikan untuk mulai pelan-pelan mengurangi ketersediaan produk kamu. Kamu mulai bisa mengurangi pembelian produk secara rutin, mengurangi kelebihan stok barang dagangan agar tidak terjadi kerugian akibat barang dagangan yang menumpuk.
Satu catatan yang perlu kamu ketahui adalah bahwa setiap produk memiliki proses pertumbuhan dan penurunan yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah bagaimana persiapan kamu tentang perencanaan dan pengelolaan stok barang dagangan. Selain itu, jangan lupa juga untuk memiliki sistem atau aplikasi pengelolaan gudang yang mumpuni seperti Onstock yang menyediakan beragam fitur untuk pengelolaan barang dagangan yang lebih mudah dan otomatis!
Tinggalkan Komentar