Telah Seminggu IPO, Saham Fore Coffee Hari Ini Merah, Apakah Wajar?

fore
Foto: Tech in Asia

Teknologi.id - Pada awal pekan ini, Senin (21/4/2025), saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) menunjukkan penurunan harga atau melemah sebesar -8,29% ke level Rp376 per lembar saham pada pukul 10.30 sesi 1 perdagangan bursa. Hal ini menjadi sorotan di kalangan investor ritel, mengingat pada pekan sebelumnya saham Fore Coffee mengalami euforia pasar dengan kenaikan harga signifikan hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA) selama tiga hari berturut-turut dan satu hari perdagangan lainnya ditutup menghijau.

Baca juga : QRIS Kena Senggol AS, Netizen Suarakan Dukungan

Fore Coffee Melantai Di Bursa

Fore Coffee merupakan startup kedai kopi lokal Indonesia yang telah ada sejak tahun 2018. Fore dikenal dengan ekspansi gerai yang cukup pesat dan banyak melakukan pendekatan teknologi dalam bisnisnya, pada awal pekan lalu Fore resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 April 2025 dengan kode saham FORE. Harga penawaran umum ditetapkan sebesar Rp 188 per lembar saham, dan perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar Rp.353,44 Miliar dari penawaran saham ke publik tersebut. Penjamin emisi efek Fore adalah Henan Putihrai Sekuritas dan Mandiri sekuritas.

Langkah IPO ini dinilai sebagai strategi Fore untuk mempercepat ekspansi dan memperkuat posisi ditengah persaingan ketat industri minuman kopi di Indonesia. Hal ini terbukti pada prospektus final Fore yang mencatat rencana penggunaan dana ialah digunakan untuk pembukaan outlet baru dan modal kerja perseroan. Selain itu, animo pasar cukup tinggi, tercermin dari tingginya minat investor ritel pada masa penawaran awal, dengan oversubscription mencapai 200,63 kali. Ini menunjukkan bahwa saham Fore Coffee setelah IPO memang mendapat perhatian besar dari investor ritel.

Baca juga : Apple Garap Ponsel Lipat iPhone Fold, Ini Bocoran Harganya

Apakah Wajar Harga Saham “Startup” Mengalami Penurunan Usai Pencatatan?

Setelah mencatat kenaikan signifikan selama beberapa hari perdagangan, saham Fore mengalami penurunan harga hari ini. Fenomena ini tidak jarang terjadi dalam dunia pasar modal dan sering dikenal dengan istilah “IPO Hangover”. Secara sederhana, IPO Hangover adalah kondisi dimana saham sebuah perusahaan mengalami tekanan jual di hari-hari awal perdagangan atau setelah “euforia” berakhir.

Beberapa faktor yang memicu IPO Hangover antara lain adalah aksi ambil untung (profit taking) oleh investor awal, terutama yang telah mengantongi keuntungan besar dari kenaikan tajam harga saham. Selain itu, valuasi saham startup yang sering dinilai terlalu tinggi membuat pasar akhirnya menyesuaikan harga dengan ekspektasi realistis terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Kondisi makroekonomi, sentimen pasar, dan tekanan global juga bisa mempercepat terjadinya koreksi.

Penurunan harga saham pasca IPO bukan hal baru di bursa Indonesia khususnya emiten “startup”. Sebagai contoh saat Bukalapak melakukan IPO pada tahun 2021, sahamnya sempat melejit hingga 25% di hari pertama perdagangan, namun kemudian mengalami penurunan dalam kurun waktu 1 pekan hingga berikutnya.

Hal yang serupa juga pernah terjadi pada salah satu startup unicorn terbesar di Indonesia yakni GoTo, GoTo sendiri sudah melakukan IPO sejak April 2022 yang lalu, dan walaupun harga sahamnya sempat mengalami kenaikan pada pekan pertama, namun pada pekan-pekan berikutnya harga sahamnya terus mengalami penurunan hingga sempat menyentuh angka terendah Rp 50 per lembar saham. Ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga saham setelah IPO adalah hal yang lumrah, terutama bagi emiten berbasis teknologi atau consumer-focused startup seperti Fore Coffee.

Namun penting untuk dicatat untuk investor, penurunan ini tidak selalu merepresentasikan buruknya prospek jangka panjang perusahaan. Banyak saham yang pada awalnya melemah namun kemudian menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan. Dalam konteks Fore, koreksi jangka pendek ini bisa dibilang wajar. Terlebih lagi Fore bergerak pada sektor F&B, meski menjanjikan namun tetap rentan terhadap margin dan tantangan logistik yang berbeda dengan sektor-sektor lainnya.

Investor perlu bersikap objektif dan melakukan analisa fundamental serta teknikal sebelum mengambil keputusan investasi. Pemahaman terhadap model bisnis Fore Coffee, rencana ekspansi, dan kinerja keuangan akan sangat membantu dalam menilai apakah harga saham saat ini layak untuk dibeli, ditahan, atau dilepas. Volatilitas awal merupakan hal biasa, dan bagi investor jangka panjang, momen seperti ini bisa jadi peluang.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(maf)


author1
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar