Kesepakatan Raksasa! Nvidia Suntik Intel $5 Miliar Lewat Pembelian Saham

Yasmin Najla Alfarisi . December 30, 2025

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Teknologi.id -  Industri teknologi baru saja menyaksikan kejadian bersejarah. Nvidia, pembuat chip paling terkenal di dunia, resmi berinvestasi sebesar $5 miliar (sekitar Rp 83 triliun) ke saingan lamanya, Intel. Kesepakatan ini, pertama kali diumumkan pada September 2025, dan diselesaikan pada 29 Desember setelah menerima persetujuan dari Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/ FTC).

Para ahli melihat investasi ini sebagai titik kritis keuangan Intel. Beberapa tahun ini, Intel kesulitan dengan perluasan produksi yang memakan biaya mahal serta salah strategi yang menghabiskan uang cadangannya. Sekarang, dengan majunya Nvidia sebagai pemegang saham besar, menunjukkan adanya kepercayaan besar dari pasaran untuk masa depan Intel.

Detail Transaksi $5 Miliar

Menurut pengajuan sekuritas, Nvidia membeli 214,7 juta saham milik Intel melalui sebuah "penempatan pribadi (private placement)" dengan harga per sahamnya sekitar $23.05 sampai $23.28 (Rp386 ribu sampai Rp390 ribu). Artinya, uang ini langsung masuk ke kas perusahaan Intel, bukannya dibeli dari investor lain di pasar terbuka.

Dengan langkah ini, Nvidia sekarang memiliki sekitar 4% saham di Intel. Walaupun investasi ini besar, Nvidia tidak akan mendapat perlakuan spesial, seperti disediakan tempat dalam dewan direksi Intel dan mengakses data rahasia perusahaan. Mereka tetap memiliki hak yang sama layaknya kebanyakan pemegang saham lain.

Baca juga: Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Sejarah Kemitraan yang Lebih dari Uang

Kesepakatan ini bukan hanya tentang uang, namun tentang kolaborasi teknis mendalam. CEO Nvidia, Jensen Huang, menjelaskannya sebagai "kemitraan bersejarah" yang telah berkembang selama setahun. Kedua raksasa ini menyatukan kekuatannya untuk membangun kembali computing stack untuk era AI.

Kemitraanya berfokus pada dua area utama:

  1. Pusat Data: Intel akan mengembangkan CPU kustom x86 yang dipotimalkan khusus untuk bekerja secara lancar dengan GPU Nvidia yang kuat.
  2. PC Konsumen: Komputer pribadi masa depan akan memiliki fitur prosesor Intel yang terintegrasi dengan "chiplet" Nvidia yang berasal dari seri RTX terkenalnya.

Sebuah teknis utamanya adalah penggunaan NVLink. Baru-baru ini, kebanyakan sistem menghubungkan chip menggunakan teknologi PCle. Dengan menggunakan paten NVLink milik Nvidia, produk kerja sama ini akan menawarkan data 10 kali lebih cepat dari koneksi biasa, sehingga dapat meningkatkan kinerja AI secara signifikan.

Manfaat Strategis Bagi Kedua Raksasa

Foto: Wccftech.com

Meskipun berita ini menyebabkan lonjakan saham Intel sampai lebih dari 20%, para analis mengatakan Nvidia kemungkinan mendapat keuntungan lebih besar. Dengan bermitra bersama Intel, Nvidia mendapat akses langsung ke ekosistem x86 yang besar. Arsitektur ini merupakan fondasi dari hampir seluruh sistem modern Window dan Linux, artinya Nvidia sekarang dapat menawarkan solusi AI yang sangat kompatibel dengan software enterprise yang ada.

Bagi Intel, kesepakatan ini memberikan stabilitas yang dibutuhkan mereka.

"Kemitraan ini memberikan Intel suntikan modal dan kepercayaan diri," ungkap Mario Morales dari IDC.

Hal ini meyakinkan kembali pelanggan dan pemerintah AS bahwa Intel tetap memimpin teknologi semikonduktor meskipun dihadapkan masalah finansial.

Tahun Investasi Besar-Besaran Intel

Nvidia bukan satu-satunya yang mempertaruhkan kembalinya kejayaan Intel di tahun 2025. Ini telah menjadi tahun pemecah rekor bagi Intel dalam rangka menjaga modalnya:

  • Pemerintah Amerika Serikat: Membeli saham 10% senilai hampir $9 miliar (sekitar Rp150 triliun) di bulan Agustus.
  • SoftBank: Menginvestasikan $2 miliar (sekitar Rp33 triliun) bulan lalu.
  • Nvidia: Dana "penyelamat" senilai $5 miliar (sekitar Rp83 triliun) menjelang penutup tahun.

Selagi jajaran investasi ini membantu merancang bisnis Intel, masih terdapat hambatan, terutama mengenai manufakturnya, yang masih dihadapkan masalah finansial.

Baca juga: Terbongkar! Jalur Tikus DeepSeek Dapat Chip Nvidia via Singapura & Malaysia

Masa Depan Perangkat AI

Kolaborasi ini menandakan perubahan dalam industri. Bukannya bersaing untuk dominasi total, kedua perusahaan ini mengakui bahwa revolusi AI membutuhkan pendekatan hibrid. Seperti yang dikatakan Jensen Huang,

"AI mendorong pembangunan kembali computing stack menyeluruh."

Walaupun Nvidia akan melanjutkan pengembangan CPU-nya berdasarkan arsitektur ARM (seperti Vera dan N1 yang akan datang), kesepakatan ini memastikannya tetap relevan dalam pasar x86. Bagi konsumen dan perusahaan, artinya perangkat yang lebih kuat, efisien, dan spesial kemungkinan besar akan segera hadir, didukung keahlian gabungan dari dua perusahaan chip paling ikonik di dunia.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar