Foto: TimesLIVE
Teknologi.id – Setelah manusia mampu mencapai Bulan berkat bantuan teknologi, banyak orang yang bermimpi bisa tinggal di Bulan.
Beberapa badan antariksa milik negara dan perusahaan swasta pun berlomba untuk bisa mengirim manusia dan membangun pangkalan permanen di Bulan.
Hal tersebut bisa menjadi sebuah tanda akan adanya kehidupan di masa mendatang. Tidak seperti di Bumi, tinggal di Bulan mungkin akan membutuhkan biaya yang mahal.
Sebab, banyak hal yang harus disiapkan agar manusia bisa tinggal di sana, misalnya untuk membangun rumah yang dapat beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrim dan lingkungan tanpa gravitasi.
Dikutip dari CNN Indonesia, sejumlah pakar keuangan dunia telah melihat hampir setiap aspek kepemilikan properti di Bulan.
Baca juga: 6,7 Juta Sampel Sperma akan Dikirim ke Bulan, ini Tujuannya
Mulai dari tata letak rumah di Bulan hingga biaya energi, makanan, dan kebutuhan lainnya. Mereka menggunakan data dari berbagai sumber.
Selain itu juga mewawancarai para ahli untuk mendapatkan gambaran paling akurat tentang biaya kepemilikan rumah di satelit alami Bumi tersebut.
Berdasarkan perhitungan, setiap orang membutuhkan biaya sekitar US$62 juta atau Rp894 miliar untuk membangun satu unit rumah di Bulan.
Dengan uang muka 10 persen, hipotek Bulan akan dikenakan biaya sekitar US$326 ribu per bulan atau Rp4,7 miliar, selama 25 tahun.
Setelah rumah pertama dibangun dan dibeli, rumah berikutnya akan lebih murah. Rumah kedua dan selanjutnya akan menelan biaya sangat sedikit, sekitar US$52 juta atau Rp750 miliar.
Baca juga: Perseverance, Robot NASA Tercanggih yang Mendarat di Mars
Hal tersebut karena kontraktor sudah memperoleh pengetahuan dan sistem yang tepat untuk mewujudkan rumah di Bulan dari rumah pertama.
Di Bulan terdapat berbagai lokasi untuk dipilih. Setiap lokasi memiliki keunikan tersendiri, mulai dari danau yang tenang hingga medan pegunungan.
Namun, biaya perizinan tanah di Bulan dapat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung kondisi daerah tersebut.
Satu hektar tanah di lokasi Bulan yang paling dicari, yakni 'Laut Hujan' akan dikenakan biaya US$131 atau Rp1,8 juta.
Sedangkan lisensi di 'Laut Uap' hanya akan menelan biaya US$18,8 atau Rp260 ribu. Secara lebih spesifik, biaya untuk mengangkut komponen dari Bumi ke Bulan bisa menghabiskan US$8 juta atau sekitar Rp115 miliar.
Sedangkan untuk membangun rumah yang aman dari berbagai aktivitas luar angkasa seperti hujan meteor bisa menelan biaya hingga US$40 juta atau Rp579 miliar, menurut analisis keuangan, Salman Haqqi.
Baca juga: Rusia & China Kolaborasi Bangun Stasiun di Bulan
Sehingga, dengan asumsi mark-up untuk sebuah properti rata-rata 27,61 persen maka setiap orang membutuhkan biaya mencapai US$62 juta untuk membeli rumah pertama di Bulan.
Cara paling efisien untuk menghasilkan listrik di Bulan adalah dengan membeli reaktor nuklir kecil seharga US$1,3 miliar atau Rp18,7 triliun.
Sebagai alternatif, bisa berinvestasi pada 34 panel surya yang akan menghasilkan listrik yang cukup untuk menjalankan satu rumah dan hanya membutuhkan biaya US$23.500 atau Rp339 juta.
Sedangkan untuk makanan, hingga kini belum ada kepastian. Namun, tujuh rumah kaca dibutuhkan untuk menghasilkan satu ton makanan untuk satu rumah yang dihuni empat orang.
Untuk hidup nyaman selama setahun, diperlukan 5,4 ton air untuk mengatur pertumbuhan tanaman dan hidrasi pribadi untuk satu rumah tangga.
(fpk)
Tinggalkan Komentar