
Foto: myahok.com
Teknologi.id - Eksplorasi ruang angkasa kini memasuki babak baru yang sangat ambisius, dengan Bulan sebagai target utama berbagai misi internasional dalam dekade mendatang. Namun, di balik semangat penjelajahan tersebut, sebuah ancaman lingkungan yang serius mulai membayangi satelit alami Bumi ini. Para peneliti baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai risiko Bulan yang berpotensi menjadi "kuburan massal" bagi satelit-satelit rusak dan sampah antariksa lainnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah peluncuran wahana antariksa menuju orbit lunar, masalah limbah digital dan mekanis di luar angkasa bukan lagi sekadar isu di orbit Bumi, melainkan telah meluas hingga ke tetangga terdekat planet kita.
Penumpukan Sampah Antariksa di Orbit Lunar
Laporan yang dilansir dari CNN Indonesia dan Perspektif mengungkapkan kekhawatiran para ilmuwan mengenai ketiadaan regulasi yang ketat dalam pengelolaan lalu lintas di sekitar Bulan. Saat ini, banyak negara dan perusahaan swasta berlomba-lomba mengirimkan satelit untuk kepentingan pemetaan, komunikasi, hingga persiapan pendaratan manusia kembali ke permukaan Bulan. Sayangnya, satelit-satelit yang sudah mencapai akhir masa pakainya sering kali ditinggalkan begitu saja di orbit lunar atau sengaja dijatuhkan ke permukaan tanpa perencanaan deorbit yang matang.
Baca juga: NASA Ungkap Asteroid 16 Psyche, Harta Karun Logam yang Bisa Bikin Bumi Kaya Raya
Akibatnya, wilayah orbit di sekitar Bulan mulai dipenuhi oleh sisa-sisa logam, komponen elektronik mati, hingga sisa bahan bakar dari misi-misi sebelumnya. Kondisi ini dipicu oleh gravitasi Bulan yang tidak merata, yang sering kali membuat orbit satelit menjadi tidak stabil dalam jangka panjang. Tanpa adanya sistem manajemen lalu lintas ruang angkasa yang terpadu, satelit yang sudah tidak berfungsi ini bisa saling bertabrakan dan menciptakan ribuan fragmen kecil baru. Fenomena ini meningkatkan risiko benturan bagi misi-misi baru yang sedang atau akan berjalan, menciptakan siklus tumpukan sampah yang sulit untuk dibersihkan.
Penyebab Satelit Mudah Jatuh dan Menumpuk di Sekitar Bulan
.jpg)
Foto: tempo.co
Salah satu alasan utama mengapa Bulan berisiko menjadi kuburan massal adalah karena karakteristik unik dari medan gravitasinya yang tidak beraturan. Berbeda dengan Bumi yang memiliki distribusi massa relatif stabil, Bulan memiliki konsentrasi massa yang padat di bawah permukaannya, yang sering disebut sebagai mascons (mass concentrations). Fenomena ini secara teknis menyebabkan satelit yang mengorbit pada ketinggian rendah mengalami tarikan gravitasi yang berubah-ubah secara ekstrem. Jika satelit tersebut kehabisan bahan bakar untuk melakukan koreksi posisi, tarikan ini akan menarik satelit keluar dari jalurnya dan pada akhirnya menyebabkan tabrakan dengan permukaan Bulan atau satelit lain.
Baca juga: NASA Temukan Bukti Mars Pernah Alami Hujan Tropis dan Iklim Hangat
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya atmosfer di Bulan yang bisa membantu membakar sampah antariksa melalui gesekan udara, sebagaimana yang terjadi di Bumi. Di orbit Bumi, sampah yang masuk kembali ke atmosfer biasanya akan terbakar habis sebelum mencapai tanah. Namun di Bulan, setiap kepingan logam sekecil apa pun akan tetap utuh dan menjadi ancaman permanen di ruang hampa. Hal inilah yang menyebabkan peneliti sangat khawatir bahwa tanpa perencanaan deorbit yang sistematis, orbit lunar akan segera mencapai titik jenuh di mana puing-puing satelit rusak akan terus berputar tanpa henti, menghalangi jalur akses bagi misi-misi masa depan yang ingin mendarat di kutub-kutub Bulan yang strategis.
Urgensi Regulasi Internasional dalam Menjaga Kelestarian Orbit Bulan
Sebagai kesimpulan, potensi Bulan menjadi kuburan massal bagi satelit rusak merupakan peringatan keras bagi komunitas internasional untuk segera merumuskan protokol pengelolaan sampah antariksa yang lebih tegas. Keberhasilan penjelajahan luar angkasa di masa depan sangat bergantung pada seberapa peduli kita terhadap kebersihan orbit yang kita gunakan saat ini. Penting bagi setiap negara maupun pihak swasta untuk mengadopsi teknologi deorbit yang memungkinkan satelit ditarik kembali atau dihancurkan secara aman setelah tugasnya selesai. Dengan menjaga keasrian orbit lunar, kita tidak hanya melindungi aset teknologi yang bernilai miliaran dolar, tetapi juga memastikan bahwa Bulan tetap menjadi laboratorium alam yang aman bagi generasi mendatang dalam menguak rahasia alam semesta.
Pengelolaan ruang angkasa yang bertanggung jawab adalah investasi tunggal yang akan menjamin kelangsungan impian manusia untuk menjangkau bintang-bintang. Tanpa tindakan nyata sekarang, keindahan Bulan yang kita lihat dari Bumi mungkin akan segera dikelilingi oleh lapisan sampah logam yang kita ciptakan sendiri.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(AA/ZA)

Tinggalkan Komentar