Foto: Kemenkeu
Teknologi.id – Melihat dari sejarah lalu bahwa pandemi memang akan
usai pada akhirnya. Tetapi kapan tepatnya covid-19 akan berakhir, dan apa yang
diperlukan untuk akhirnya "normal" kembali?
Organisasi kesehatan dunia WHO secara resmi menyatakan
COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020.
Suatu penyakit menjadi pandemi jika menyebar ke seluruh
negara, benua, dan/atau wilayah dan jika dapat dengan mudah menyebar dari orang
ke orang, menginfeksi sejumlah besar orang.
Pandemi dimulai dengan penyakit,
biasanya penyakit baru seperti COVID-19, lalu menyebar dengan cepat ke seluruh
dunia. Akan tetapi, kapan dan bagaimana akhirnya?
"Itu pertanyaan fantastis yang para ahli di seluruh dunia benar-benar pikirkan saat ini karena sangat sulit untuk mengatakan kapan pandemi berakhir," kata Casey Pinto, asisten profesor ilmu kesehatan masyarakat di Penn State College of Medicine, dikutip Detik dari ABC, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Teknologi Superkomputer Guna Terapi Covid-19
Ada beberapa faktor yang
berkontribusi untuk mencapai titik ketika virus berhenti menyebar dengan mudah.
Namun satu faktor terbesar adalah
mencapai kekebalan kelompok, dan tidak hanya mencapai kekebalan kelompok di
satu negara saja, melainkan seluruh dunia.
"Karena kita adalah
masyarakat yang sangat terhubung, orang-orang akan melakukan perjalanan antar
negara bagian dan antar negara,”
“Sehingga kekebalan kelompok perlu dicapai di seluruh bangsa dan dunia agar pandemi berakhir," kata Pinto.
Meskipun ambang batas yang tepat
untuk kekebalan kelompok tidak diketahui, para ahli memperkirakan bahwa kita
akan membutuhkan setidaknya 70% orang untuk kebal terhadap virus.
Para peneliti dapat memperkirakan persentase orang yang perlu kebal terhadap virus untuk mencapai kekebalan kelompok dengan membandingkan COVID-19 dengan penyakit lain dengan tingkat penularan serupa.
Baca juga: Menkominfo Lindungi Data Diri Peserta Vaksinasi Covid-19
"Seperti campak, kita tahu
bahwa kita membutuhkan sekitar 93% populasi untuk divaksinasi ata memiliki
kekebalan alami melalui paparan untuk mencegah wabah campak.
“Dengan COVID, karena hampir sama
menularnya dengan campak, mungkin kita membutuhkan sekitar 90% orang untuk
kebal," kata Pinto.
Sejak pandemi COVID-19 melanda,
orang membandingkannya dengan pandemi flu 1918. Sekitar 25 juta orang meninggal
dalam enam bulan pertama sejak virus menyebar.
Pandemi itu membutuhkan waktu
sekitar 18-20 bulan untuk sepenuhnya berakhir. Namun virus itu tidak hilang,
dan itu adalah hal yang sama yang para ahli perkirakan akan terjadi pada
COVID-19.
Pinto dan para ahli kesehatan dan ilmuwan mengingatkan
masyarakat bahwa pandemi belum berakhir.
Menjaga jarak sosial, rajin mencuci tangan, menggunakan
masker, dan segera divaksin adalah pertahanan kita saat ini.
(fpk)
Tinggalkan Komentar