Foto: Techcrunch
Teknologi.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitranya BioNTech. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh New York Times pada Jumat (11/12), dan kemudian didukung oleh The Wall Street Journal.
EUA tersebut mengikuti rekomendasi dari panel ahli independen yang ditugaskan oleh FDA untuk meninjau aplikasi Pfizer. Para ahli tersebut kemudian memberikan rekomendasi dengan suara mutlak yang disampaikan pada awal minggu kemarin. Setelah EUA tersebut, pengiriman vaksin diharapkan segera dimulai.
Pfizer sendiri akan menyanggupi stok sebanyak 2,9 juta dosis dalam pesanan pengiriman awal. Pasien dalam kategori individu yang sangat rentan, termasuk petugas kesehatan dan lansia di fasilitas perawatan jangka panjang, diprioritaskan untuk menerima vaksin ini dalam beberapa hari setelah EUA diberikan.
Baca Juga: Jokowi: 1,2 Juta Vaksin COVID-19 Sinovac Tiba di Indonesia
Persetujuan ini bukanlah sertifikasi penuh dari regulator terapeutik AS, tetapi ini adalah tindakan darurat yang masih memerlukan tinjauan komprehensif terhadap informasi yang tersedia yang diberikan oleh Pfizer berdasarkan uji klinis Fase 3, yang mencakup sekelompok 44.000 peserta sukarelawan.
Pfizer menemukan bahwa vaksinnya, yang merupakan pengobatan berbasis mRNA, 95% efektif berdasarkan analisis data dari uji coba hingga saat ini. Data tersebut juga menunjukkan jika tidak ada masalah keamanan yang signifikan pada pasien yang menerima vaksin.
Setelah urutan dosis awal 2,9 juta, AS bermaksud untuk mendistribusikan sekitar 25 juta dosis lagi pada akhir tahun 2020. Hal ini tentu saja masih kurang dari cukup, karena vaksin COVID-19 Pfizer ini memerlukan 2 dosis untuk setiap individu.
Mengingat laju kecepatan Pfizer dan volume pesanan AS, sepertinya ini tidak akan serta merta rampung pada Q1 atau Q2 tahun 2021. Sebagian besar masyarakat harus bersabar untuk menunggu stok vaksin diproduksi kembali.
Baca Juga: Menkeu Gelontorkan Dana Rp 31 Triliun untuk Vaksin Corona
Meskipun begitu, ini adalah langkah pertama yang menjanjikan, dan pencapaian monumental dalam hal waktu penyelesaian pengembangan vaksin. Sudah sekitar delapan bulan sejak pengerjaan kandidat vaksin Pfizer dimulai, akhirnya langkah ini terealisasi.
Sebagai informasi tambahan, Moderna juga telah mengajukan EUA untuk kandidat vaksinnya. Sama dengan Pfizer, vaksin dari Moderna ini yang juga menerapkan jenis vaksin mRNA.
Vaksin tersebut nantinya diharapkan akan memberikan instruksi kepada sistem kekebalan tubuh seseorang untuk menghasilkan tindakan pencegahan yang efektif terhadap Virus Corona. Jika Moderna bisa segera menyusul, berarti akan ada 2 jenis vaksin yang mungkin tersedia di AS sebelum akhir tahun 2020.
(af)
Tinggalkan Komentar