Zero-Trust Authentication Digunakan untuk Tingkatkan Keamanan AR/VR, Apa Itu?

Indah Mutia Ayudita . July 28, 2020

Headset VR Stand-Alone Oculus Quest. Foto: Oculus

Teknologi.id - Keamanan menjadi salah satu fokus perhatian perangkat ponsel. tablet, dan komputer. Kini, perangkat-perangkat cerdas dilengkapi dengan password atau scanner biometrik untuk melindungi perangkat agar tidak dapat diakses oleh orang-orang tanpa hak akses.

Termasuk untuk headset AR dan VR yang telah berevolusi menjadi perangkat tersendiri. Karena proses pengetikan maupun pen-scan-an tidak semudah pada ponsel atau komputer, beberapa peneliti mengajukan alternatif, yakni Zero-Trust Authentication atau disebut ZeTA.

Tak seperti password, ZeTA membagikan kode rahasia dengan penggunanya. Nanti, pengguna akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan ya/tidak untuk menentukan apakah pengguna mengetahui kode rahasia yang dimaksud.

Misal, kode rahasianya adalah "biru, BUKAN hijau", pertanyaan yang harus dijawab adalah "langit?" yang dijawab dengan ya, dan "rumput?" yang dijawab dengan tidak.

Tingkat keamanan ZeTA bergantung pada jumlah pertanyaan yang diberikan, bahkan bisa mencapai tingkat keamanan yang sama dengan perlindungan menggunakan PIN.

Baca juga: Memakai Google Classroom Tanpa Internet dan Kuota? Ini Caranya

Keamanan untuk headset AR dan VR belum menjadi isu yang utama saat ini karena kebanyakan perangkat wearable masih bergantung pada PC, smartphone, atau konsol game yang masing-masing memiliki sistem keamanan sendiri.

Namun, beberapa headset AR/VR akan 'melepaskan' diri dari ketergantungannya terhadap perangkat lain dan bisa berdiri sendiri, misalnya pada Oculus Quest milik Facebook yang kini bisa mendeteksi gerakan tangan dan memiliki mikrofon untuk mendengarkan perintah suara.

ZeTA bergantung pada kemampuan manusia yang bisa memahami hubungan semantik antar objek, namun mengurangi input dengan menggunakan respon biner (ya/tidak).

Dengan menjawab pertanyaan ya/tidak, headset akan mengetahui bahwa penggunanya mengetahui kode rahasia dan memberikan akses penuh.

Baca juga: Terganggu Notifikasi saat Bermain Game? Berikut Cara Mengatasinya

Institut Teknologi Karlsruhe, Universitas Denver, dan Universitas Indiana didukung oleh Kementrian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman untuk mempresentasikan hasil kerja mereka pada tanggal 7 Agustus waktu setempat dalam acara konferensi virtual Who Are You?! Adventures in Authentication (WAY) 2020.

Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk menentukan kenyamanan pengguna, menilai efektivitas dan efisiensi dari 3 skema mode input: menggunakan suara, gerakan kepala naik/turun atau kiri/kanan, dan mengetuk permukaan tertentu.

Beberapa hal yang jadi perhatian adalah untuk menerapkan perlindungan yang cukup aman setidaknya membutuhkan respon dari 25 jawaban bisa memakan banyak waktu, para peneliti menarik kesimpulan respon yang lebih kompleks justru jadi lebih praktikal.

Jika penasaran dengan konsep ZeTA atau ingin melihat keseruan konferensi virtual ini, kamu bisa mengunjunginya di laman berikut.

(im)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar