Foto: CCTV/framegrab
Teknologi.id - SpaceX disebut terus menjadi sumber inspirasi utama bagi insinyur China. Hal ini dibuktikan dengan kontraktor utama luar angkasa China yang baru-baru ini memperkenalkan sebuah konsep roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, mirip dengan Starship milik SpaceX.
Konsep ini dirancang untuk mendukung ambisi besar China dalam eksplorasi luar angkasa. Sebelumnya, salah satu perusahaan China juga sedang mengembangkan versi mereka sendiri dari roket Falcon 9 milik SpaceX, yang telah meluncurkan lebih dari 100 misi orbital tahun ini.
Long March 9
Baru-baru ini, terungkap kembali bahwa China tengah mengembangkan roket angkut berat generasi berikutnya, yang dinamai Long March 9. Roket ini memiliki desain yang sangat mirip dengan Starship milik SpaceX, setidaknya dalam salah satu konfigurasi yang direncanakan.
Konsep baru untuk desain roket Long March 9 China, yang memang sering mengalami pembaruan, dipamerkan di Zhuhai Airshow yang berlangsung di Provinsi Guangdong. Pameran ini dibuka pada Selasa (12/11).
Dalam sebuah presentasi pada acara pameran tersebut, dijelaskan bahwa Long March 9 direncanakan untuk mengirim astronot ke bulan dan untuk mengerjakan berbagai tugas lainnya.
Roket ini akan tersedia dalam tiga versi, di mana salah satu versi yang direncanakan adalah roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, mirip dengan Starship milik SpaceX.
Seperti yang dikutip dari Space News, Selasa (19/11), presentasi tersebut menunjukkan tahap pertama, yaitu melepaskan sirip jaring (grid fins) dan melakukan pembakaran untuk kembali ke atmosfer.
Setelah itu, roket melakukan pembakaran pendaratan yang mengarah ke platform lepas pantai, dengan rel yang dapat bergerak menutup untuk menangkap tahap tersebut, sementara sirip jaring berada tepat di atas atau bersandar pada rel.
Pada bulan Oktober lalu, SpaceX mendemonstrasikan penangkapan pertama dari booster Super Heavy, di mana lengan-lengan pada landasan peluncuran roket bergerak untuk menangkap tahap roket tepat di bawah sirip jaring (grid fins).
Masih dalam presentasi Zhuhai Airshow, terlihat juga tahap atas yang mirip dengan Starship, yang melakukan manuver masuk kembali dengan gaya "belly flop" yang sudah dikenal, sebelum mendarat secara vertikal setelah melakukan pembakaran untuk penurunan.
Baca juga: Satelit Merah Putih 2 Telkom (TLKM) Sukses Meluncur, Pakai Roket Elon Musk
Chen Ziyu, seorang desainer di China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT) yang berada di bawah China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), mengatakan kepada media negara China Central Television (CCTV), “Roket angkut berat ini memiliki kapasitas 100 ton untuk orbit Bumi rendah dan 50 ton untuk orbit transfer lunar, yang dapat memenuhi kebutuhan peluncuran berbagai misi luar angkasa, mulai dari orbit rendah hingga eksplorasi luar angkasa dalam.”
Chen menjelaskan bahwa pengembangan Long March 9 akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah sebagai model angkut berat yang bertujuan untuk meningkatkan akses ke luar angkasa, sementara tahap berikutnya akan menghadirkan konfigurasi dua tahap yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, dengan tujuan mengurangi biaya dan meningkatkan frekuensi peluncuran.
Booster tahap pertama Long March 9 akan digerakkan oleh 30 mesin YF-215, yang menggunakan oksigen cair dan metana cair sebagai bahan bakar.
Sementara itu, tahap pertama Starship dilengkapi dengan 33 mesin Raptor baru milik SpaceX, juga menggunakan bahan bakar yang sama.
Long March 9 akan memiliki tinggi 374 kaki (114 meter) dan mampu mengangkut setidaknya 150 ton muatan ke orbit Bumi rendah (LEO).
Adapun Starship memiliki tinggi sekitar 400 kaki (122 meter), dengan kapasitas muatan LEO yang serupa.
Long March 9 diperkirakan akan terbang untuk pertama kalinya pada tahun 2033, sementara Starship sudah melakukan lima peluncuran uji, dengan yang keenam ditargetkan pada 18 November.
China juga berencana untuk membangun setidaknya dua megakonstelasi yang masing-masing terdiri dari sekitar 13.000 satelit.
Long March 9 yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dengan kapasitas muatan tinggi akan sangat menguntungkan untuk penyebaran satelit-satelit ini, mirip dengan rencana SpaceX yang akan menggunakan Starship untuk menempatkan satelit Starlink ke orbit.
Baca berita dan artikel yang lain di Google News.
(aia)
Tinggalkan Komentar