Mengenal Web 3.0, Masa Depan Internet yang Ditolak Elon Musk

Fabian Pratama Kusumah . December 27, 2021

Foto: Time to Coin

Teknologi.id - Akhir-akhir ini, istilah “metaverse" dan "Web 3.0" banyak diperbincangkan di internet oleh netizen.

Meskipun keduanya menunjuk pada visi internet masa depan yang lebih baik, penting bagi kedua konsep tersebut untuk tidak digabungkan atau menjadi sumber perpecahan tentang bagaimana kita ingin terus membangun internet.

Konsep metaverse masih terasa kabur karena penerapannya belum jelas dan dibutuhkan banyak pihak untuk bisa melakukannya.

Sedangkan Web 3.0 adalah versi internet yang terdesentralisasi berdasarkan blockchain, teknologi di balik banyaknya mata uang kripto dan token yang tidak dapat dipertukarkan atau NFT.

Banyak orang berpendapat bahwa platform online saat ini terlalu terpusat dan dikendalikan oleh segelintir perusahaan internet besar seperti Amazon, Apple, Alphabet, dan perusahaan induk Facebook Meta.

Konsep Web 3.0 ini banyak pendukungnya karena mereka ingin melihat kekuatan internet berada di tangan rakyat, bukan perusahaan tertentu.

Web 3.0 akan menjadi langkah selanjutnya. Pengguna bukan hanya pembuat konten, mereka juga bertanggung jawab atas platform tempat konten dibagikan.

Entitas terpusat, seperti Facebook, Twitter, dan Google, akan digantikan oleh platform media sosial dan mesin pencari tanpa perusahaan di belakangnya.

Baca juga: Berikut Serba-serbi NFT ART Token yang Wajib Diketahui

Sedangkan CEO Tesla, Elon Musk berpendapat bahwa sebaiknya teknologi seperti Web 3.0 ini tidak ada.

"Saya tidak menyarankan web3 itu nyata - sepertinya lebih seperti kata kunci pemasaran daripada kenyataan sekarang - hanya bertanya-tanya seperti apa masa depan dalam 10, 20 atau 30 tahun. 2051 terdengar sangat futuristik!" jelas Elon Musk melalui cuitannya di Twitter.

"Apakah ada yang melihat web3? Saya tidak dapat menemukannya," Tweet Musk sehari kemudian.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar