
Foto: Jubi.Id
Teknologi.id - Pembangunan Bandar Antariksa Nasional di Pulau Biak merupakan amanah strategis negara untuk memperkuat kemandirian dalam akses ke antariksa.
Landasan hukum pembangunan ini sangat jelas. Sejak lahirnya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, pemerintah telah menegaskan komitmen untuk mengembangkan teknologi antariksa. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan 2016–2040, serta Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2023 yang menekankan aspek technology safeguard.
Dengan regulasi yang kokoh, pembangunan bandar antariksa bukan sekadar proyek ambisius, melainkan bagian dari strategi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. BRIN menegaskan bahwa regulasi turunan sedang diformulasikan agar implementasi pembangunan dapat segera dilakukan.
Baca Juga: BRIN Kebut Riset 6G Melalui Sub-THz dan Cloud Cerdas
Pulau Biak Lokasi Strategis di Garis Khatulistiwa
Mengapa Pulau Biak dipilih sebagai lokasi peluncuran roket? Letaknya yang berada dekat garis khatulistiwa menjadikannya aset strategis bagi Indonesia dalam mewujudkan ambisi antariksa. Posisi geografis ini memberikan keuntungan yang tidak dimiliki banyak negara lain.
Peluncuran roket dari wilayah khatulistiwa memungkinkan roket memanfaatkan rotasi bumi yang lebih cepat. Semakin dekat sebuah lokasi dengan khatulistiwa, semakin besar dorongan alami yang diberikan oleh rotasi bumi terhadap roket yang diluncurkan. Dorongan tambahan ini berarti roket membutuhkan lebih sedikit bahan bakar untuk mencapai orbit, sehingga biaya peluncuran dapat ditekan secara signifikan.
Efisiensi energi ini bukan hanya soal penghematan, tetapi juga membuka peluang untuk membawa muatan yang lebih besar. Satelit, instrumen penelitian, atau bahkan kargo komersial dapat diluncurkan dengan kapasitas optimal. Dengan demikian, Biak memiliki potensi untuk menjadi salah satu lokasi peluncuran roket paling kompetitif di dunia.
Ekonomi Antariksa Peluang 5% dari PDB Dunia
Ekonomi antariksa global yang diperkirakan mencapai 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia menunjukkan betapa besar potensi yang dapat diraih Indonesia apabila mampu mengembangkan industri antariksa secara mandiri. Angka tersebut menandakan bahwa antariksa bukan lagi sekadar ranah penelitian ilmiah, melainkan telah berkembang menjadi sektor ekonomi yang menjanjikan dengan nilai strategis tinggi. Kehadiran Bandar Antariksa Nasional di Biak menjadi langkah penting agar Indonesia dapat mengambil bagian dalam arus besar ekonomi global ini.
Pembangunan bandar antariksa di Biak diharapkan memberikan multiplier effect yang nyata bagi daerah dan nasional. Dampak pertama adalah penciptaan lapangan kerja baru. Kehadiran industri antariksa akan membuka peluang bagi tenaga ahli di bidang rekayasa, teknisi, insinyur, serta tenaga pendukung di sektor logistik, kesehatan, dan keamanan. Hal ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di Papua, sekaligus memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Tahapan Peluncuran Roket Dari Desain hingga PascaPeluncuran
BRIN menjelaskan bahwa tahapan peluncuran mencakup:
- Desain dan manufaktur roket.
- Verifikasi kesiapan dan keputusan go/no go.
- Pengajuan NOTAM (Notice to Air Missions) dan NOTMAR (Notice to Mariners) untuk membuka ruang udara dan laut.
- Sosialisasi kepada masyarakat.
- Transportasi roket dan peralatan ground station.
- Persiapan roket hingga pelaksanaan peluncuran.
- Tahapan pascapeluncuran.
Seluruh proses ini menekankan aspek keselamatan, keamanan, dan koordinasi lintas instansi. Dengan prosedur yang ketat, Indonesia memastikan bahwa setiap peluncuran roket tidak hanya berhasil secara teknis, tetapi juga aman bagi masyarakat dan lingkungan.
Baca Juga: Meta Keluarga Mango Sebagai Pesaing Game Changer AI VIsual!
Infrastruktur Penunjang Landasan Roket

Foto: Brin
Pembangunan bandar antariksa tidak bisa berdiri sendiri. BRIN menegaskan perlunya dukungan infrastruktur dasar, antara lain:
- Akses kelistrikan yang stabil.
- Jaringan telekomunikasi modern.
- Fasilitas kesehatan berstandar internasional.
- Sistem logistik dan keamanan yang terintegrasi.
Dengan infrastruktur tersebut, Biak tidak hanya menjadi pusat peluncuran roket, tetapi juga ekosistem antariksa terpadu yang mendukung riset, industri, dan diplomasi.
Indonesia Emas 2045, Antariksa sebagai Pilar Masa Depan
Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia sebagai negara maju dengan daya saing global. Pembangunan bandar antariksa menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan visi tersebut.
Kepala BRIN, Arif Satria, menegaskan bahwa proyek ini akan memperkuat posisi Indonesia di tingkat global, khususnya dalam pengembangan ekonomi antariksa, lingkungan antariksa, dan keamanan antariksa. Dengan target pembukaan lahan di Biak mulai tahun 2026, Indonesia menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi antariksa, tetapi juga produsen dan penyedia layanan peluncuran.
Pembangunan Bandar Antariksa Nasional di Biak adalah langkah berani Indonesia untuk memasuki era baru. Dengan dukungan regulasi, keunggulan geografis, potensi ekonomi global, serta visi jangka panjang, proyek ini diharapkan menjadi ikon kemandirian teknologi dan ekonomi antariksa Indonesia.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News
(dim/sa)

Tinggalkan Komentar