Foto: Curbed
Teknologi.id – Di Amerika Serikat, tenaga surya telah mengalami
pertumbuhan yang luar biasa dalam sedekade terakhir, dengan tingkat pertumbuhan
tahunan sebesar 42%, menurut Asosiasi Industri Energi Surya (SEIA).
Teknologi fotovoltaik baru telah memungkinkan lebih banyak cara
untuk mendapatkan energi matahari.
Selain panel surya klasik yang
biasa dipasang di atap rumah, ada juga colokan listrik tenaga surya, kompor,
pemanas air, bahkan genset portabel. Tapi pernahkah Anda mendengar tentang cat solar?
Persis seperti namanya, cat yang bisa Anda aplikasikan ke atap,
dinding, atau panel surya Anda untuk menghasilkan listrik ekstra.
Cat surya ini dibuat di Royal
Melbourne Institute of Technology , Australia. Keistimewaannya adalah tidak
hanya menggunakan sinar matahari tetapi juga kelembaban yang dihasilkan
matahari saat menguapkan air.
Dengan mengumpulkan uap air dari udara, cat akhirnya bisa menghasilkan listrik.
Air terbuat dari oksigen dan
hidrogen, yang merupakan sumber energi kimia terbersih. Cat ini mengandung
campuran senyawa yang memungkinkan cat bertindak sebagai semi-konduktor.
Untuk mengkatalisis pemecahan
atom air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan energi dari sinar matahari
dan air dari udara.
Cat terbuat dari titanium oksida
(yang juga ditemukan pada cat dinding biasa) dan molibdenum-sulfida sintetis
yang baru dikembangkan.
Sel Surya Quantum Dot
Foto: Interesting Engineering
Dibuat oleh para peneliti dari
University of Toronto , cat surya ini diperkenalkan sebagai cara untuk
meningkatkan efisiensi sel surya hingga 11%.
Ia bekerja dengan semikonduktor
skala nano yang disematkan ke dalam film penyerap foton. Lebih khusus lagi, cat
fotovoltaik mengandung partikel nano yang memberikan penyerapan cahaya lebih
besar, termasuk ke dalam spektrum inframerah-dekat.
Cat Surya Perovskit
Foto: Interesting Engineering
Baca juga: OYO dan Microsoft Kolaborasi, Sistem Kamar Jadi Canggih
Dinamakan setelah ahli mineral Rusia
Lev Perovskit, struktur kristal perovskit ditemukan di Pegunungan Ural pada
tahun 1939.
Mereka kemudian didemonstrasikan
sebagai bahan semikonduktor yang dapat digunakan sebagai bahan penyerap cahaya
untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Pada tahun 2009, sekelompok
ilmuwan Jepang adalah yang pertama menggunakan perovskit untuk aplikasi energi
surya.
Pada tahun 2014, peneliti dari
University of Sheffield berhasil membuat sel surya berbasis perovskite yang
menggunakan zat berbentuk cair.
Yang diaplikasikan melalui metode
spray-painting yang mengurangi pemborosan material dan biaya. Inilah sebabnya
mengapa sel fotovoltaik ini juga disebut sel surya semprot.
Kelebihan dan Kekurangan Cat Surya
Cat surya masih dalam pengembangan dan belum dikomersialkan secara
luas, selain oleh beberapa perusahaan di seluruh dunia, seperti SolarPaint Ltd
yang berbasis di Tel Aviv.
Namun, ia memiliki kelayakan
komersial yang besar dalam waktu dekat. Lebih
murah dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan panel surya.
Beberapa jenis cat solar dapat diaplikasikan pada atap, dinding, pintu,
dan jendela. Tapi dalam waktu dekat, mereka juga bisa diterapkan pada mobil dan
mungkin di jalan raya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi
bersih kita yang semakin meningkat, para ilmuwan bekerja keras untuk membuat
cat surya cocok untuk permukaan sebanyak mungkin.
Namun, sejauh ini cat surya tidak
memiliki kinerja yang sama dengan panel surya, karena saat ini hanya mampu
menangkap sekitar 3 hingga 8% energi matahari yang jatuh pada permukaan yang
dicat.
Ini adalah salah satu kelemahan terbesar
dari teknologi ini. Para peneliti sedang mempelajari cara-cara baru untuk meningkatkan
efisiensi cat surya, sebuah langkah penting untuk membuat teknologi ini layak
dipakai.
Sementara itu, cat surya dapat
digunakan sebagai alat tambahan untuk meningkatkan kinerja panel surya.
(fpk)
Tinggalkan Komentar