Foto: Dok. Apple
Teknologi.id - Apple baru saja mengumumkan 350 pengembang aplikasi muda sebagai pemenang kompetisi Swift Student Challenge yang telah berlangsung sejak Februari 2024.
Dari jumlah tersebut, 50 pemenang telah diakui sebagai Pemenang Kehormatan.
Dari sekian banyak pemenang, 21 berasal dari Indonesia, termasuk Shania Siahaan, seorang perempuan dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Shania berhasil meraih tempat di daftar pemenang utama dengan menciptakan aplikasi yang menggabungkan pengalaman sehari-hari untuk memberikan manfaat edukatif kepada masyarakat sekitarnya.
Shania menciptakan sebuah aplikasi permainan dengan konsep time-travel.
Pemain diundang untuk menjelajahi suatu lokasi di masa depan yang dilanda penyakit misterius, dengan kesempatan untuk memperbaiki situasi tersebut dengan melakukan perjalanan ke masa lalu.
Di masa lalu, pemain diminta untuk menyelesaikan berbagai misi yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: X Akan Segera Hilangkan Tab Like di Profil Pengguna
Apa yang dimaksud dengan Apple Swift Student Challenge?
Swift Student Challenge adalah program yang memberikan kesempatan kepada siswa di seluruh dunia untuk menunjukkan kreativitas dan kemampuan coding mereka melalui aplikasi, serta mengembangkan keterampilan dunia nyata yang berguna untuk karier mereka di masa depan.
Kompetisi ini menantang peserta untuk menyampaikan ide kreatif dan solusi terhadap masalah di sekitar mereka kepada juri dengan cara yang mudah dipahami dan dalam waktu singkat.
Banyak dari aplikasi yang dikembangkan oleh peserta masih berada dalam tahap pengembangan dan belum dirilis ke publik.
Kompetisi tahunan ini juga merupakan bagian dari kegiatan Worldwide Developers Conference (WWDC) Apple.
Para pelajar yang berpartisipasi dalam Swift Student Challenge bergabung dengan komunitas pengembang global yang menggunakan Swift, bahasa pemrograman yang digunakan oleh profesional untuk menciptakan aplikasi inovatif.
Dari 350 pemenang, 50 di antaranya dinobatkan sebagai Distinguished Winners karena berhasil membuat aplikasi yang dinilai inovatif, kreatif, dan berdampak sosial.
Semua pemenang akan mendapatkan satu tahun keanggotaan Apple Developer Program, voucher gratis untuk ujian sertifikasi App Development with Swift, dan hadiah khusus dari Apple.
Baca juga: Rekomendasi 7 Aplikasi Saham yang Aman dan Terbaik 2023, Cocok untuk Pemula!
Inovasi aplikasi dengan konsep time travel
Foto: Aplikasi GreenTime: Plastic Pollution
Sha Nia kemudian mengembangkan sebuah aplikasi dengan konsep perjalanan waktu sebagai proyek unggulannya untuk mengikuti Swift Student Challenge.
Pada aplikasi ini pemain diajak untuk menyaksikan kondisi suatu lokasi yang terkena penyakit misterius di masa depan, dan mereka memiliki kesempatan untuk mengubahnya dengan melakukan perjalanan ke masa lalu. Di masa lalu, pemain diminta untuk menyelesaikan berbagai misi yang bertujuan untuk mengurangi polusi sampah di laut, seperti membeli produk ramah lingkungan, mengelola sampah, dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya.
Menurut laporan dari detikINET (31/05), Shania mengungkapkan motivasi di balik pembuatan aplikasinya.
Awalnya, ini muncul dari keprihatinan atas banyaknya sampah yang mencemari pantai di daerahnya.
Tinggal di kepulauan memberi kesempatan bagi Shania untuk menikmati pantai kapan saja. Pantai di Tanjung Pinang, tempat kelahirannya, sangat indah untuk dinikmati. Namun, pertumbuhan pesat kota tempat tinggalnya telah berdampak pada kebersihan pantai. Banyak pengunjung yang tidak membuang sampah mereka dengan benar. Inilah yang mendorong Shania untuk mengembangkan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan warga setempat.
Ketika mengikuti Swift Student Challenge, keinginan ini kemudian diwujudkan dalam bentuk aplikasi.
"Jadi aku membuat aplikasi ku ini tujuannya untuk menyadarkan orang kalau misalnya lifestyle habit atau consumption habit kita setiap hari itu berpengaruh banget loh sama lingkungan sekitar kita," jelas Shania.
Shania menamai aplikasi game yang dibuatnya dengan nama GreenTime: Plastic Pollution. Game ini mengusung konsep perjalanan waktu.
Sebagai ilustrasi, di awal permainan, pemain akan dibawa ke tahun 2045, di mana seluruh perairan laut telah berwarna hijau karena tercemar sampah. Situasi ini menyebabkan manusia dan hewan terinfeksi penyakit langka yang tidak diketahui sebelumnya. Pemain diharuskan menjadi agen perubahan yang harus kembali ke tahun 2024 untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam misi pertama, Shania mengusung konsep untuk menggantikan bahan-bahan berbahaya yang umumnya digunakan sehari-hari, seperti plastik sekali pakai, dengan bahan yang ramah lingkungan atau mudah terurai.
Dalam misi kedua, pemain diminta untuk menjadi pembeli cerdas yang tidak membeli produk yang mengandung zat berbahaya bagi lingkungan, dan mencari alternatif yang lebih aman.
Misi ketiga melibatkan pengelolaan sampah di sekitar, khususnya sampah plastik, untuk diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Pemain akan diminta untuk menggunakan sedotan plastik bekas sebagai bahan untuk membuat bingkai foto.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ny)
Tinggalkan Komentar