Teknologi.id - Bill Gates mengungkap dua strategi untuk mengakhiri pandemi COVID-19 pada musim panas tahun depan dalam event Bloomberg New Economy Forum pada Rabu (17/11/2021) lalu.
Dua cara itu, yakni dengan terus memvaksinasi seluruh dunia dan menggunakan obat antivirus yang sedang naik daun untuk mencegah penyakit parah dan kematian.
Menurut Gates, mengakhiri pandemi bukan berarti tidak ada lagi kasus COVID-19, melainkan jumlah kasusnya bisa diturunkan secara drastis pada akhir tahun 2022.
Baca juga: Bill Gates Berminat Investasi di Biofarma Indonesia
Gates mengatakan target itu realistis untuk dicapai setelah melihat progres vaksinasi di seluruh dunia dan perkembangan obat antivirus. Ia menyadari di beberapa wilayah akses dan permintaan terhadap vaksin masih rendah, tapi akses akan ditingkatkan tahun depan setelah masalah pasokan diperbaiki.
Tapi menurut pendiri Microsoft ini, untuk mendorong permintaan vaksin mungkin akan sulit, terutama di daerah seperti di negara-negara Afrika sub-Sahara di mana pandemi COVID-19 tidak begitu kelihatan.
Sedangkan untuk obat antivirus, Gates mengatakan ia terkesan dengan pengembangannya meskipun belum disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration. Jika disetujui, obat-obatan tersebut bisa menurunkan jumlah orang yang menderita gejala parah dan harus dirawat di rumah sakit karena COVID-19.
Saat ini dua obat antivirus yang sudah didaftarkan ke FDA adalah molnupiravir buatan Merck dan Paxlovid buatan Pfizer. Gates mengatakan penderita COVID-19 nantinya bisa langsung mengonsumsi obat ini setelah mendapatkan hasil positif.
Baca juga: Cara Gunakan Fingerprint Lock di Aplikasi WhatsApp
Hasil uji klinis kedua obat ini terbilang cukup menjanjikan. Dalam uji klinis yang dilakukan Pfizer, Paxlovid dan ritanovir bisa mengurangi risiko rawat inap atau kematian pada pasien berisiko tinggi hingga 89%, seperti dikutip dari CNBC, Senin (22/11/2021).
Antara vaksin dan obat antivirus, Gates mengatakan tingkat gejala parah dan kematian yang disebabkan oleh COVID-19 bisa menurun secara drastis pada musim panas 2022.
Meski begitu, Gates memperingatkan perkiraan itu bisa saja mundur karena munculnya varian COVID-19 yang lebih baru dan berbahaya.
"Saat ini, bukti adanya (varian baru) tidak begitu mungkin. Tapi itu tidak bisa benar-benar dikesampingkan," kata Gates.
Menurut data Worldometers, saat ini sudah tercatat total 256.294.448 infeksi dan 5.146.054 yang tewas akibat infeksi COVID-19 di seluruh dunia.
(dwk)
Tinggalkan Komentar