Starlink Belum Punya Kantor di Indonesia, Pajak Masih Tanda Tanya

Nuryana . May 22, 2024

starlink indonesia

Foto: Liputan6

Teknologi.id - Walaupun Starlink sudah beroperasi di Indonesia, perusahaan tersebut diketahui belum memiliki kantor di negara ini dan juga belum memenuhi kewajiban membayar pajak.

Sebelumnya, perusahaan teknologi besar dari Amerika Serikat ini telah mendirikan badan usaha bernama PT Starlink Service Indonesia. Namun, menurut informasi terbaru, mereka masih memiliki kewajiban yang belum dipenuhi.

"Belum (membayar pajak). Juga harus punya kantor di Indonesia," ujar Budi Arie di Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (19/5/2024).

Budi Arie juga menjelaskan bahwa Starlink juga harus mendirikan NOC atau Network Operation Center, yang akan berfungsi untuk memantau dan mengendalikan seluruh kondisi jaringan.

"Customer service itu penting. Misalnya kalau ada penipuan bagaimana? Ngaku jual Starlink, ternyata Starbuck keliling," imbuhnya. Starbuck keliling yang dimaksud Budi merujuk pada tukang kopi keliling yang menjamur di Jakarta.

Budi akan terus memantau dan mengevaluasi kinerja Starlink di Indonesia. Ia juga tidak akan ragu untuk mencabut izin operasional perusahaan internet milik Elon Musk tersebut jika terbukti melakukan pelanggaran, seperti pencurian data melalui penggunaan Starlink.

"Ketakutan soal (pencurian) data jadi perhatian kami," kata Budi.

Menurutnya, kewajiban dan hak Starlink sebagai penyedia layanan internet sama dengan penyedia internet lokal yang sudah beroperasi di Indonesia. Budi menekankan bahwa tidak ada perlakuan istimewa bagi Starlink selama beroperasi di negara ini.

Saat ini, Budi menyatakan bahwa Starlink telah memenuhi beberapa kewajiban, termasuk indikator keberhasilan transaksi (TSR/Transaction Success Rate) dan izin pendaratan di Indonesia.

Baca juga: Gandeng Starlink, Telkomsat Sediakan Layanan Enterprise di Indonesia

Starlink resmi beroperasi di Indonesia

Elon Musk meluncurkan layanan internet Starlink di Indonesia pada Minggu, 19 Mei 2024, di Denpasar, Bali.

Peluncuran layanan internet berbasis satelit tersebut dilakukan di sebuah klinik kesehatan, sejalan dengan misi Starlink untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi dan terjangkau di daerah-daerah tertinggal dan terpencil.

Peluncuran layanan internet yang dimiliki oleh miliarder yang juga memimpin Tesla, SpaceX, dan platform media sosial X ini didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Beberapa jam setelah meresmikan Starlink, Musk juga membuat postingan khusus di platform X melalui akun pribadinya dengan handle @elonmusk.

"Sebuah kehormatan meluncurkan Starlink di Indonesia" tulis Musk, dengan menyertakan sebuah video bendera merah-putih sebagai latar logo Starlink.

 

Pada kesempatan yang sama, Elon Musk menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia.

Pemilik platform microblogging X ini menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat potensial untuk tujuan investasinya.

"Saya pikir dalam jangka panjang, memungkinkan untuk kami berinvestasi di Indonesia. Jadi pada kegiatan ini kami mengumumkan Starlink," jelas Musk.

"Saya pikir saya akan memberikan pengumuman selanjutnya untuk kegiatan lain. Tapi saya pikir sangat memungkinkan untuk berinvestasi di Indonesia," tambahnya.

Sebelum diresmikan oleh Elon Musk, layanan internet Starlink sudah beroperasi dan tersedia di Indonesia. Starlink telah memperoleh surat uji laik operasi (ULO) sejak April lalu, yang merupakan pengujian teknis dan operasional untuk memastikan standar minimum penyelenggaraan telekomunikasi terpenuhi.

Beberapa warga Indonesia yang telah memesan Starlink sudah dapat menikmati konektivitas internet satelit ini. Untuk menggunakan layanan Starlink, pengguna harus membeli seperangkat perangkat keras yang terdiri dari base (dudukan), router, kabel Starlink, dan kabel AC.

Perangkat ini dipasang sendiri oleh pengguna di lokasi terbuka agar transmisi data dari satelit dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, Starlink lebih cocok digunakan di daerah terpencil dan tidak padat penduduk. Selain membeli hardware, pengguna juga harus berlangganan paket internet Starlink yang harganya berkisar antara Rp 750.000 hingga Rp 86 juta.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ny)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar