Misi Nirawak SpaceX Kirim Manusia ke Mars, Elon Musk: Saya Sangat Percaya Diri

Bunga Melssa Maurelia . September 10, 2024
Elon Musk Kirim Manusia ke Mars
Sumber: New Scientist


Teknologi.id - Cita-cita ambisius CEO SpaceX Elon Musk untuk mengkolonisasi Mars semakin mendekati kenyataan. Musk telah lama menyuarakan mimpinya untuk membawa manusia ke Planet Merah (alias Mars) dan menciptakan peradaban di sana. 

Dalam perjalanan menuju tujuan tersebut, SpaceX telah merencanakan misi penerbangan ke Mars yang dijadwalkan akan mulai pada tahun 2026. Namun, misi ini tidak akan melibatkan manusia secara langsung. Sebagai langkah awal, misi ini dilakukan tanpa awak, atau nirawak, untuk menguji kemampuan pendaratan di Mars. 

Elon Musk dan timnya di SpaceX telah bekerja keras mewujudkan visi ambisius mereka. Pada tahap pertama ini, SpaceX akan melakukan penerbangan nirawak untuk mengeksplorasi perjalanan dari Bumi ke Mars. 

Penerbangan ini bertujuan untuk menguji keandalan sistem pendaratan dan memastikan semua teknologi yang diperlukan untuk misi manusia di masa depan berfungsi dengan baik. 

Dalam postigan di akun X (dahulu Twitter) pada 9 September 2024, Musk mengonfirmasi bahwa jika pendaratan tanpa awak ini berhasil, penerbangan awak pertama ke Mars akan terjadi empat tahun setelahnya. Ini berarti, jika semuanya berjalan lancar, manusia bisa mulai menjelajahi Mars pada tahun 2030. 

Baca juga: Kecam UU LGBTQ+ di California, Elon Musk Pindahkan Markas SpaceX dan X

Perkembangan Roket StarShip

Roket Starship menjadi pusat perhatian dalam upaya mencapai Mars. Starship adalah roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat oleh manusia, dengan tinggi sekitar 400 kaki (122 meter) dan mampu menghasilkan daya dorong sebesar 7,5 juta kilogram saat lepas landas. 

Daya dorong ini hampir dua kali lipat dari roket Space Launch System (SLS), yang digunakan oleh NASA untuk program bulan Artemis. Keunggulan Starship tidak hanya terletak pada kekuatannya, tetapi juga pada kemampuannya yang dirancang untuk dapat digunakan kembali. 

Setelah lepas landas, tahap pertama pendorong, yang dikenal sebagai Super Heavy, diharapkan dapat kembali ke landasan peluncuran untuk diperiksa, diperbaiki, dan diluncurkan ulang dengan cepat. 

Meskipun roket Starship telah mengalami beberapa tantangan, SpaceX optimis bahwa dalam dua tahun lagi, mereka akan siap menjalankan misi nirawak ke Maes. Sejak 2023, roket ini telah menjalani beberapa uji coba peluncuran. 

Pada April dan November 2023, serta Maret dan Juni 2024, uji coba ini dilakukan untuk memastikan kesiapan teknologi dan kinerja roket. Kendati demikian dalam beberapa uji coba, seperti yang terjadi pada November 2023, roket mengalami kegagalan dan meledak. SpaceX percaya bahwa mereka telah membuat kemajuan signifikan. 

"Starship belum sepenuhnya beroperasi, namun kami telah melihat banyak kemajuan dalam setiap tes yang kami lakukan. Saya sangat percaya diri bahwa dalam dua tahun lagi, kami bisa menjalankan misi nirawak ke Mars," ujar Elon Musk dalam salah satu postingannya. 

Baca juga: Elon Musk Prediksi Tak Ada Ponsel di Masa Depan, Bakal Digantikan Chip Neuralink

Desan dan Teknologi Starship

Starship bukan hanya sekadar roket biasa. Roket ini terdiri dari dua elemen utama: pendorong tahap pertama yang disebut Super Heavy dan pesawat ruang angkasa tahap atas, yang dikenal sebagai Starship.

Starship ini sendiri memiliki tinggi sekitar 50 meter (165 kaki) dan terbuat dari baja tahan karat yang sangat kuat. Desain yang inovatif ini memungkinkan Starship untuk digunakan kembali, yang sangat penting dalam mengurangi biaya eksplorasi luar angkasa.

Keunggulan utama Starship dibandingkan roket lainnya, seperti SLS milik NASA, adalah kemampuannya untuk digunakan kembali secara penuh dan cepat. Dengan mendaratkan kembali Super Heavy setelah setiap peluncuran, SpaceX berharap dapat menjalankan pemeriksaan, perbaikan, dan peluncuran ulang dalam waktu singkat.

Hal ini sangat penting untuk misi jangka panjang ke Mars, yang membutuhkan biaya yang efisien dan frekuensi peluncuran yang tinggi.

Elon Musk telah lama bermimpi untuk membawa umat manusia menuju planet lain, dan Starship adalah kunci untuk mewujudkan impian tersebut. Dalam pandangannya, Starship memiliki kombinasi kekuatan dan efisiensi yang dibutuhkan untuk membuka jalan bagi pemukiman manusia di Mars.

Misi Membawa Manusia ke Mars

Misi nirawak yang dijadwalkan untuk tahun 2026 merupakan bagian dari strategi jangka panjang SpaceX dalam mencapai kolonisasi Mars. Elon Musk selalu membayangkan bahwa Mars adalah tujuan ideal bagi peradaban manusia berikutnya.

Dengan atmosfer dan kondisi yang jauh lebih menantang dibandingkan Bumi, Mars menawarkan tantangan baru bagi manusia untuk mengeksplorasi dan beradaptasi.

Kolonisasi Mars bukanlah proyek yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Musk mengakui bahwa butuh beberapa dekade atau bahkan abad sebelum Mars dapat sepenuhnya dihuni oleh manusia.

Namun, langkah pertama dalam perjalanan ini adalah memastikan bahwa teknologi yang ada saat ini sudah cukup canggih untuk mendukung kehidupan di sana.

Selain itu, Musk juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan kehidupan di Bumi. Dalam banyak wawancara, dia menyatakan bahwa misi ke Mars bukan hanya tentang pelarian dari Bumi, tetapi juga tentang menciptakan cadangan kehidupan manusia jika terjadi bencana global.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News. 

(bmm)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar