Foto: Forbes
Teknologi.id - Kabar bahwa Elon Musk batal menjabat jadi direksi Twitter cukup menghebohkan pengguna internet.
Pasalnya, beberapa waktu belakangan ini kabar Musk bergabung dengan Twitter ramai diperbincangkan hingga saham milik Twitter pun naik drastis.
Informasi tentang Elon Musk batal menjabat jadi direksi Twitter disampaikan secara langsung oleh CEO Twitter, Parag Agrawal.melalui cuitannya.
Menurut keterangannya, Musk sendiri yang menolak jabatan tersebut pada 9 April, bertepatan dengan hari di mana Ia secara resmi bergabung menjadi dewan direksi Twitter.
“Elon Musk telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan kami. Saya mengirim catatan singkat ke perusahaan, berbagi dengan Anda semua di sini,” tulis Agrawal melalui akun Twitter resminya.
Elon has decided not to join our board. I sent a brief note to the company, sharing with you all here. pic.twitter.com/lfrXACavvk
Dalam catatan singkat tersebut, tertulis bahwa keputusan Elon Musk batal menjabat jadi direksi Twitter adalah pilihan terbaik, meski ke depannya ada kemungkinan muncul masalah baru.
Mengutip dari NPR, Selasa (12/4), Agrawal mengatakan jika Musk tetap menjadi pemegang saham terbesar dan masukannya masih sangat dibutuhkan.
“Kami akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham kami, apakah mereka ada di dewan kami atau tidak. Elon adalah pemegang saham terbesar dan kami tetap terbuka untuk masukannya,” jelas Agrawal.
Tak berselang lama dari pengumuman Agrawal, Musk memposting emoji wajah dengan tangan menutupi mulutnya. Akan tetapi, beberapa jam kemudian cuitan tersebut dihapus.
Baca juga: Bukan Elon Musk, ini Orang Terkaya Hasil dari Kripto
Elon Musk batal menjabat jadi direksi Twitter, tanda mau akuisisi?
Seperti diketahui sebelumnya, Elon Musk telah membeli 9,2 persen saham Twitter menurut pengajuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.
Karena hal itulah, Musk mendapatkan kesempatan untuk menduduki posisi sebagai dewan direksi II di Twitter.
Agrawal pun menyambut baik kedatangan Musk sebagai dewan direksi baru di Twitter dan tak sabar ingin bekerja sama dengan pemilik Tesla tersebut.
Sayangnya, kabar Elon Musk batal menjabat jadi direksi Twitter harus mengubur dalam-dalam keinginan tersebut.
Tidak ada penjelasan pasti mengapa Musk tak ingin menduduki jabatan sebagai dewan direksi.
Namun, terdapat informasi bahwa tindakan Musk menolak jabatan direksi ini dikarenakan Ia ingin mengakuisisi Twitter.
Hal ini disampaikan oleh analis lembaga riset CFRA, Angelino Zino. Ia mengatakan bahwa ini semua adalah cara Musk untuk mengakuisisi Twitter.
“Investasi Musk ke Twitter masih sangat kecil jika kita bandingkan nilainya dengan kekayaan milik Musk. Bukan tak mungkin ada upaya akuisisi dari Musk,” terang Angelino, dikutip dari GizChina, Selasa (12/4/2022).
Adapun anggapan bahwa Musk tidak ingin kepemilikan sahamnya dibatasi oleh perusahaan. Menurut aturan dari Twitter, dewan direksi hanya boleh memiliki saham sebesar 14,9 persen, tidak boleh lebih.
Dengan Elon Musk baal menjabat jadi direksi Twitter, ini mengartikan bahwa Ia bisa membeli saham lebih banyak lagi, sebagaimana dikutip Teknologi dari TheVerge, Selasa (12/4/2022).
Sekarang saja, berdasarkan laporan kepemilikan saham Elon Musk sudah melebihi Jack Dorsey selaku pendiri dan mantan CEO Twitter sebanyak empat kali lipat.
Tak berlebihan, bila Elon Musk dikatakan sebagai pemegang saham “luar” terbesar di Twitter.
Elon Musk batal menjabat karena tak sepakat dengan dewan direksi lain?
Seorang Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives berpendapat perubahan keputusan Elon Musk untuk bergabung dengan Twitter dikarenakan Ia tidak sepakat dengan dewan direksi lainnya.
“Menurut pendapat kami, dewan (direksi) Twitter dan Musk tidak dapat mencapai kepakatan seputar komunikasi Musk dengan publik melalui Twitter,” kata Ives.
“Karena dia (Musk) mungkin perlu mengambil sikap lebih mundur atau diam sebagai bagian dari dewan direksi Twitter,” sambungnya.
Singkatnya, ada kemungkinan Musk tidak sependapat dengan dewan direksi Twitter lain soal kebiasaannya berkomunikasi bersama pengguna lain di Twitter perlu dikurangi.
Di samping itu, berdasarkan informasi dari Time, beberapa karyawan Twitter menyatakan keprihatinannya bahwa Musk dapat merusak budaya perusahaan dan mempersulit orang melakukan pekerjan.
Meski begitu, melalui catatan untuk perusahaannya, Agrawal menyebutkan jika hal-hal yang berkaitan soal Musk tidak perlu dipermasalahkan lagi.
“Mari kita hilangkan kebisingan dan tetap fokus pada pekerjaan apa yang sedang kita bangun,” tegas Agrawal.
(mdt)
Tinggalkan Komentar