Teknologi.id - Kenza Layli dinobatkan sebagai Miss AI pertama di dunia oleh Fanvue World AI Creator Award (WAICA). Kenza dari Maroko berhasil menang melawan 1.500 kontestan dari berbagai negara.
Pada bulan April lalu, platform influencer Fanvue mengadakan kontes kecantikan untuk AI pertama di dunia. Seperti namanya, peserta kontes ini adalah AI yang telah diprogram oleh manusia. Setelah melalui serangkaian proses yang panjang, akhirnya Miss AI pertama di dunia dinobatkan kepada Kenza Layli.
Kenza Layli dinobatkan sebagai Miss AI dengan tolok ukur penilaian estetika, pengaruh online, dan keahlian teknis. Penilaian ini dilakukan oleh dua influencer AI, pendiri media Andrew Bloch, sejarawan kontes kecantikan Sally-Ann Fawcet.
Kenza Layli merupakan sosok AI buatan perusahaan Phoenix AI asal Maroko. Layli digambarkan sebagai sosok berhijab dan bergaun warna emas serta memiliki tubuh jenjang.
Baca Juga: Project Strawberry: Lompatan OpenAI Menuju Penalaran AI Tingkat Lanjut
Layli merupakan influencer yang memiliki 200.000 pengikut di Instagram. Di dunia maya, Layli gemar membagikan postingan mengenai pemberdayaan perempuan, pelestarian lingkungan, serta budaya dan teknologi modern. Konten yang diunggah Layli dibuat dalam tujuh bahasa.
Kreator Laily, Phoenix AI memadukan berbagai teknologi AI untuk menghasilkan gambar, video, dan audio. Apabila dilihat sekilas dalam gambar, Laily tampak seperti manusia biasa. Namun, persona digital Laily dapat terlihat ketika ia bergerak. Pasalnya, cara Laily berbicara dan mengedipkan mata tidak terlihat natural seperti manusia.
Atas kemenangannya tersebut, Layli atau Phoenix AI mendapatkan hadiah utama sebesar 5.000 dolar AS (sekitar Rp 80,6 juta), mendapat mentoring imagine creator sebesar 3.000 dolar AS (sekitar Rp 48,3 juta), dan dukungan PR sebesar 5.000 dolar AS (sekitar Rp 80,6 juta) dari WAICA.
Baca Juga: StudyX, AI Pembantu Belajar Siswa yang Viral Diperbincangkan
Sama seperti kontes kecantikan pada umumnya, Layli juga memberikan beberapa pidato terkait kemenangannya tersebut. "Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini untuk mewakili para pencipta AI dan dengan penuh semangat mengadvokasi dampak positif dari Kecerdasan Buatan. Memenangkan Miss AI semakin memotivasi saya untuk melanjutkan pekerjaan saya dalam memajukan teknologi AI. AI bukan hanya sebuah alat. Ini adalah kekuatan transformatif yang dapat mengganggu industri, menantang norma, dan menciptakan peluang yang sebelumnya tidak ada,” ungkap Layli.
Tidak hanya itu, Layli juga memposting ungkapan terima kasih nya di akun Instagram pribadinya @kenza.layli yang ditujukan untuk para pengikutnya. "Momen ini istimewa. Dalam kompetisi ini saya mencoba untuk mewakili baik negara saya Maroko maupun negara-negara Arab dengan tetap memegang nilai kami,” tulisnya. Meskipun, kontes Miss AI ini menuai kritikan terkait standar kecantikan yang tidak wajar, tapi dengan adanya kontes ini mendorong adanya kemajuan teknologi AI. Influencer AI menawarkan keterlibatan yang dapat terus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kontes ini, juga membuka peluang adanya kontes-kontes serupa di kemudian hari dan mendorong batas-batas kontes.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(sap)
Tinggalkan Komentar