Foto: Atlantic Council

Teknologi.id - Aplikasi TikTok sempat ramai diperbincangkan di negeri paman Sam, Amerika Serikat setelah dituding mengumpulkan data pengguna.

Menanggapi praktik tersebut, Federal Communications Commission (FCC) selaku  lembaga yang mengatur komunikasi dan penyiaran internasional di AS, meminta Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari Apps Store dan Play Store. 

Pernyataan tersebut dikutip dari postingan Twitter Brendan Carr selaku Komisaris FCC yang diunggah melalui akun Twitter pribadinya dengan handle @BrendanCarrFCC. 

Ia menyebutkan bahwa TikTok belakangan telah mengumpulkan data pengguna asal AS secara diam-diam. Hal tersebut tentu saja tidak etis dan dianggap menyalahi aturan yang ada. 

Baca juga: Cara Menghilangkan Watermark TikTok Tanpa Aplikasi

"TikTok bukan hanya sekadar aplikasi, melainkan sebuah platform yang bisa dijuluki sebagai 'Serigala Berbulu Domba'," tulis Carr.

"Bisa disebut demikian karena platform tersebut, berdasarkan laporan terkini, menerapkan praktik pengumpulan data sensitif yang dilakukan dari Beijing, China," tambahnya.

Dalam postingannya Carr juga menampilkan beberapa bukti screenshot surat permintaan penghapusan aplikasi TikTok untuk Apple dan Google. 

Pada surat tersebut dijelaskan bahayanya aplikasi ini terlebih mengenai pengumpulan data masyarakat Amerika Serikat yang dilakukannya. Selain itu, Carr juga memberikan sederet bukti untuk meyakinkan CEO Google Sundar Pichai dan CEO Apple Tim Cook. 

Beberapa di antaranya adalah TikTok yang pernah dilaporkan melanggar aturan privasi sistem operasi (OS) Android pada Agustus 2020 lalu, dugaan TikTok yang mencuri data pengguna yang memasang aplikasi tersebut dari App Store pada Maret 2020 lalu, dan masih banyak bukti lainnya. 

Akan tetapi, baik Google dan Apple hingga saat ini belum memberikan tanggapan mengenai surat dari FCC dan cuitan Carr. 

Baca juga: Cara Dapat Uang dari Tiktok yang Mudah Dilakukan Pemula

Dilansir dari BuzzFeed, TikTok telah memberikan penjelasan resmi mengenai tudingan ini. Mereka mengklaim bahwa pihaknya telah memindahkan seluruh data pengguna TikTok asal AS ke server Oracle yang berlokasi di AS. 

Akan tetapi, sebagian data pengguna TikTok asal AS masih tersimpan di server Singapura. Dalam pernyataannya TikTok menjelaskan bahwa server ini hanya untuk backup saja, jika ada masalah pada server di AS. 

TikTok juga menjelaskan bahwa dalam beberapa waktu ke depan, mereka akan segera menghapus seluruh data pengguna asal AS dari server Singapura.

"Selain pemindahan dan penghapusan data ini, kami juga merombak aspek operasional TikTok di AS, termasuk membuat divisi baru yang sepenuhnya dipimpin oleh warga asal AS. Hal ini bertujuan supaya data pengguna TikTok di AS tetap terjaga," jelas TikTok dilansir dari Techcrunch (30/06/2022).

(kssa)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar