Foto: disway.id / Tangkapan Layar dari X (@Greshcinov)
Teknologi.id - Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, agresi balasan Israel yang lebih kejam terhadap Palestina menarik simpati warga dunia, termasuk netizen Indonesia. Sebagai bentuk protes, netizen Indonesia melakukan aksi membela Palestina dengan menyerang akun media sosial para tentara Israel. Mereka ramai-ramai menggeruduk akun tersebut dan memberikan komentar segala macam. Fenomena ini telah ditanggapi oleh Hariqo Satria, Direktur Eksekutif Komunikonten sekaligus pengamat media sosial.
Dalam sebuah wawancara dengan detikINET pada Senin (20/11/2023), Hariqo menyampaikan bahwa netizen Indonesia tergerak oleh fakta bahwa sekitar 10 ribu warga Palestina, terutama anak-anak, telah kehilangan nyawa. Hal ini mendorong keinginan mereka untuk memberikan bantuan kepada Palestina, yang dianggap sebagai niat baik.
Menurut Hariqo, masyarakat Indonesia kini menggunakan pendekatan baru untuk menyampaikan dukungan mereka kepada warga Palestina. Sebelumnya, dukungan ini biasanya disalurkan melalui aksi donasi dan demonstrasi, namun sekarang juga melibatkan aksi di dunia maya.
Baca juga: MUI Keluarkan Imbauan Bagi Para Pekerja di Perusahaan Pendukung Israel
"Secara umumnya, biasanya netizen akan mengutuk, kemudian melakukan demonstrasi, protes, atau memberikan donasi. Namun, ketika mereka melihat gambar-gambar yang kontras, itulah yang memicu keinginan untuk menyerang dan memberikan komentar terhadap IDF" menurut ujaran Hariqo.
Hariqo juga menyatakan bahwa tindakan ini termasuk dalam bentuk diplomasi antarindividu, di mana masyarakat Indonesia berusaha menegaskan bahwa ketidaksetujuan terhadap agresi militer Israel tidak hanya berasal dari pemerintah Indonesia, tetapi juga dari rakyatnya.
Hariqo menyatakan ketidakpastian terkait kemungkinan respon Israel terhadap netizen Indonesia yang melakukan serangan di media sosial. Namun, yang pasti, para anggota IDF yang menjadi sasaran aksi netizen Indonesia akan merasa tidak nyaman dan terganggu.
Foto: Tangkapan Layar X @Greshcinov
Menurut Hariqo, kemungkinan terbesar adalah adanya protes dari pihak IDF terkait ketidaknyamanan dan ketidakgangguan psikologis yang mereka alami. Jika ada reaksi balik, sepertinya mereka tidak memiliki dasar yang kuat untuk merespons dengan agresi.
Sebelumnya, di platform Twitter dan Instagram, banyak netizen Indonesia saling berbagi akun media sosial para tentara Israel, termasuk nomor WhatsApp mereka. Akun-akun tersebut kemudian dibanjiri oleh komentar dan kritik dari netizen Indonesia. Beberapa postingan juga menunjukkan respon kurang nyaman dari para anggota IDF terhadap ulah netizen Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(tqhf)