Teknologi.id – Melalui fitur baru WhatsApp ‘Create AI Sticker’, pengguna WhatsApp dapat menghasilkan gambar berbasis teknologi AI untuk menciptakan stiker. Lewat fitur tersebut juga, WhatsApp menampilkan gambar seorang anak laki-laki yang membawa senjata saat mengetik kata kunci ‘Palestina’. Hal ini diungkap lewat penelusuran yang dilakukan pada The Guardian tanggal 3 November kemarin.
Fiitur WhatsApp yang belum tersedia di Indonesia ini menunjukkan empat gambar anak laki-laki dan diantaranya ada seorang anak laki-laki yang memegang senjata api mirip AK-47. Sambil memakai topi kufi atau taqiyah yang seringkali dikenakan oleh pria dan anak laki-laki muslim.
Foto: The Guardian
Adapun kata kunci yang diuji oleh The Guardian mulai dari ‘Palestinian’, ‘Palestina’, atau ‘Anak laki-laki muslim Palestina’. AI WhatsApp itu tetap memberikan hasil gambar yang sama, bahkan setelah melakukan tes dari berbagai pengguna yang berbeda.
Baca Juga: Israel Pede Mampu Lumpuhkan Terowongan Hamas Pakai Robot dan Alat Peledak
Mengutip The Guardian dengan penelusurannya, satu menit sebelumnya, ketika menggunakan kata kunci ‘Palestina’ memunculkan gambar tangan sambil memegang senjata api.
Saat ditelusuri dengan ‘Muslim Palestina’, terdapat empat gambar perempuan berhijab yang tersedia, yakni berdiri diam, membaca, memegang bunga, dan memegang papan tanda. Namun, saat melakukan pencarian dengan kata ‘Hamas’ fitur itu memunculkan pesan “Tidak dapat membuat stiker AI. Silakan coba lagi.”
Foto: The Guardian
Dengan kata kunci penelusuran serupa, pencarian ‘Anak laki-laki Israel’ menciptakan empat gambar anak-anak, dua di antaranya merupakan ilustrasi anak laki-laki yang sedang bermain sepak bola. Sedangkan dua lainnya hanya menunjukkan gambar wajah mereka.
Kemudian, untuk pencarian “Anak laki-laki Yahudi Israel” menghasilkan empat gambar anak laki-laki, satu gambar hanya anak yang berdiri, sata memakai yarmulke (kopiah Yahudi), kemudian dua diantaranya menggunakan kalung Bintang Daud di lehernya. Adapun untuk kata kunci “Israel” fitur AI WhatsApp ini hanya menunjukkan bendera Israel dan ilustrasi seorang pria menari.
Foto: The Guardian
Sementara itu, untuk pencarian eskplisit sekalipun seperti ‘Tentara Israel’ atau ‘Israeli defense forces’ tidak memiliki gambar yang membawa senjata sama sekali. Bahkan gambar yang dihasilkan adalah seorang pria berseragam yang mengaitkan kedua tanggan sedang berdoa.
Foto: The Guardian
Dari sekian kata kunci yang mirip dengan pencarian ‘Palestina’, tak ada satupun dari kata kunci ‘Israel’ yang menampilkan sosok memegang senjata.
Baca Juga: Alfamart dan WhatsApp Hadirkan Cara Baru Berbelanja via Chat
Meta sendiri sebagai perusahaan yang menaungi WhatsApp telah memperlihatkan sikap bias mereka terhadap konflik Israel-Palestina. Temuan ini juga terjadi seiring banyaknya pengguna Instagram dan Facebook yang mengunggah konten pro-Palestina. Meta menerapkan kebijakan yang membuat konten Israel melakukan pengeboman di Gaza telah di sensor atau disembunyikan dari pengguna lain.
Untuk membela diri, meta juga membuat pernyataan, “Kami tidak pernah bermaksud untuk menekan komunitas atau sudut pandang tertentu.” Perusahaan tersebut juga mengklaim bahwa jika konten yang tidak melanggar telah terhapus, maka disebabkan oleh error.
Tak hanya itu, sikap bias ini pernah ditunjukkan sebelumnya saat Instagram menyebut beberapa pengguna Palestina sebagai teroris. Adapula pengguna yang mencatat beberapa contoh Instagram yang menerjemahkan ‘Palestina’ diikuti frasa ‘Alhamdulillah' dalam teks bahasa Arab menjadi ‘Teroris Palestina’. Meta meminta maaf atas hal tersebut dan kembali menyebutkan bahwa ini adalah ‘kesalahan’.
Dari pelaporan stiker AI yang dilakukan oleh The Guardian, senator Australia, Mehreen Faruqi memanggil komisioner keamanan internet di negaranya untuk melakukan investigasi “Gambar rasis dan Islamofobia yang diproduksi oleh Meta”.
Gambar anak Palestina yang diilustrasikan dengan membawa senjata di WhatsApp merupakan sebuah tindakan rasis dan islamofobia yang dimasukkan ke dalam algoritma aplikasi. Hal ini juga yang menimbulkan kerugian bagi pihak yang terdampak, yakni Palestina. Menurut Mehreen Faruqi, Meta bertanggung jawab akan hal tersebut.
Meta, dengan sekian banyak plaform media sosialnya dinilai mempunyai pengaruh besar terhadap hak pengguna dari Palestina untuk mengekspresikan pengalamannya. Namun, dengan banyaknya kebijakan bias ini, tentu menghambat kesempatan orang-orang Palestina untuk membuka suara terkait apa yang sedang terjadi disana.
Mark Zuckerberg, selaku CEO Meta hingga saat ini juga belum membuka suara terhadap penyerangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza. Dirinya hanya mengutuk perbuatan Hamas kepada Israel sebagai “kejahatan murni.”
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(NRA)