Teknologi.id - Saat ini, Twitter kembali dikejutkan dengan kehadiran ribuan bot yang membungkam sebuah akun pengguna Twitter, setelah dirilisnya informasi mengenai beberapa algoritme mereka yang menjadi open source (sumber terbuka), beberapa pengguna dan juga para ahli telah membagikan analisis mereka.
Semua bermula ketika ada seorang netizen yang membagikan informasi tentang bagaimana buzzer digunakan untuk membungkam sebuah akun yang sering memberikan komentar negatif dan Elon Musk memberikan respon memberikan hadiah uang kepada yang bisa menemukan asal-mula botnet ini.
Baca Juga: Elon Musk dan Pemimpin Teknologi Lainnya Desak OpenAI untuk Jeda Pengembangan AI
Apa itu Botnet?
Seperti yang dikutip dari UII, Botnet sendiri adalah kependeakan dari "robot network" atau jaringan robot yang merupakan kumpulan dari beberapa perangkat (komputer, perangkat mobile, server, perangkat IoT, dll) yang telah terinfeksi malware dan terhubung melalui jaringan internet satu sama lain.
Twitter bot merupakan akun yang otomatis dan dikendalikan oleh sebuah perangkat lunak. Tujuan dari adanya akun-akun ini adalah untuk melakukan tweet dan juga me-retweet sebuah konten untuk tujuan tertentu dalam skala yang besar dilansir dari Norton.
Lebih lanjut dari Norton, keberadaan atau hadirnya dari bot di Twitter itu sendiri ternyata dapat membantu, tapi bisa juga merugikan. Misalnya apabila dimanfaatkan dengan tujuan yang bermanfaat, dapat digunakan dalam melakukan penyebaran konten atau informasi secara real time dan secara massal, hingga dapat melakukan respon otomatis melalui tweet atau pesan langsung.
Namun, ketika botnet digunakan dengan tujuan yang merugikan, mereka dapat melakukan spam, menyebarkan informasi palsu, dapat juga membatasi jangkauan banyak akun melalui pemblokiran massal, berhenti mengikuti, dan melaporkannya.
Botnet Membungkam Akun Twitter
Hal ini terungkap dari Steven Tey yang merupakan pakar keamanan dari dub.sh, dengan nama pengguna @Steventey memposting sebuah tweet yang mengungkapkan bahwa ada "lingkaran umpan balik negatif" yang bisa mengurangi nilai reputasi pengguna di Twitter, seperti diblokir, dibisukan, laporan penyalahgunaan, laporan spam, dan un-follow.
5. Some negative feedback loops that will reduce your "reputation score" on Twitter:
◆ Getting blocked
◆ Getting muted
◆ Abuse reports
◆ Spam reports
◆ Unfollows (not as heavily penalized as the above 4 though)
Source → https://t.co/gwb4O0iYTy pic.twitter.com/wg4QVTS1H9
Kemudian, hal ini ditanggapi oleh pengguna twitter el gato malo dengan nama pengguna @boriquagato yaitu "Beginilah cara botnet/pasukan aktivis menghancurkan akun. Mereka melakukan pemblokiran dengan mengerahkan 100.000 bot dan menambahkan target ke dalam daftar blokir,"
this is how the botnet/activist armies are crushing accounts
they block w/ 100k bots/add you to block lists.
follow then unfollow
mass report and mute.
and you're silenced.@elonmusk easy fix: only allow blue check mutes/blocks/reports to count.
ban blocklists https://t.co/GJjojIQfBP
Secara teknis, lebih lanjut, bahwa akun-akun buzzer ini akan mengikuti (follow) kepada akun target. Kemudian, para bot ini tidak lagi mengikutinya (unfollow). Dan juga melakukan laporan secara massal, dan di-mute. Akhirnya akun pun dibungkam.
Elon Musk Tawarkan Hadiah Uang Bagi yang Dapat Menunjukkan Asal Muasal "Botnet"
Dalam sebuah Tweet yang dibagikan oleh @boriquagato, ia menyarankan kepada Elon Musk bahwa untuk menangani kasus seperti ini, "hanya akun dengan centang biru yang dapat membungkam/memblokir/melaporkan." Kemudian hal ini di respon oleh CEO Twtitter, Elon Musk dengan menawarkan hadiah uang bagi siapa saja yang dapat menunjukkan asal muasal "botnet" yang diduga ditujukan untuk memanipulasi nilai reputasi pengguna, namun hanya jika pelaku terbukti bersalah, ungkapnya.
Who is behind these botnets?
Million dollar bounty if convicted.
Postingan ini mendapat banyak komentar dari para netizen, ada juga yang mengutarakan pendapatnya mengenai cara menangani kasus bot ini, yaitu dengan bersikap transparan mengenai skor reputasi akun pengguna, seperti yang telah disebutkan oleh pengguna @JanJekielek.
Agreed
Elon Musk pun memberikan pernyataan, "Setuju".
Baca Juga: Elon Musk Ganti Logo Twitter Jadi Dogecoin, DOGE Naik Lebih dari 30%
Bagaimana Cara Buzzer atau Botnet Membungkam di Indonesia
Saat ini, di Indonesia sendiri Twitter banyak digunakan untuk mencari informasi terbaru, karena prosesnya yang cepat. Hal ini juga dimungkinkan karena dengan bantuan beberapa akun base, yaitu akun bot yang digunakan untuk mengirimkan informasi kepada massa yang besar. Cara kerja dari akun base sendiri, dengan mengirimkan informasi melalui dm ditambah dengan kata tertentu, yang kemudian informasi tersebut akan secara otomatis di-tweet dengan sendirinya.
Di sisi lain, setiap unggahan yang dibagikan tentunya tidak akan lepas dari tanggapan para netizen. Sebelumnya, ada beberapa kasus di mana sejumlah akun yang tiba-tiba menghilang tanpa alasan yang jelas, baik dari pihak Twitter maupun pihak berwenang, setelah menyampaikan kritikan atau sindiran terhadap akun atau pejabat tertentu.
Namun, ada juga beberapa pihak yang memang sengaja membungkam kritik tersebut, saat ada pendapat yang tidak sesuai. Cara yang digunakan biasanya seperti menimpa secara masif atau berbarengan dengan pendapat lain di kolom balasan atau bagian trending topic. Selain itu, ada juga buzzer yang mengetag akun bot provider, bank, kafe, dan lainnya menyampaikan keluhan, sehingga respon netizen akan teredam, menyebabkan pengguna harus terus menggulir hingga melihat tanggapan dari netizen lain dilansir dari Republika.
(raa)