WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet di Afrika sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Global

Zoyabelle Ratu Arbian . August 15, 2024


WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet di Afrika sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Global
Foto: Verywell Health


Teknologi.id - Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox kini berada pada puncak wabah, WHO pun mengumumkan keadaan darurat kesehatan global melihat keadaan tersebut di Afrika. Virus itu saat ini tengah ramai menjangkiti masyarakat di Kongo, mulai dari anak anak hingga dewasa. 

Sejauh ini Cacar monyet telah menewaskan 450 orang di Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini kini telah menyebar ke beberapa wilayah Afrika tengah dan timur. Penyebaran yang sangat cepat membuat para ilmuwan khawatir, belum lagi virus tersebut dapat berevolusi membuat varian baru. 

Baca juga: Virus Oropouche: Ancaman Baru Mirip Demam Berdarah yang Mulai Meresahkan

Dilansir dari BBC, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya "sangat mengkhawatirkan". Tedros mengatakan tanggapan internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa. 

Monkey Pox atau yang disingkat Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet. Masih berasal dari kelompok virus yang sama dengan cacar namun jauh lebih tidak berbahaya. Persebaran awal virus ini berasal dari hewan, namun kini juga dapat menular antarmanusia. 

Virus ini paling umum di desa-desa terpencil di daerah hutan hujan tropis Afrika. Di negara itu, daerah yang paling banyak terkena wabah berada di Kongo dan mulai menyebar ke sekitarnya seperti Republik Afrika Pusat juga Uganda dan Kenya. Korban kematian dengan dampak dari penyakit ini adalah anak anak di bawah usia 15 tahun.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: Science

Mpox memiliki dua jenis utama: Klade 1 dan Klade 2. Kedaruratan kesehatan masyarakat mpox pada 2022 disebabkan oleh Klade 2 yang lebih ringan dan menyebar ke hampir 100 negara, namun berhasil dikendalikan melalui vaksinasi kelompok rentan. 

Saat ini, Klade 1 yang lebih mematikan, dengan tingkat kematian hingga 10%, meningkat setelah mengalami mutasi pada September lalu, menciptakan varian Clade 1b yang disebut "paling berbahaya."

Menurut CDC Afrika, ada lebih dari 14.500 infeksi dan 450 kematian akibat mpox pada 2024, dengan 96% kasus di Kongo, namun penyakit ini juga menyebar ke negara-negara tetangga. Yang menjadi penghambat untuk Republik Demokratik Kongo sendiri ialah akses vaksin dan perawatan yang masih sangat terbatas, hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran WHO.

Gejala dari cacar monyet berawal dari demam, sakit kepala, pembengkakan, nyeri punggung, dan nyeri otot. Ketika demam merada, ruam akan mulai bermunculan ke seluruh tubuh dan yang paling sering berada di telapak tangan dan kaki. Ruam, yang sangat gatal atau nyeri, berubah dan melewati berbagai tahap sebelum akhirnya membentuk keropeng, yang kemudian rontok.

Infeksi biasanya sembuh dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari. Virus ini menyebar melalui pakaian, bersentuhan kulit, batuk atau bersin dari orang yang terjangkit, juga melalui hubungan badan.

Baca juga: Hormon Baru Ditemukan di Tubuh Manusia, Bisa Pulihkan Tulang yang Patah

Untuk menyembuhkan penyakit menyebar ini adalah dengan vaksin. Saat ini, permintaan vaksin telah diajukan oleh WHO untuk penggunaan darurat. Akan tetapi, vaksin tersebut belum disetujui secara resmi di negara yang membutuhkannya. 

Michael Marks, seorang profesor kedokteran di London School of Hygiene and Tropical Medicine, percaya bahwa ini layak disebut sebagai keadaan darurat dengan harapan orang-orang akan lebih mendukung negara-negara Afrika sesaat mendengar berita ini.

Pengawasan, vaksinasi, dan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mengendalikan penyebaran mpox di masa depan. Kerjasama internasional dan komitmen terhadap kesehatan global diperlukan untuk memastikan bahwa wabah dapat dicegah dan ditangani dengan efektif sebelum menyebar secara luas.

Baca berita dan artikel lainnya di : Google News

Share :