Teknologi.id - Awal pekan ini, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pemblokiran TikTok di Amerika Serikat. Pemerintah AS melalui peraturan ini memberikan waktu sekitar satu tahun kepada TikTok untuk menjual sahamnya kepada perusahaan non-Cina agar dapat terus beroperasi di AS.
Jika ByteDance tidak menemukan pembeli, maka mereka akan “melanggar hukum bagi entitas untuk mendistribusikan, memelihara, atau memperbarui” aplikasi tersebut. Ini artinya, pengguna tidak akan bisa lagi mengunduh atau memperbarui TikTok dari toko aplikasi, termasuk Apple App Store dan Google Play Store.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Kira-kira berapa harga TikTok jika dijual?
Dan Ives, seorang Senior Equity Research Analyst di Wedbush Securities melalui wawancara dengan Bloomberg Television (15/04/2024) memperkirakan dengan mempertimbangkan pengguna aktif TikTok secara global dan algoritma "emas" nya maka harga jual aplikasi tersebut mencapai $100 miliar atau setara Rp 1.621 triliun (kurs Rp 16.211).
Saat ini TikTok memiliki sebanyak 1,5 miliar orang pengguna dan 170 juta di antaranya adalah pengguna dari Amerika Serikat. Menurut Paw Research Center, banyaknya pengguna di AS ini disebabkan oleh tingginya hype TikTok dikalangan anak muda di mana pengguna 6 dari 10 orang Amerika berusia di bawah 30 tahun tercatat menggunakan TikTok. Oleh karena itu, kepopuleran TikTok ini membuat harganya melambung tinggi.
Tingginya harga ini juga secara khusus disebabkan oleh faktor algoritma TikTok yang terkenal dapat memberikan rekomendasi video yang sesuai dengan minat pengguna melalui "For You Page". Dipercaya bahwa algoritma ini membuat penggunanya "candu" dan dapat menggulir video TikTok hingga berjam-jam, salah satu poin plus yang tidak dimiliki platform media sosial lain.
Dan Ives menambahkan, tanpa algortima spesialnya, harga TikTok dapat berkurang menjadi 30 - 40 miliar dollar. “Kami yakin China dan ByteDance tidak akan pernah menjual TikTok dengan algoritma emasnya. Tanpa algoritma tersebut, kami yakin TikTok bernilai 30 miliar dollar AS hingga 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 486,5 triliun hingga Rp 648,7 triliun),” kata Dan Ives, dikutip dari KompasTekno (29/04/2024).
Namun saat ini, ByteDance selaku perusahaan induk dari TikTok memberi pernyataan bahwa mereka tidak berminat untuk menjual TikTok pada siapapun dan lebih baik menutup aplikasi demi menyelamatkan bisnis dan algoritma "emas" mereka.
Baca Juga: ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Harus Dijual ke Amerika Serikat
Calon Bilioner Yang Tertarik Membeli TikTok
Kabar penutupan TikTok ini menarik perhatian banyak orang dan juga para investor. Walaupun ByteDance menyatakan tidak akan menjual TikTok, beberapa investor dikabarkan tetap berminat untuk membelinya.
Dilansir dari The Wall Street Journal, Kevin O'Leary, ketua O'Shares ETF dan bintang acara TV “Shark Tank,” mengatakan bahwa ia sedang menyusun tawaran yang bernilai antara $20 miliar dan $30 miliar, tanpa algoritme.
Mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa dia membentuk koalisi investor untuk mengakuisisi TikTok.
Bobby Kotick, mantan CEO Activision telah mendekati sang pendiri ByteDance, Zhang Yiming. Ia juga telah menyampaikan ide untuk membeli TikTok pada bulan Maret lalu kepada sejumlah orang dalam sebuah acara makan malam, salah satunya pada CEO OpenAI, Sam Altman.
Baca Berita dan Artikel Lain di Google News
(kar)