Perang Siber Rusia-Ukraina di Tengah Konflik Bersenjata

Sagara Technology . March 07, 2022

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Di tengah konflik bersenjata antara kedua negara, ternyata juga berlangsung jual-beli serangan melalui ruang siber. Hal ini menandakan terjadinya perang siber Rusia-Ukraina.

Sebenarnya hal ini telah dimulai pada 14 Januari 2022, cukup jauh sebelum pernyataan resmi untuk perang diumumkan oleh Rusia. 

Pada hari itu, sebuah serangan siber yang cukup masif dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina. Serangan tersebut diarahkan kepada laman situs pemerintahan Ukraina. 

Tercatat sekitar 70 situs resmi pemerintah Ukraina terkena dampaknya, mulai dari Kementerian Luar Negeri, Kabinet Menteri, hingga Dewan Pertahanan dan Keamanan.

Baca juga: Keamanan Siber di Tempat Kerja: Tips untuk 2022

Serangan tersebut mengganti teks dalam situs-situs tersebut dalam bahasa Rusia, Ukraina, dan Polandia yang berisikan pesan untuk takut dan juga bersiap akan hal buruk yang akan terjadi.

Selain serangan pada bulan Januari tersebut, serangan-serangan siber juga terjadi pada sepanjang bulan Februari kemarin. 

Tidak hanya serangan melalui proses-proses hacking, perang siber Rusia-Ukraina juga dilancarkan melalui misinformasi yang turut memperkeruh suasana.

Perang Siber Rusia-Ukraina melalui DDoS dan Malware

Pada bulan Februari kemarin, serangan siber yang dilakukan terhadap Ukraina mengalami ekspansi. Tepatnya masing-masing pada tanggal 15 dan 23 Februari lalu.

Jika sebelumnya hanya diarahkan kepada situs-situs resmi pemerintah Ukraina, kali ini serangan tersebut juga diarahkan kepada perbankan Ukraina. Lebih tepatnya, dua bank terbesar di Ukraina, yakni PrivatBank and Oschadbank. 

Serangan tersebut tidak hanya menargetkan situs dari kedua bank tersebut, tetapi juga layanan dari ATM dan aplikasi Mobile Banking-nya. 

Ini tentu akan memberikan kesulitan bagi masyarakat Ukraina yang menggunakan layanan kedua bank tersebut, terlebih pada masa-masa sulit ini.

Kedua serangan tersebut dilaporkan sama-sama menggunakan DDoS dan juga Malware. 

Apa itu DdoS dan Malware?

Sederhananya, DdoS adalah sebuah jenis serangan siber yang dilakukan dengan membanjiri lalu lintas internet pada server, sistem, atau jaringan. Umumnya, hal ini dilakukan oleh beberapa komputer host, sampai pada titik di mana target tidak dapat diakses karena terbebani sesuai dengan kemampuannya (overload).

Adapun, Malware adalah jenis serangan siber yang bersifat destruktif/merusak, bukan disruptif/mengganggu seperti DdoS. Cara kerja Malware adalah masuk kedalam perangkat target, umumnya komputer, dan menghapus seluruh data yang ada di dalamnya.

Untuk lebih lengkapnya, baca artikel mengenai DDoS  dan Malware ini dalam perang siber Rusia-Ukraina.

Perang Siber Rusia-Ukraina melalui Misinformasi dan Hoaks

Selain serangan langsung yang diarahkan kepada pemerintah, perang di ruang siber yang terjadi antara kedua negara juga terjadi di media sosial.

Terdapat perbedaan di antara keduanya, jika serangan siber melalui hacker dan peralatannya menyebabkan kerugian secara materil, serangan melalui media sosial ini menyebabkan kerugian secara kredibilitas.

Ini dimungkinkan akibat target audiens yang difokuskan; masyarakat. Sebagai pihak ketiga yang notabene tidak terlibat langsung, informasi-informasi menyesatkan yang beredar di media sosial rawan untuk dipercayai.

Memang, kita tidak bisa menuduh salah satu pihak yang bertanggung jawab atas informasi yang menyesatkan. Namun, fakta bahwa hal ini memperkeruh suasana tidak dapat dihindarkan lagi.

Telah banyak video atau foto yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perang Rusia-Ukraina yang diklaim sebagai situasi terkini jalannya perang. Opini publik menjadi target utama dari kegiatan ini, dengan kata lain, dukungan dari mereka.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi artikel mengenai media sosial dalam perang Rusia-Ukraina ini yang telah fokus membahas tentang hal tersebut.


Share :

Sagara Technology

Your Company