Muncul Istilah Strawberry Generation di Kalangan Anak Muda, Apa Itu?

Afanin Hazimah . November 01, 2024

Foto: Mental Health Center Kids

Teknologi.id -  Semakin banyak muncul istilah yang digunakan untuk generasi muda saat ini. Istilah Strawberry Generation atau generasi stroberi kini sedang hangat menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Istilah tersebut merujuk pada generasi muda masa kini. Namun, apa arti sebenarnya dari istilah tersebut? Mengapa generasi muda dikenal dengan istilah strawberry generation? Simak penjelasan selengkapnya pada tulisan ini. 

Seorang Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, berpendapat bahwa strawberry generation merupakan istilah yang menggambarkan generasi muda memiliki kemiripan dengan buah stroberi. Mengapa stroberi? Padahal buah stroberi mampu menarik perhatian dan disukai orang karena manis asam rasa buahnya. Namun ternyata di balik enak dan menariknya, buah stroberi juga sangat rentan dari segi tekstur. "Stroberi bentuk buahnya bagus tetapi teksturnya lembel. Kalau disikat sedikit, jadi bonyok. Tapi buah itu bagus sekali sebenarnya" jelas Rhenald saat diwawancara pihak media pada Senin (28/10/2024).

Apa Itu Strawberry Generation atau Generasi Stroberi?

Berdasarkan keterangan yang diberikan mengenai generasi strawberry, istilah ini bisa menggambarkan generasi muda yang memiliki kemampuan dan potensi yang luar biasa, tetapi tidak seimbang dengan ketahanan diri yang dimiliki. Generasi muda yang digambarkan ini mudah tertekan, tidak tahan banting, dan memiliki mental yang lembek sama seperti tekstur buah stroberi.

Baca juga: Generasi Z Rela Turun Gaji Demi Lebih Sejahtera Mental

Tidak dapat dimungkiri bahwa generasi muda memiliki potensi yang luar biasa dalam diri mereka. Berbagai skill mampu dikuasai oleh anak muda. Mulai dari skill di bidang kreatif, marketing, sosial media, hingga pengetahuan dan wawasan yang luas. Menurut Rhenald, anak-anak muda juga memiliki previllege yang besar untuk terus mengasah potensi mereka. Tidak sedikit orang tua yang mendukung anak-anak muda saat ini untuk terus mengembangkan potensinya.

Bahkan orang tua dari generasi muda ini sering disebut sebagai strawberry parents. Istilah tersebut diberikan karena orang tua zaman sekarang cenderung memfasilitasi semua kebutuhan anak agar anak dapat tampil dengan baik dan meraih apa yang dicita-citakan. "Nah, anak-anak sekarang ini umumnya karena orang tuanya punya uang. Mereka bisa memperbagus penampilan. Bisa beli pakaian yang bagus, bahasa Inggrisnya bagus, hebat juga bisa menciptakan dirinya di media sosial, pandai foto dan kemudian diedit," tambah Rhenald. 

Baik dari segi penampilan, kemampuan atau skill, potensi dalam diri yang dimiliki generasi muda saat ini mungkin tidak perlu diragukan lagi. Kelebihan ini tentunya mampu menjadi hal yang menarik dari diri generasi muda, seperti buah strawberry juga bisa membuat orang tertarik dari bagian luar. Namun, permasalahannya mungkin datang dari dalam buah, datang dari dalam diri generasi muda. "Tapi generasi ini sering kali rapuh dan tidak bisa tahan lama menghadapi berbagai rintangan. Mereka juga tidak memiliki permanent ownership, lebih mencintai diri sendiri, dan enggak mau ribet," jelas Rhenald. 

Umumnya, generasi muda saat ini dianggap lembek dari segi ketahanan diri terhadap tantangan atau tekanan yang sedang dihadapi. Mudah merasa tertekan dan sulit untuk survive merupakan permasalahan yang sering dialami oleh generasi muda. Bahkan di dunia kerja, generasi muda masih harus berhadapan dengan stigma-stigma seperti malas, mudah kena mental, kurangnya ketahanan kerja, dan lain sebagainya. 

Baca juga: Survei Terbaru: Perusahaan Ramai Pecat Pegawai Gen Z, Ada Apa?

Kekeliruan dan kekurangan dalam pola asuh yang baik dari orang tua dianggap menjadi penyebab munculnya generasi stroberi ini. Orang tua sering kali bersikap terlalu berlebihan dalam memanjakan dan mengkhawatirkan anak-anak mereka sehingga berpengaruh pada pembentukan ketahanan diri mereka dalam menghadapi masalah. "Orang tua khawatir berlebihan pada anaknya. Dari pada merengek, lebih baik dikasih handphone. Kalau handphone hilang, langsung dibelikan yang baru." lanjut penjelasan dari Rhenald.

Dengan demikian, akibatnya anak-anak menjadi tidak mampu memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Hal tersebut juga berpengaruh pada sifat tanggung jawab yang seharusnya juga ditanamkan dalam diri anak. Oleh karena pola asuh seperti itu, anak-anak umumnya tidak pernah menghadapi tekanan dan memecahkan masalahnya sendiri sehingga sangat memungkinkan anak-anak menjadi "lembek". Seolah-olah tampak luarnya sudah bagus, tetapi sebenarnya masih lembek dari dalam diri mereka.

Untuk menghadapi zaman yang semakin berkembang, tidak hanya penguasaan skill yang dibutuhkan oleh generasi muda, tetapi juga ketahanan diri agar dapat survive dari segala tantangan dan rintangan yang dihadapi. Tentunya, benar atau tidaknya generasi muda saat ini termasuk ke dalam strawberry generation bergantung pada kualitas diri yang ditunjukkan oleh generasi muda itu sendiri. 

Baca juga artikel lainnya di Google News

Share :