Teknologi.id - Setelah 15 bulan konflik yang membawa kehancuran di Jalur Gaza, Israel dan Hamas akhirnya sepakat untuk menghentikan pertempuran. Kesepakatan gencatan senjata ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, dan dijadwalkan berlaku mulai Minggu, 19 Januari 2025.
Meskipun memberikan harapan baru bagi masyarakat Gaza dan Israel, perdamaian yang berkelanjutan masih memerlukan usaha bersama dari kedua pihak dan dukungan komunitas internasional.
Baca juga: Resmi! Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata Permanen di Gaza
10 Fakta Penting di Balik Kesepakatan Gencatan Senjata Israel dan Hamas
- Perang Panjang yang Memakan Korban Besar
Konflik ini bermula pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel. Serangan tersebut memicu respons militer yang menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Selama perang, lebih dari 46.000 warga Palestina kehilangan nyawa, sementara korban luka mencapai lebih dari 110.000 orang. Di sisi Israel, serangan awal Hamas menewaskan 1.139 orang, dengan lebih dari 200 orang dijadikan sandera. Qatar Sebagai Penggerak Perdamaian
Qatar memainkan peran sentral dalam proses mediasi. Perdana Menteri Qatar menegaskan bahwa gencatan senjata ini bertujuan untuk menghentikan penderitaan yang dialami kedua belah pihak sekaligus memastikan bantuan kemanusiaan dapat segera disalurkan ke Gaza.Bantuan Kemanusiaan yang Mendesak
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyoroti kondisi kesehatan yang sangat memprihatinkan di Gaza. WHO menyatakan siap bekerja sama dengan mitra global untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di wilayah tersebut.Pembebasan Sandera oleh Hamas
Dalam kesepakatan ini, Hamas sepakat untuk membebaskan sandera Israel yang telah ditahan sejak awal konflik. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut langkah ini sebagai langkah penting untuk memulihkan harapan keluarga para sandera.Serangan Terakhir Sebelum Gencatan Senjata
Sebelum kesepakatan mulai berlaku, serangan besar masih terjadi. Dalam 24 jam terakhir sebelum gencatan senjata diumumkan, serangan udara Israel menargetkan berbagai lokasi di Gaza, menewaskan 62 orang.Peran Pemerintahan Trump dalam Negosiasi
Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, melalui utusannya Steve Witkoff, memberikan tekanan langsung kepada pemerintah Israel untuk segera menyelesaikan kesepakatan ini.Kritik terhadap Peran Pemerintahan Biden
Omar Rahman, seorang analis Timur Tengah, menyatakan bahwa pemerintahan Joe Biden tidak berperan besar dalam tercapainya kesepakatan ini, karena negosiasi telah berlangsung selama hampir satu tahun.Pujian Kamala Harris untuk Biden
Wakil Presiden AS, Kamala Harris, memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Biden dalam proses ini. Ia menyoroti pentingnya mengakhiri penderitaan yang dialami warga Gaza.Netanyahu Berterima Kasih kepada Trump
Netanyahu secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kontribusinya dalam memastikan pembebasan sandera Israel.Tantangan Perdamaian Jangka Panjang
Walaupun kesepakatan ini memberikan secercah harapan, banyak pihak menyadari bahwa perdamaian di kawasan ini masih memerlukan upaya besar. Implementasi kesepakatan perlu diawasi secara ketat agar dapat berjalan sesuai rencana.
Baca juga: Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza Karena Israel Alami Krisis?
Langkah Awal Menuju Perdamaian
Kesepakatan ini menjadi momen penting dalam upaya meredakan konflik di Gaza. Namun, keberhasilan jangka panjang memerlukan komitmen, pengawasan, dan kerja sama dari semua pihak yang terlibat.
(dwk)