Teknologi.id - Israel dan Hamas akhirnya menyetujui gencatan senjata di Gaza, seperti yang diumumkan oleh mediator utama Qatar pada Rabu malam waktu setempat. Kesepakatan ini mencakup pembebasan 33 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian tersebut.
Gencatan senjata ini bertujuan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan di wilayah Palestina. Menurut sumber yang dekat dengan Hamas, Israel juga akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, meskipun pihak Israel menyebutkan jumlah tersebut berada di angka ratusan.
Baca juga: Israel Bom Gaza Pakai AI Lavender, Tewaskan Ribuan Warga Sipil
Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata
Waktu Mulai
Gencatan senjata direncanakan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025, tepat sebelum pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump. Trump sebelumnya menyatakan bahwa konflik ini harus dihentikan sebelum ia resmi menjabat, dengan peringatan keras jika perang terus berlanjut.
Tahapan Gencatan Senjata
Kesepakatan ini dibagi menjadi tiga tahap, dengan tahap pertama berlangsung selama 42 hari. Detail dari tahap kedua dan ketiga belum sepenuhnya terungkap, tetapi pembahasan akan dilakukan selama fase pertama.
Mediator dari Qatar, AS, dan Mesir akan memantau implementasi perjanjian ini melalui sebuah badan yang berbasis di Kairo. Mekanisme khusus juga akan diterapkan untuk memastikan keberlanjutan kesepakatan.
Isi Kesepakatan
Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel yang terdiri dari perempuan, anak-anak, orang tua, serta warga sipil yang sakit atau terluka. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina, meskipun jumlah pastinya akan bergantung pada kondisi sandera yang masih hidup.
Negosiasi untuk tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 dari gencatan senjata tahap awal. Tahap ini mencakup pembebasan sandera lainnya, termasuk tentara pria dan jenazah korban yang telah meninggal.
Penarikan Pasukan Israel
Selama 42 hari pertama, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk di Gaza untuk memungkinkan proses pertukaran tahanan dan pemulangan pengungsi. Namun, Israel tetap mempertahankan zona penyangga hingga 800 meter di dalam Gaza, dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara.
Pasukan Israel tidak akan sepenuhnya meninggalkan Gaza hingga semua sandera dibebaskan. Mekanisme khusus, seperti pos pemeriksaan elektronik, akan digunakan untuk memantau pergerakan pengungsi yang kembali ke wilayah mereka.
Baca juga: Terungkap! Israel Pakai Teknologi Google untuk Tangkap Warga Gaza
Harapan untuk Akhir Konflik
Qatar berharap gencatan senjata ini dapat menjadi langkah akhir menuju penghentian perang di Gaza. Sebagai mediator utama, Qatar mendorong semua pihak untuk mematuhi ketentuan perjanjian.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyebut tahap kedua dari perjanjian ini akan menjadi kunci untuk mengakhiri perang secara permanen. Biden juga menyatakan bahwa tahap tersebut mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza setelah pembebasan seluruh sandera.
(dwk)
Tinggalkan Komentar