Dua Sisi Media Sosial dalam Perang Rusia-Ukraina

Sagara Technology . March 02, 2022

Perang Rusia-Ukraina merebut sorotan utama dalam pemberitaan global akhir-akhir ini. Uniknya, peran media sosial dalam perang Rusia-Ukraina ini juga menjadi salah satu hal yang cukup vital untuk diperhatikan.

Hal ini sudah menjadi konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Yakni bagaimana beberapa alat digital, salah satunya media sosial menjadi sebuah fenomena yang berpengaruh dalam peristiwa apapun.

Tentu saja fenomena semacam ini tidak kita temukan dalam perang-perang terdahulu, saat teknologi digital belum semaju seperti sekarang ini. 

Dalam beberapa hari terakhir ini, peran yang dibawa oleh media sosial dalam perang Rusia-Ukraina bukanlah sesederhana hitam dan putih.

Dengan kata lain, media sosial memiliki dua sisi yang bertolak belakang dalam penyebaran informasi terkait perang Rusia-Ukraina. Berikut adalah pembahasannya.

Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Akurat dan Terpercaya

Sudah sewajarnya orang-orang dari berbagai belahan dunia ingin mengikuti perkembangan terkini dari jalannya perang tersebut. 

Dan saat ini media sosial merupakan wadah yang paling mudah dijangkau sebagai sumber informasi utama.

Baca juga: Penggunaan Twitter di Rusia Mulai Dibatasi

Berbagai macam portal berita terpercaya dari berbagai negara yang sudah merambah ke media sosial tentu menjadi salah satu ujung tombak utama. Namun, banyak warga biasa yang juga turut untuk menyebarkan informasi melalui media sosial mereka.

Salah satu bentuk media sosial sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya

Kebanyakan dari mereka merupakan pemerhati isu-isu terkini dan menyadur dari berita dan informasi yang telah mereka kumpulkan sebelumnya, untuk kemudian disebarkan kembali setelah direkap.

Media Sosial Sebagai Alat Propaganda dan Penyebar Hoaks

Menelan mentah-mentah segala informasi yang beredar di media sosial mengenai perang Rusia-Ukraina juga bukan merupakan tindakan yang bijak. 

Sebelumnya kita telah membicarakan tentang banyaknya akun media sosial yang menjadi sumber informasi terpercaya dan akurat. Di samping itu, tidak sedikit pula yang menjadikan media sosial sebagai alat propaganda.

Propaganda merupakan bentuk komunikasi yang ambigu, setengah benar, dan seringkali menyesatkan. Tujuannya? Tentu tidak lain untuk membenarkan beberapa aksi tertentu, serta menggiring opini publik.

Dilansir dari BBC, telah banyak bertebaran foto dan video hoaks yang turut memperkeruh suasana dari jalannya perang Rusia-Ukraina. Berikut adalah beberapa contohnya.

Pesawat jet milik Amerika yang diklaim sebagai pesawat jet Rusia yang menginvasi Ukraina

Tweet di atas merupakan salah satu informasi hoaks yang beredar luas sejak awal-awal invasi Rusia ke Ukraina dimulai. Terlihat sebuah video yang memperlihatkan pesawat jet yang melintas.

Keterangan yang dimuat menegaskan bahwa pesawat jet tersebut merupakan salah satu alutsista milik Rusia untuk menginvasi Ukraina. Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata pesawat tersebut adalah F-16 Fighting Falcon buatan Amerika, yang belum pernah beroperasi di Rusia maupun Ukraina.

Video dari tahun 2016 diklaim sebagai video prajurit Rusia yang tengah menginvasi Ukraina

Contoh hoaks yang kedua ditunjukkan oleh tweet di atas. Tweet tersebut menyiratkan bahwa telah adanya operasi militer terjun payung oleh Rusia untuk mendarat di kawasan Ukraina.

Video tersebut sudah dilihat ratusan ribu kali di Twitter, tetapi sebenarnya pertama kali muncul di situs berbahasa Rusia pada 2016. Tentunya hal ini akan mengundang beberapa reaksi yang tidak seharusnya dari masyarakat yang melihat tweet tersebut.

Video asal Palestina yang diklaim sebagai video masyarakat Ukraina yang tengah menentang prajurit Rusia
Contoh penyebaran informasi palsu yang terakhir juga datang dari Twitter. Gambar di atas memperlihatkan sebuah tweet yang mengungkap sebuah kebohongan dari sebuah video/gambar yang beredar.

Dari gambar tersebut kita bisa mengetahui bahwa sebuah video anak kecil Palestina yang mengkonfrontasi seorang personel militer Israel diklaim sebagai sebuah video dari Ukraina.

Terlepas dari dampak yang ditimbulkan, penyebaran informasi bohong atau hoaks tidak dapat dibenarkan sampai kapanpun.

Apa yang Dapat Kita Lakukan?

Kita tentu sekarang merasa kebingungan dengan adanya dualisme dari peran media sosial dalam perang Rusia-Ukraina ini. Dengan banyaknya informasi yang beredar, mana yang dapat kita percayai? Dan mana yang tidak?

Sejauh apapun kita mengagung-agungkan zaman digital, fenomena ini dapat kita anggap sebagai sebuah kekurangan dari perkembangan teknologi dan informasi itu sendiri.

Sebagai masyarakat dan juga pengguna media sosial, kita harus bijak dalam menyikapi informasi yang masuk ke telinga kita. Jangan langsung buru-buru percaya terhadap sebuah informasi. Lakukan cross-check terlebih dahulu jika memungkinkan. 

Selebihnya, jika sulit untuk melakukan cross-check, hal paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah tidak memperkeruh suasana dengan meneruskan informasi yang kita terima secara membabi buta.

Di samping itu semua, mari kita doakan yang terbaik bagi para korban dan pihak yang terlibat dalam perang ini. Semoga perdamaian akan menang sekali lagi.













Share :

Sagara Technology

Your Company