Kiat-kiat untuk Memulai Bisnis di Bidang EdTech

Adiwijaya Kusumajati Supama . August 15, 2022

Ilustrasi Education Technology (Edu-Tech). Foto: Smestreet

Teknolog.id - Teknologi Pendidikan atau EdTech adalah proses belajar mengajar melalui pendekatan inovatif yang memanfaatkan perkembangan digital dan teknologi. EdTech menggunakan pendekatan yang inovatif untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Industri ini dianggap sedang berkembang pesat, karena industri ini seakan dibentuk dan didukung oleh pandemi serta perubahan lingkungan kerja yang dinamis. Tak heran status quo di atas telah melahirkan banyak wirausahawan di bidang EdTech seperti Aisha Habir (pendiri BacaPibo.com), Belva Devara (CEO dan pendiri Ruangguru) hingga Sabda (pendiri dan CEO Zenius).

Lalu, bagaimana kira-kira berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk menunjang minat kita berbisnis di dunia EdTech dan mengikuti jejak para founder dan pengusaha EdTech diatas? Berikut kiat-kiat yang telah Teknologi.id rangkum dan tentunya bisa kamu aplikasikan untuk membuat bisnis EdTech kamu berhasil!

Kiat-kiat untuk Memulai Bisnis di Bidang EdTech

1) Ketahui Target Market

Foto: Boston Web Marketing

Hal pertama yang sering dipikirkan oleh para pengusaha EdTech adalah pendanaan dan bagaimana mereka dapat menciptakan pendidikan yang lebih baik. Kedua hal ini perlu diperhatikan, namun kamu juga harus memikirkan target pasar dari perusahaan EdTech kamu terlebih dahulu. Menentukan target pasar untuk bisnis teknologi pendidikan kamu merupakan hal yang sangat penting. Hal ini akan memberi tahu kamu mengenai siapa saja yang akan menggunakan aplikasi ini nanti, seperti guru, siswa, orang tua, dll.

Perlu diketahui, menurut OECD, sekitar 1 miliar pekerjaan akan mengalami perubahan pada tahun 2030. Hal ini menciptakan kebutuhan yang sangat besar untuk peningkatan keterampilan dan keterampilan tenaga kerja global. Beberapa bisnis yang dinilai paling bernilai di dunia telah menyadari pentingnya kebutuhan ini dan mereka juga telah menginvestasikan miliaran dollar untuk pendidikan karyawan:

  • PwC – $3 miliar.
  • Amazon – $700 juta
  • JPMorgan Chase – $600 juta.

Pendidikan konvensional dirasa tidak mampu untuk menjawab tantangan ini dengan baik dan banyak perusahaan yang sekarang mencari jawaban dari permasalahan tersebut. Mereka menilai Edu-Tech merupakan sesuatu yang potensial dan juga dirasa hemat biaya. Karena Edu-Tech menyumbang di bawah 5% dari pengeluaran pendidikan global. Tentunya sektor ini memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar untuk kedepannya.

2) Melakukan Riset Pasar

Foto: Sapio Research

Langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah melakukan riset untuk mengetahui apa yang dibutuhkan target pasar dari platform Edu-Tech yang kamu buat dan tentukan juga apa kira-kira kendala yang umum akan terjadi. Untuk mendapatkan keuntungan dari platform yang kamu buat, kamu perlu memahami segmen pasar, tren, hingga perubahan kedepannya. Selanjutnya, kamu juga dapat menggunakan teknik analisis SWOT untuk menguji kekuatan kamu hingga kelemahan para pesaing bisnis di bidang Edu-Tech.

3) Validasi Ide Kamu

Foto: Product Plan

Setelah kamu memastikan target pasar dan kamu telah meriset dengan jelas dan lengkap mengenai target pasar, selanjutnya kamu perlu bertanya pada diri sendiri dan kepada target pasar mengenai beberapa pertanyaan, seperti:

  • Apakah bisnis-mu memecahkan masalah orang lain?
  • Bagaimana kamu tahu itu masalah?
  • Berapa banyak orang yang setuju dengan produk-mu sebagai solusi untuk masalah mereka?

Menurut data CBS Insights, 42% startup gagal karena tidak memenuhi kebutuhan nyata bagi pasar. Jadi, kamu dapat memvalidasi ide-ide kamu dengan mewawancarai setiap target pasar potensial Edu-Tech. Tanyakan kepada mereka hambatan apa yang mereka hadapi dan solusi apa yang mereka butuhkan untuk pendidikan mereka.

4) Tentukan Unique Value Proposition (UVP) Perusahaan Kamu

Foto: Small Business Blog

Setelah kamu berhasil memvalidasi ide kamu, sekarang saatnya untuk menentukan UVP dari perusahaan yang kamu miliki. Dengan adanya UVP, kamu dapat menentukan alasan bagi orang-orang harus menjadi customer dari startup Edu-Tech kamu dan bukannya dari pesaing. Produk yang kamu jual harus dapat menjawab mengenai beberapa pertanyaan di bawah ini:


  • Apa value yang diberikan oleh produk Edu-Tech kamu?
  • Siapa saja pasar pelanggan yang dituju?
  • Apa yang membuat produk kamu menarik dan berbeda dari pesaing kamu?

5) Pilih Model Bisnis yang Cocok

Foto: Board of Innovation

Model bisnis berguna untuk menentukan bagaimana langkah-langkah yang kamu ambil untuk mencapai tujuan dan menghasilkan uang sebagai startup Edu-Tech. Startup Edu-Tech telah bereksperimen dan beradaptasi dengan sejumlah model bisnis yang ada hingga kini. 


Beberapa dari mereka fokus pada pertumbuhan yang cepat dengan tujuan untuk menangkap pangsa pasar yang besar. Sementara yang lain berusaha untuk menjual produk ke berbagai organisasi maupun institusi dan memonetisasinya sejak awal. Semua pilihan ada di tangan kamu sebagai penggerak utama dari perusahaan yang kamu pimpin.

6) Realisasikan Ide Kamu Dengan Membuat Tim dan Dana yang Memadai

Foto: Founder Institute 

Rahasia produk edtech yang hebat adalah mereka memiliki tim profesional yang memiliki kapabilitas dan tentunya bersemangat mengenai kemajuan pendidikan. Selain tim yang profesional dan memiliki kapabilitas dalam membangun sebuah perusahaan Edu-Tech, kamu tentunya juga membutuhkan sokongan dana untuk mengimplementasikan ide kamu. Kamu dapat menggunakan berbagai cara untuk mencari dana bagi perusahaan kamu, mulai dari mencari dana melalui sponsor, mencari pinjaman, hingga crowdfunding.

Baca juga: 10 Startup di Indonesia yang Digadang akan Berkuasa, Apa Saja Itu?

(aks)

Share :