Teknologi.id - Seiring dengan pemakaian, kinerja baterai ponsel pasti akan menurun, terutama pada perangkat yang sudah digunakan selama beberapa tahun. Baterai yang mulai “drop” atau mengalami penurunan kapasitas adalah masalah umum yang dihadapi hampir semua pengguna smartphone.
Biasanya, baterai yang dulunya bisa bertahan
sepanjang hari akan mulai melemah dan perlu sering diisi ulang. Namun, kini ada
kabar baik bagi para pengguna ponsel. Para ilmuwan dari Universitas Stanford
telah menemukan cara untuk memulihkan kapasitas baterai yang sudah drop,
sehingga performanya bisa kembali mendekati kondisi awalnya.
Apa Penyebab Baterai HP Bisa
Drop?
Baterai pada smartphone umumnya menggunakan teknologi lithium-ion, yang memiliki siklus pengisian terbatas. Setiap kali baterai diisi ulang, sedikit demi sedikit kemampuannya untuk menampung daya akan berkurang. Proses ini disebut dengan degradasi baterai, dan inilah yang menyebabkan performa baterai menurun seiring waktu. Baterai yang dulunya bisa mengisi penuh hingga 100% mungkin hanya mampu mencapai 80-90% setelah beberapa tahun pemakaian. Selain itu, faktor seperti suhu tinggi, penggunaan daya tinggi, dan cara pengisian yang kurang tepat juga bisa mempercepat penurunan kapasitas baterai.
Baca juga: Fast Charging Bikin Baterai HP Cepat Rusak? Cek Fakta Sebenarnya!
Inovasi Ilmuwan Stanford:
Solusi Memulihkan Kapasitas Baterai yang Drop
Ilmuwan dari Universitas Stanford
menemukan bahwa baterai yang drop masih bisa dipulihkan hingga sekitar 30% dari
kapasitasnya yang hilang. Menurut hasil riset mereka, salah satu cara efektif
untuk melakukan ini adalah dengan mengisi baterai dengan daya tertentu, yaitu
maksimal empat volt, selama lima menit. Proses ini membantu baterai pulih
sebagian dari degradasi yang dialami.
Namun, perlu dicatat bahwa metode
ini hanya berlaku pada baterai berjenis silikon, bukan lithium-ion. Di dalam
baterai silikon, terdapat komponen yang menyimpan energi negatif di bagian
anoda dan energi positif di katoda. Saat baterai digunakan, energi di anoda
berpindah ke katoda dengan bantuan cairan elektrolit. Sebaliknya, saat baterai
diisi ulang, energi di katoda kembali ke anoda, sehingga baterai kembali
terisi.
Proses ini mengakibatkan partikel
pada anoda pecah secara perlahan, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas
baterai dari waktu ke waktu. Nah, pengisian maksimal empat volt selama lima
menit diyakini oleh ilmuwan Stanford bisa menyatukan kembali partikel-partikel
anoda yang terpecah tadi, sehingga kapasitas baterai yang drop bisa pulih
hingga sekitar 30%.
Mengapa Penemuan Ini Penting?
Dengan metode ini, pengguna
smartphone tidak perlu terlalu khawatir ketika performa baterai mereka mulai
menurun. Pemulihan kapasitas hingga 30% bisa menjadi solusi hemat, terutama
bagi mereka yang belum ingin mengganti ponsel dengan yang baru. Selain itu,
jika metode ini dapat dikembangkan lebih lanjut, baterai yang lebih tahan lama
bisa dibuat di masa depan, sehingga pengguna tidak perlu sering mengganti
baterai atau ponsel.
Penemuan ini juga membuka jalan
bagi teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan. Dengan berkurangnya
kebutuhan untuk produksi baterai baru, dampak limbah elektronik yang disebabkan
oleh baterai rusak atau drop dapat diminimalkan. Ini penting mengingat masalah
lingkungan yang semakin krusial di era modern ini.
Cara Memperpanjang Umur
Baterai HP Anda
Sembari menunggu metode pemulihan
baterai ini diterapkan secara luas, ada beberapa langkah sederhana yang bisa
Anda lakukan untuk menjaga daya tahan baterai ponsel agar tidak cepat drop:
- Jangan Biarkan Baterai Terlalu Habis: Idealnya, Anda harus mengisi ulang baterai ketika daya mencapai 20-30%. Menghabiskan baterai hingga 0% secara terus-menerus dapat mempercepat degradasi.
- Gunakan Charger Original: Penggunaan charger yang tidak sesuai bisa menyebabkan pengisian daya yang tidak stabil, yang berpotensi merusak baterai.
- Hindari Suhu Ekstrem: Baterai lithium-ion sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Jangan biarkan ponsel terlalu panas karena bisa merusak komponen internal baterai.
- Jangan Biarkan HP Diisi Semalaman: Walaupun kebanyakan smartphone saat ini sudah dilengkapi dengan fitur untuk menghentikan pengisian ketika mencapai 100%, ada baiknya untuk tidak membiarkan ponsel terus terhubung dengan charger.
- Matikan Aplikasi yang Tidak Digunakan: Beberapa aplikasi tetap berjalan di latar belakang dan menguras baterai. Selalu tutup aplikasi yang tidak diperlukan untuk mengurangi beban pada baterai.
Baca juga: Berapa Perkiraan Biaya untuk Ganti Baterai iPhone?
Prospek Metode Pemulihan
Baterai di Masa Depan
Meskipun metode ini masih dalam
tahap penelitian, para ilmuwan dari Stanford optimis bahwa ini adalah langkah
awal untuk pengembangan teknologi baterai yang lebih tahan lama dan efisien. Di
masa depan, bisa saja kita melihat baterai yang memiliki siklus pengisian ulang
lebih panjang dan kapasitas yang stabil meski sudah digunakan bertahun-tahun.
Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi pengguna perangkat elektronik,
terutama mereka yang sangat bergantung pada daya tahan baterai.
Selain metode untuk baterai
silikon, riset lain di Universitas Stanford juga menyebutkan bahwa ada cara
untuk memperpanjang umur baterai lithium-ion hingga 50%. Dalam penelitian
mereka, disebutkan bahwa proses pengisian awal dengan daya tinggi dapat memperpanjang
umur baterai lithium-ion secara signifikan. Dengan berbagai inovasi ini,
teknologi baterai masa depan akan lebih canggih dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang.
Penemuan ilmuwan dari Universitas
Stanford terkait pemulihan baterai yang sudah drop memberikan harapan baru bagi
pengguna perangkat elektronik, terutama smartphone. Metode pengisian daya
dengan batas maksimal empat volt selama lima menit menjadi solusi efektif untuk
memulihkan kapasitas baterai hingga 30% pada jenis baterai silikon. Dengan
metode ini, diharapkan baterai ponsel dan perangkat elektronik lainnya bisa
memiliki umur yang lebih panjang dan lebih ramah lingkungan.
Jika metode ini dikembangkan
lebih lanjut, tidak mustahil kita akan melihat baterai yang jauh lebih tahan
lama dan lebih efisien dalam beberapa tahun ke depan. Semoga teknologi ini
segera bisa diterapkan secara luas agar baterai drop tidak lagi menjadi masalah
bagi pengguna smartphone di seluruh dunia.
Baca Berita dan Artikel yang lain
di Google
News
(emh)