Samsung Repair Mode. Foto: Bullfrag
Teknologi.id - Hampir semua orang dari berbagai kalangan dan jenjang usia memiliki perangkat gadget atau ponsel. Tidak dapat dipungkiri bahwa smartphone sangat dibutuhkan oleh setiap orang pada era modern seperti ini. Kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh smartphone membuat orang-orang lebih dapat berinteraksi dan menyelesaikan pekerjaan. Akan tetapi, tidak jarang dalam penggunaan smartphone muncul kerusakan-kerusakan kecil hingga besar. Misalnya, retaknya ujung layar smartphone, tidak dapat dinyalakan, bahkan hingga mati total. Kebanyakan orang akan memilih memperbaikinya di toko penyedia jasa perbaikan atau service center dibandingkan harus membeli yang baru. Hal ini lantaran harga jasa service terbilang cukup terjangkau dengan hasil yang juga cukup maksimal.
Sangat banyak penyedia jasa servis yang mampu memperbaiki kerusakan smartphone, baik itu secara independent maupun resmi (service center). Umumnya pemilik smartphone akan memilih memperbaiki barangnya kepada penyedia jasa independent di luar yang resmi karena harga yang lebih murah dan kecepatan perbaikan. Namun, penyedia jasa servis ini terkadang tidak jujur dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu privasi konsumen.
Ketika smartphone dititipkan untuk diperbaiki, seseorang yang memperbaiki akan dapat mengakses seluruh isi dari smartphone tersebut hanya dengan sekali klik. Keresahan ini muncul karena banyak pengguna yang merasa tidak membagikan sesuatu dan hanya minta untuk diperbaiki justru kecolongan karena data privasi mereka diambil dan bahkan dapat diperjualbelikan. Kejadian seperti inilah yang memotivasi Samsung untuk membuat sistem keamanan dan privasi yang lebih canggih agar pengguna dapat lebih nyaman ketika smartphone-nya harus diperbaiki tanpa harus merasa khawatir.
Baca juga: Makin Panas, Elon Musk Gugat Balik Twitter
Samsung mengeluarkan fitur Repair Mode yang dikeluarkan dalam seri Samsung Galaxy S21 di Korea Selatan. Walaupun belum dapat dikonfirmasi apakah dalam seri keluaran United Stated (US) terdapat fitur ini atau tidak, inovasi ini disambut baik oleh para pengguna Samsung. Salah satu komponen utama yang dapat disembunyikan oleh fitur ini adalah menyembunyikan foto-foto kalian agar tidak dapat diakses langsung oleh orang yang memperbaiki. Dilansir dari The Verge (2022), fitur ini tidak akan menghalangi untuk keberjalanan perbaikan, hanya saja tidak dapat mengakses foto-foto yang ada di galeri pengguna.
Cara mengaktifkan Samsung Repair Mode
Kalian dapat mengaktifkan fitur tersebut pada bagian "Perawatan Baterai dan Perangkat" (Battery and Device Care) pada pengaturan smartphone kalian. Apabila fitur tersebut sudah diaktifka, smartphone kalian akan memuat dan berubah ke Mode Perbaikan atau Repair Mode. Setelahnya, akun, foto, dan pesan kalian akan disembunyikan dari laman umum yang dapat diakses oleh orang lain. Hanya aplikasi terinstal default yang akan dapat diakses oleh petugas perbaikan. Setelah selesai diperbaiki, kalian dapat menentukan kapan harus mematikan fitur ini. Semua keputusan untuk menyalakan dan mematikan fitur hanya ada di tangan kalian dengan menggunakan sidik jari atau pola yang kalian buat.
Inovasi ini sangat menguntungkan bagi pengguna karena tidak perlu lagi khawatir data mereka akan bocor dan tersebar kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Samsung berharap fitur ini juga dapat diperluas di negara-negara lain sehingga setiap pengguna dapat merasakan hal yang sama. Samsung juga pernah mengeluarkan sistem yang serupa dengan fitur ini pada tahun 2021, dengan nama "Samsung Knox Vault". Dikutip dari ValideNews (2022), fitur ini melindungi informasi yang memblokir berbagai serangan dari luar untuk meretas akun pengguna dengan menyimpan informasi pribadi di ruang penyimpanan tersendiri. Dengan tetap mengutamakan keamanan privasi pengguna, Samsung terus berinovasi untuk mengembangkan fitur-fitur yang terjamin.
Direktur pelaksana Tim Keamanan Divisi MX Samsung Electronic, Shin Seung-Won, mengatakan bahwa Samsung memastikan kalian tetap aman saat mencoba pengalaman baru ini. Hal inilah yang membuat Samsung terus mengembangkan fiturnya agar peristiwa peretasan dan pembobolan data-data privasi saat sedang diservis berkurang. Apabila keamanan pengguna terjaga, akan sangat menguntungkan bagi kedua pihak. Di mana keduanya akan sama-sama membuktikan tidak adanya keresahan dan tingkat kepercayaan pengguna kepada Samsung pun akan meningkat. Harapannya adalah fitur ini dapat dibuat dan diterapkan di seluruh negara bagian dan bukan hanya di negara tertentu saja.
(LA)