Makin Panas, Elon Musk Gugat Balik Twitter

Lusita Amelia . August 03, 2022

Foto: NFT News Pro 

Teknologi.id - Elon Musk tiada hentinya untuk menjadi topik perbincangan hangat di dunia maya. Sejak ketenarannya dengan keluaran terbaru mobil berbasis listrik, yaitu Tesla, Musk menjadi tokoh utama ditambah dengan kekayaannya yang berlimpah. Elon Reeve Musk merupakan seorang pebisnis dengan menjabat sebagai CEO SpaceX dan Tesla serta menjadi arsiteknya. Ia memiliki ketertarikan tinggi dengan dunia teknologi sejak usia 10 tahun yang menuntunnya menjadi orang terkaya di dunia menurut Forbes. Musk juga sering menghebohkan dunia maya dengan membeli perusahaan-perusahaan besar, seperti The Boring Company, Neuralink, hingga Twitter. Niat ini disambut dengan beragam respons dari para pengguna sosial media. Ada yang menganggap niat Elon Musk ini akan mengubah Twitter menjadi lebih baik dan ada yang menganggap hanya sebagai ajang pamer harta saja.

Elon Musk melayangkan niat pembelian saham Twitter ini pada bulan April 2022. Tujuan ia membeli saham Twitter adalah berawal dari kecintaannya terhadap platform ini dan ingin membuat perubahan pada Twitter. Hal ini dipostingnya melalui akun Twitter pribadinya yang menyatakan bahwa ia sangat bangga dapat membuat keputusan tersebut.

This tweet is unavailable

Keputusan Musk ini pun disambut baik oleh Parag Agrawal, CEO Twitter, yang juga sangat bangga dengan kerja sama antara perusahaan TWTR dengan Elon Musk. Dilansir dari Liputan6.com (2022), beliau menyatakan "Sangat bangga dengan tim kami dan terinspirasi oleh pekerjaan yang tidak pernah lebih penting." Kontrak dan kerja sama pun dimulai oleh kedua belah pihak dengan niatan Musk untuk membeli saham Twitter dengan USD 54.20 per-lembarnya. Harga yang cukup fantastis ini pun disepakati oleh Musk dan melanjutkan kontrak kerja sama. Namun, akuisisi kedua pihak ini tidak berjalan dengan baik. 

Hal ini terjadi lantaran Musk memutuskan untuk membatalkan kerja sama dengan pihak Twitter pada tanggal 8 Juli 2022. Alasannya adalah pihak Twitter dianggap tidak memberikan informasi secara lengkap untuk pembeli yang akan dijadikan penilaian independen. Dikutip dari Kompas.com (2022), kuasa hukum Elon Musk, Mike Ringler, mengatakan bahwa

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk membuat 'penilaian independen terhadap prevalansi akun palsu atau spam di platform Twitter. Namun, Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini."

Pernyataan inilah yang membuat Musk dan grup membatalkan rencananya untuk membeli saham Twitter sehingga pihak Twitter melayangkan gugatannya kepada pengadilan negeri Delaware, Amerika Serikat. Kedua pihak sama-sama merasak dirugikan mengenai informasi dan juga kontrak kerja sama yang belum terpenuhi. Dengan adanya gugatan tersebut, Musk pun memberanikan diri untuk menggugat kembali Twitter. Gugatan ini dirasa perlu dinaikan oleh pihak Musk karena sebagai pembeli, ia merasa tidak mendapatkan hak-nya dengan tidak diberikannya informasi yang dibutuhkan Musk oleh pihak Twitter. 

Gugatan ini dimasukkan ke pengadilan negeri Delaware pada hari Jumat, 29 Juli 2022. Dilansir dari CNBC (2022), sidang perdana gugatan Musk kepada Twitter ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2022. Kendati demikian, isi atau salinan gugatan Musk dirahasiakan dan tidak dipublikasikan kepada publik. Dari gugatan dan pernyataan yang disampaikan oleh Musk, ada beberapa asumsi yang akhirnya muncul karena tidak adanya ujung dari permasalahan ini. 

Dengan turunnya harga saham Twitter beberapa waktu lalu, Musk dianggap memperhatikan hal tersebut dan mempertimbangkan apakah akan memberikan efek merugikan perusahaan yang membuatnya mengakhiri perjanjian penggabungan dua pihak. Pihak Twitter merasa Musk hanya mempermainkan mereka dengan memainkan penawaran harga tertinggi. Hal ini dirasa pihak Musk tidak memperhitungkan harga pasar dan saham. 

Baca juga: Akhirnya! Kominfo Blokir 15 Judi Online, Ini Dia Daftarnya

Pandangan tersebut tidak dapat dipastikan secara resmi karena permasalahan utama yang dilayangkan oleh Twitter ataupun Elon Musk adalah mengenai pemenuhan kewajiban yang harus dipenuhi oleh keduanya. Dengan adanya jalur pengadilan yang ditempuh oleh kedua pihak, kiranya akan menghasilkan keputusan terbaik untuk ke depannya. Pemenuhan kewajiban juga dapat dipenuhi oleh pihak Musk dan Twitter. Dengan demikian, pihak pengadilan pun dapat memutuskan apakah kontrak kerja sama ini dapat dilanjutkan hingga akhir atau tidak.

(LA) 

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar