
Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Teknologi.id - Jepang saat ini menghadapi tantangan demografis yang signifikan, dengan populasi lanjut usia (lansia) mencapai rekor tertinggi.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 36,25 juta jiwa, atau sekitar 29,3% dari total populasi Jepang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, dengan presentase mencapai 34,8% pada tahun 2040.
Peningkatan populasi lansia ini menimbulkan kekhawatiran terkait kekurangan tenaga perawat. Diperkirakan, pada tahun 2025, Jepang akan mengalami kekurangan sekitar 370.000 perawat manusia.
Untuk mengatasi masalah ini, Jepang pun mulai mengembangkan teknologi robotik sebagai solusi inovatif dalam perawatan lansia.
Salah satu inovasi terbaru adalah AIREC, sebuah robot humanoid seberat 150 kg yang dirancang khusus untuk membantu merawat lansia.
Lantas, bagaimana sebenarnya teknologi robot ini bekerja? Dan apa saja keunggulan yang ditawarkan AIREC? Mari kita simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Meta Siapkan Robot Asisten Rumah Tangga Mirip Manusia, Siap Bantu di Rumah?
1. Solusi atas kekurangan tenaga perawat

Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Jepang tengah menghadapi krisis tenaga perawat seiring dengan meningkatnya populasi lansia.
Reuters melaporkan bahwa pada tahun 2024, seluruh generasi baby boomer Jepang yang lahir antara 1947 hingga 1949 telah mencapai usia 75 tahun atau lebih, memperburuk kekurangan tenaga kerja di sektor perawatan lansia.
Untuk mengatasi masalah ini, peneliti dari Universitas Waseda mengembangkan AIREC (AI-driven Robot for Embrace and Care), sebuah robot humanoid yang dirancang untuk membantu perawatan lansia.
Menurut The Japan Times, AIREC dapat membantu tugas-tugas penting seperti membalikkan tubuh pasien agar terhindar dari luka akibat tekanan yang lama serta mengganti popok.
Dengan berat sekitar 150 kg dan tinggi 154 cm, robot ini tetap mampu bergerak dengan lembut, meletakkan tangan di lutut dan bahu pasien agar mereka merasa nyaman saat dipindahkan.
Profesor Shigeki Sugano, pemimpin proyek ini, menegaskan pentingnya peran teknologi dalam menghadapi tantangan demografi Jepang.
"Mengingat masyarakat kita yang semakin menua dan menurunnya angka kelahiran, kita akan membutuhkan dukungan robot untuk perawatan medis dan lansia, dan dalam kehidupan sehari-hari," kata Sugano, dilansir dari Reuters.
Pengembangan AIREC sendiri mendapat dukungan dari pemerintah sebagai bagian dari solusi jangka panjang bagi populasi lansia Jepang yang terus bertambah.
2. Daya tahan dan keterampilan fisik yang luar biasa
Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Selain membantu dalam perawatan dasar, AIREC juga memiliki berbagai kemampuan canggih lainnya.
ABS-CBN melaporkan bahwa robot ini dapat membantu lansia duduk, memakai kaus kaki, memasak telur orak-arik, melipat baju, hingga mengerjakan pekerjaan rumah ringan, menjadikannya pendamping yang berguna dalam aktivitas sehari-hari.
Namun, masih ada tantangan yang harus diselesaikan. AIREC membutuhkan pengembangan lebih lanjut agar dapat berinteraksi dengan manusia secara lebih aman dan efisien.
Meski begitu, ada optimisme bahwa robot ini dapat mulai digunakan di fasilitas perawatan pada tahun 2030.
"Sayangnya, teknologi robot yang ada saat ini masih dalam tahap yang prematur dalam hal berinteraksi dengan manusia dan mendukung mereka," ujar Profesor Shigeki Sugano dari Universitas Waseda, dikutip dari ABS-CBN.
3. Memahami kebutuhan individu
Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Salah satu keunggulan utama AIREC adalah kemampuannya menyesuaikan diri dengan kondisi dan kebutuhan setiap lansia.
TECHi melaporkan bahwa menurut Takaki Ito, seorang perawat dari Zenkoukai, jika AIREC benar-benar bisa memahami kebutuhan individu, robot ini berpotensi besar untuk memberikan perawatan langsung.
Namun, dalam wawancaranya dengan Reuters, Ito juga menekankan bahwa robot tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam asuhan keperawatan.
"Robot dan manusia yang bekerja sama untuk meningkatkan asuhan keperawatan adalah masa depan yang saya harapkan," ujarnya.
Menurut laporan Nature, proyek AIREC merupakan bagian dari Moonshot Research and Development, program di Jepang yang bertujuan menciptakan hubungan harmonis antara manusia dan robot.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam AIREC tidak hanya membantu tugas fisik, tetapi juga berpotensi digunakan dalam prosedur medis sederhana, seperti pemeriksaan ultrasound atau bahkan operasi di masa depan.
Meski menjanjikan, teknologi ini masih memerlukan penyempurnaan sebelum dapat diterapkan secara luas.
4. Harga produksi masih tergolong mahal
Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Meskipun AIREC memiliki banyak keunggulan, masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi sebelum dapat digunakan secara luas. Salah satunya adalah biaya yang masih tinggi.
Times LIVE melaporkan bahwa harga awal robot ini diperkirakan mencapai ¥10 juta (sekitar Rp1,1 miliar), yang tergolong mahal bagi banyak fasilitas perawatan.
Selain itu, teknologi baru seperti ini sering menimbulkan keraguan, terutama di kalangan lansia yang mungkin merasa kurang nyaman berinteraksi dengan robot.
Namun, Takashi Miyamoto, direktur Zenkoukai, menyatakan bahwa selama ada penilaian keamanan yang tepat, tidak ada alasan untuk menolak penggunaan robot.
Ke depannya, masih terdapat harapan bahwa biaya produksi dapat berkurang seiring peningkatan skala produksi.
Meskipun awalnya ada keraguan, Miyamoto optimis bahwa dengan pendekatan yang tepat dan pengembangan lebih lanjut, robot seperti AIREC dapat diterima masyarakat dan menjadi solusi bagi krisis perawatan lansia di Jepang.
5. Pendamping bagi perawat
Foto: Robot AIREC (youtube.com/AIREC Waseda)
Tujuan utama AIREC di masa depan adalah menciptakan lingkungan di mana manusia dan robot dapat bekerja sama secara harmonis.
Shigeki Sugano, seperti dikutip oleh ABS-CBN, membayangkan bahwa pada tahun 2050, robot tidak hanya membantu di fasilitas perawatan lansia, tetapi juga mendampingi dokter di rumah sakit.
Namun, Takaki Ito menekankan bahwa robot tidak bisa sepenuhnya menggantikan manusia. Kehangatan serta komunikasi lembut antara lansia dan perawat adalah aspek penting yang sulit ditiru oleh mesin.
"Kehangatan yang dihasilkan dari interaksi manusiawi antara penghuni dan pengasuh... mungkin sulit untuk ditiru," katanya kepada ABS-CBN.
Dengan terus berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan perawatan lansia, AIREC berpotensi menjadi solusi masa depan.
Robot ini dapat membantu meringankan beban tenaga perawat sekaligus memastikan lansia mendapatkan perawatan yang layak di usia senja.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(AAA)