Jakarta - Transformasi G Suite menjadi Google Workspace tidak lepas dari perkembangan ‘cara orang bekerja’. Sebelumnya, G Suite menyediakan beragam perangkat produktivitas untuk digunakan pengguna untuk bekerja, berkolaborasi dan saling berbagi lampiran dana file pekerjaan. Termasuk di dalamnya adalah menyediakan database bersama di cloud agar semua anggota tim dapat mengakses dari berbagai lokasi berbeda.
Setelah dianggap sukses, Google akhirnya mengubah nama merek G Suite menjadi Google Workspace lengkap dengan penambahan beberapa fitur fungsional lainnya. Tambahan tersebut pada akhirnya diintegrasikan ke berbagai sistem kerja masa kini.
Seperti disampaikan oleh Manager Marketing dan Public Relation PT Terralogiq Integrasi Solusi, Albi Panatagama, bahwa Google Workspace menyederhanakan sistem kerja sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
“Dari basic-nya saja kita dapat melihat bahwa G Suite disediakan untuk menyederhanakan cara kita bekerja dengan memanfaatkan internet khususnya pemanfaatan teknologi cloud. Sejak diluncurkan tahun 2006, perusahaan dan organisasi yang mengintegrasikan G Suite sudah mampu bekerja lebih fleksibel, menyesuaikan jam kerja, lokasi kerja dan sebagainya. Dan tentu saja, meningkatkan produktivitas selama teknologi ini dikelola dengan baik di dalam kelompok kerja.”
Albi menambahkan, jika G Suite telah mampu diberdayakan maksimal untuk tujuan pekerjaan dan bisnis maka Google Workspace akan lebih besar lagi manfaatnya. Tentu saja bertolak dari tambahan fitur yang dimiliki.
Google Workspace hadir ketika Google menyadari ditengah maraknya penggunaan G Suite ternyata lingkungan kerja terus berubah. Sehingga G Suite dinilai masih berkonsep lingkup kerja tradisional. Butuh peningkatan agar layanannya kompatibel dengan pola atau cara kerja manusia saat ini.
Apa yang membuat Google Workspace berbeda dari terdahulunya (G Suite?)
Secara singkat, Google Workspace merupakan pengembangan atau pembaruan dari G Suite. Pembaca yang pernah menggunakan G Suite dapat membandingkan perubahan ini sejak dari tampilan atau antarmuka.
Google Workspace berorientasi pada sistem kerja modern sehingga mendapatkan penambahan fitur yang setidaknya dapat digunakan oleh semua kelompok bisnis, industri dan lembaga (termasuk lembaga pendidikan dalam Google Workspace for Education).
Satu hal yang menjadi dasar dari pengembangan Google Workspace misinya untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih unik. Google mengakui bahwa inovasi yang ada, melalui penambahan fitur produktivitas, bertujuan memperkaya infrastruktur yang dibutuhkan pengguna dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan adanya Google Workspace ini, berbagai kelompok pengguna mampu mengelola seluruh tools produktivitas hanya dari satu user interface sertamemudahkan kerja kolaboratif internal tim.
Menurut Albi, hal ini membuat Terralogiq semakin lengkap menyediakan platform integrasi layanan produktivitas Google kepada perusahaan, bisnis dan lembaga setelah sebelumnya Terralogiq hanya dikenal sebagai mitra Google Maps Platform dan Google Cloud Platform.
Terralogiq Integrasi Solusi