Era Baru Android: Google Ubah Tradisi, Rilis OS Besar Dua Kali Setahun

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 16, 2025

Foto: Google

Teknologi.id – Selama lebih dari satu dekade, pengguna Android telah terbiasa dengan siklus tahunan yang bisa ditebak: Google mengumumkan versi Android baru di pertengahan tahun (biasanya saat acara Google I/O), lalu merilis versi finalnya ke publik pada kuartal ketiga atau keempat (sekitar Agustus hingga Oktober). Tradisi ini seolah sudah menjadi "hukum alam" di ekosistem robot hijau.

Namun, Google memutuskan untuk mengubah permainan. Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan industri seluler, raksasa teknologi asal Mountain View tersebut memastikan bahwa masa depan pembaruan Android akan berjalan lebih cepat dan lebih agresif.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Senin (15/12/2025), strategi baru ini resmi diterapkan. "Google ubah jadwal update Android jadi dua kali setahun."

Perubahan ini bukan sekadar penambahan jadwal, melainkan pergeseran fundamental dalam cara Google, pengembang aplikasi, dan produsen ponsel (smartphone) bekerja sama dalam menghadirkan inovasi ke tangan pengguna.

Jadwal Baru: Mayor di Awal, Minor di Akhir

Mulai saat ini, kita tidak akan lagi melihat satu rilis raksasa di akhir tahun. Google membagi siklus hidup Android menjadi dua babak utama dalam satu tahun kalender.

Laporan tersebut merinci pembagian waktu ini dengan jelas. "Rilis Utama (Mayor): Dijadwalkan pada kuartal II (sekitar April-Juni) dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan."

Pergeseran rilis utama ke Kuartal II (Q2) ini adalah perubahan terbesar. Biasanya, bulan-bulan tersebut hanya diisi oleh versi beta. Kini, versi stabil dengan perubahan antarmuka dan fitur inti akan hadir lebih awal. Ini berarti pengguna bisa menikmati fitur-fitur "besar" tanpa harus menunggu hingga akhir tahun.

Lalu, apa yang terjadi di akhir tahun? "Rilis Minor: Dijadwalkan pada kuartal IV (sekitar Oktober-Desember) yang fokus pada penyempurnaan fitur, perbaikan bug, dan pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)."

Jadi, alih-alih merilis sistem baru, akhir tahun akan didedikasikan untuk "bersih-bersih" dan optimalisasi. Rilis kuartal keempat ini tidak akan membawa perubahan drastis yang bisa merusak kompatibilitas aplikasi, melainkan lebih kepada pemolesan kinerja.

Baca juga: Update Terbaru Google Translate: AI, Streak, Sampai Live Translate

Foto: TECHPP

Mengapa Google Melakukan Ini?

Langkah drastis ini diambil bukan tanpa alasan kuat. Salah satu motivasi utamanya adalah sinkronisasi dengan peluncuran perangkat keras (hardware).

Selama ini, ada kesenjangan waktu yang canggung. Google merilis Android baru di bulan September/Oktober, sementara banyak pabrikan ponsel (seperti Samsung atau Xiaomi) merilis ponsel flagship mereka di awal tahun. Akibatnya, ponsel canggih yang rilis di awal tahun sering kali masih menggunakan versi Android tahun lalu.

Dengan memindahkan rilis utama ke Kuartal II, Google ingin menyelaraskan software mereka dengan siklus produksi chipset dan ponsel baru. Laporan Kompas Tekno mencatat bahwa tujuan utamanya adalah, "Memberikan waktu lebih bagi produsen ponsel (seperti Samsung, Xiaomi, Oppo) untuk menyesuaikan antarmuka mereka dan mengurangi fragmentasi versi Android."

Dengan jadwal baru ini, diharapkan ketika ponsel-ponsel canggih meluncur di pertengahan atau akhir tahun, mereka sudah langsung dibekali dengan Android versi terbaru "out of the box", tanpa perlu menunggu pembaruan berbulan-bulan kemudian.

Keuntungan Bagi Pengguna: Inovasi Lebih Cepat

Bagi kita sebagai pengguna akhir, apa dampak langsungnya? Jawabannya adalah kecepatan akses inovasi.

"Dampak: Pengguna akan mendapatkan fitur baru lebih cepat tanpa harus menunggu siklus tahunan yang panjang," tulis laporan tersebut.

Di era AI (Artificial Intelligence) yang bergerak sangat cepat saat ini, menunggu satu tahun untuk mendapatkan fitur baru terasa terlalu lama. Dengan siklus dua kali setahun, Google bisa menyuntikkan fitur-fitur kecerdasan buatan terbaru atau perbaikan keamanan krusial dengan lebih responsif.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu Android 15 ke Android 16 untuk melihat perubahan, kini di antara itu akan ada pembaruan "setengah babak" yang membawa penyegaran, mirip dengan cara permainan video game merilis season baru.

Baca juga: Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D

Tantangan Bagi Pengembang Aplikasi

Meskipun menguntungkan pengguna dan produsen ponsel, perubahan ini memberikan pekerjaan rumah tambahan bagi para developer aplikasi. Mereka kini harus lebih sigap.

Karena "Rilis Utama (Mayor)... dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan" dimajukan ke pertengahan tahun, pengembang harus melakukan pengujian kompatibilitas aplikasi mereka lebih awal dari biasanya. Jika tidak, aplikasi mereka berisiko crash atau tidak berjalan optimal pada sistem operasi baru yang rilis lebih cepat.

Namun, Google menjanjikan bahwa rilis kedua di Kuartal IV tidak akan menyulitkan. Karena bersifat minor dan fokus pada "pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)," pembaruan ini tidak akan mengubah cara kerja sistem secara radikal, sehingga pengembang tidak perlu merombak ulang kode aplikasi mereka dua kali dalam setahun.

Era Baru Android

Keputusan Google untuk mengubah jadwal rilis menjadi dua kali setahun menandakan kedewasaan sistem operasi ini. Android tidak lagi sekadar software eksperimental, melainkan platform matang yang harus beradaptasi dengan kecepatan industri perangkat keras yang ganas. Tahun 2025 dan seterusnya akan menjadi masa transisi yang menarik. Kita akan melihat apakah janji "mengurangi fragmentasi" benar-benar terwujud, atau apakah produsen ponsel justru akan kewalahan mengejar dua tenggat waktu dalam satu tahun. Satu hal yang pasti, bagi pengguna setia Android, ponsel Anda akan terasa "baru" lebih sering daripada sebelumnya. Bersiaplah untuk notifikasi update sistem yang lebih rutin mulai tahun depan!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Share :