Foto: eurasiantimes
Teknologi.id – China Mengungguli AS Di 'Twice The Rate' Dalam Teknologi Luar Angkasa; Roket Pengangkut Long March Melakukan Misi ke-400.
Varian roket, Long March China telah dikerahkan di sebagian besar misi luar angkasa negara sejak penerbangan pertamanya pada tahun 1970.
Roket dalam negeri yang baru-baru ini menyelesaikan misi peluncuran ke-400nya. Misi tersebut dilakukan oleh roket Long March 4B pada pagi hari tanggal 10 Desember. Menurut sebuah laporan, Roket tersebut membawa satelit Shijian 6-05.
Menurut sebuah laporan Outlet media milik negara China, Global Times, melaporkan bahwa dari peluncuran satelit relai Tianlian-2-1 oleh Long March 3B hingga misi terakhir yang melibatkan Long March 4B, dibutuhkan waktu kurang dari 3 tahun (33 bulan), bagi varian roket tersebut untuk menyelesaikan misi peluncuran ke-400, dengan demikian memperbarui rekor tercepat dalam sejarah kedirgantaraan negara itu.
Sejak 1970, roket pembawa Long March telah terlibat dalam 92,1 persen misi peluncuran luar angkasa China. Menurut para ilmuwan di China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) milik negara,
100 peluncuran pertama selesai dalam lebih dari 37 tahun. 100 peluncuran kedua dilakukan dalam rentang waktu tujuh setengah tahun, yang ketiga memakan waktu empat tahun tiga bulan, dan yang keempat hanya membutuhkan waktu dua tahun sembilan bulan, Xinhua Net melaporkan.
Roket dengan Keaslian Nyata
Pencapaian terbaru dari Varian Long March tidak mudah dicapai, kata analis industri luar angkasa. "Alasan utama dibalik ketahanan Long March Family China di tengah pandemi adalah karena dilengkapi dengan teknologi yang sepenuhnya dibangun di dalam negeri dan dapat dikontrol." kata Song Zhongping, seorang analis ruang angkasa dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times pada 12 Desember.
Selama periode peluncuran ke-4, 100 roket Long March memenuhi beberapa misi utama. Mereka membawa modul inti stasiun ruang angkasa Tianhe China, yakni pesawat ruang angkasa berawak Shenzhou, Chang'e-5 dalam penyelidikan bulan dan misi eksplorasi Mars antarplanet pertama di negara itu,
Menurut laporan. Peluncuran keempat ratus dikatakan sebagai fondasi bagi industri kedirgantaraan China yang bergerak “dari perubahan kuantitatif ke perubahan kualitatif, dan tonggak penting bagi China untuk sepenuhnya mulai membangun negara kekuatan luar angkasa”, kata pengembang CASC dalam sebuah pernyataan.
Launch Vehicle Technology (CALT), yang merupakan anak perusahaan CASC dan juga merupakan kontraktor utama dan perancang dari roket Long March Family, mengatakan bahwa akademi tersebut saat ini sedang mengembangkan dua jenis roket pembawa tugas berat.
Roket baru akan lebih kuat dari Long March-5 dan mampu mendukung misi luar angkasa berawak di masa depan dan mengirim probe besar ke luar angkasa. Dikenal sebagai 'roket berawak generasi baru', salah satunya akan menjadi model tiga tahap setinggi 90 meter dengan escape tower di atasnya. Roket itu juga akan memiliki bobot saat peluncuran 2.000 ton, dan akan mampu mengirim muatan 25 ton ke orbit transit bulan, atau muatan 70 ton ke orbit Bumi baru.
Baca Juga: Perusahaan Ini Ciptakan Smart Locks yang Futuristik
“Model baru lainnya adalah roket pengangkut beban berat 100 ton, yang sedang dalam pengembangan CALT dan diharapkan untuk melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2028. Ia mampu mengirimkan muatan hingga 140 ton ke dekat Orbit bumi dan muatan hingga 50 ton ke orbit transit bulan atau maksimum 44 ton ke orbit transit Mars, " kata akademi itu kepada Global Times.
Menurut analis, AS mendorong kemajuan cepat China di bidang eksplorasi ruang angkasa. setelah memblokir setiap ruang lingkup kerja sama atau pertukaran dengan industri luar angkasa China.
Dalam diskusi di Forum Pertahanan Nasional Reagan, Jend. David Thompson, wakil kepala operasi luar angkasa untuk Angkatan Luar Angkasa AS, mengatakan bahwa China sedang mengembangkan kemampuan luar angkasanya "dua kali lipat" dari AS, CNN melaporkan. "Jika kami tidak mulai mempercepat pengembangan dan kemampuan pengiriman kami, mereka akan melebihi kita", kata Thompson, menambahkan bahwa "tahun 2030 bukanlah perkiraan yang tidak masuk akal".
Menurut Song, Angkatan Luar Angkasa AS dan NASA telah melebih-lebihkan dan menjual gagasan China serti sebuah ancaman terkait ruang angkasa untuk tujuan mengkonsolidasikan dominasinya di luar angkasa.
“China perlu terus mengikuti langkah yang direncanakannya sendiri dan mengabaikan hype AS dalam mengembangkan kekuatan luar angkasanya sendiri sambil mengindahkan untuk tidak jatuh dalam jebakan perlombaan senjata antariksa dan pengejaran panjang AS untuk memiliterisasi ruang angkasa”, tambahnya.
(fnj)