Hasil pencarian Semantic Scholar dengan ringkasan TLDR, dilihat di smartphone. Kredit: Semantic Scholar
Teknologi.id - Para ilmuwan berhasil membuat perangkat lunak yang secara otomatis menghasilkan ringkasan satu kalimat dari sebuah makalah penelitian, yang menurut mereka dapat membantu membaca ringkasan makalah dengan lebih cepat.
Alat tersebut bersifat gratis, dan siapapun yang ingin menggunakan mesin TLDR (akronim untuk "Too Long, Do not Read"), sudah diaktifkan minggu ini pada mesin pencarian di Semantic Scholar.
Semantic Scholar adalah mesin pencarian yang dibuat oleh lembaga nirlaba Allen Institute untuk Artificial Intelligence (AI2) di Seattle, Washington.
Saat ini, perangkat lunak tersebut menghasilkan kalimat untuk sepuluh juta makalah ilmu komputer yang ada pada Semantic Scholar. Makalah dari disiplin ilmu lain akan mendapatkan fitur serupa dalam waktu sebulan ke depan.
Baca juga: CEO Sony: PlayStation 5 Tetap Laku Walau Tidak Ada Pandemi
Pengujian awal menunjukkan bahwa alat tersebut membantu pembaca untuk menyortir hasil pencarian lebih cepat daripada harus melihat judul dan abstrak, terutama lewat ponsel.
TLDR pertama kali diterbitkan di server arXiv pada 1 April 2020, dan diterima untuk dipublikasikan setelah mendapat tinjauan oleh konferensi pemrosesan bahasa alami (natural language processing) yang berlangsung bulan ini.
Para peneliti telah membuat kode TLDR tersedia secara gratis, bersama dengan situs web demo yang bisa digunakan untuk mencoba alat tersebut.
"Saya memprediksi bahwa alat semacam ini akan menjadi fitur standar pencarian ilmiah dalam waktu dekat. Sebenarnya, mengingat kebutuhannya, saya kagum butuh waktu selama ini untuk merealisasikannya," kata Jevin West, seorang ilmuwan informasi di University of Washington di Seattle yang menguji alat tersebut atas permintaan Nature. "Alat ini belum sempurna, tapi ini sudah mengarah ke jalan yang benar,” tambahnya.
TLDR menggunakan jaringan deep neural yang dilatih pada teks dalam jumlah besar. Tim peneliti memasukkan puluhan ribu makalah penelitian yang sesuai dengan judulnya, sehingga jaringan dapat belajar membuat kalimat yang ringkas.
Baca juga: Apple Berencana Luncurkan iPad Pro dengan Layar OLED
Para peneliti kemudian menyempurnakan perangkat lunak untuk meringkas konten dengan melatihnya pada kumpulan data baru dari beberapa ribu makalah ilmu komputer dengan ringkasan yang cocok, beberapa ditulis oleh penulis makalah, beberapa ditulis oleh mahasiswa.
TLDR bukan satu-satunya alat peringkasan makalah ilmiah. Sejak 2018 lalu, situs web Paper Digest menawarkan fitur serupa dengan mengekstrak keyword dari teks.
TLDR dapat menghasilkan kalimat baru berdasarkan abstrak, pendahuluan, dan kesimpulan makalah. Ringkasannya dibangun dari frasa kunci dalam teks artikel, jadi akan lebih mudah dipahami para ahli.
Weld mengatakan timnya sedang bekerja untuk membuat ringkasan untuk lebih mudah dipahami orang-orang awam.
Para peneliti juga berencana untuk memberikan lisensi teknologi kepada penerbit, serta memperluas layanan mereka untuk memberikan pengarahan penelitian yang bisa meringkas makalah di suatu bidang.
"Kami baru saja mencapai titik di mana AI dapat menghasilkan ringkasan baru pada tingkat yang dapat diterima oleh orang-orang," kata Weld.
(im)