Peneliti Kembangkan Teknologi AI untuk Prediksi Kematian Seseorang

Kemala Putri . April 01, 2019
teknologi AI

Peneliti Kembangkan Teknologi AI untuk Prediksi Kematian Seseorang. Foto: News Punch
Teknologi.id - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia bahkan berkali lipat lebih baik dari manusia. Teknologi AI diharapkan bisa membantu memudahkan berbagai pekerjaan manusia. Pengembangan lebih lanjut pada teknologi ini tampaknya bisa memberikan hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnnya. Yang terbaru, peneliti kini tengah mengembangkan teknologi AI yang diharapkan dapat memprediksi kapan kematian seseorang. Para peneliti dari University of Nottingham menemukan bahwa sistem Machine Learning tidak hanya baik dalam memprediksi. Sistem, yang mencerna data lebih dari 500.000 orang tersebut, dapat menebak individu mana yang akan mati terlebih dulu dibandingkan model yang dikembangkan oleh dokter manusia.

Baca juga: Kerja Sama Tokopedia dan UI Lahirkan Pusat Riset AI Pertama di Indonesia

Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini mengumpulkan informasi yang luar biasa, termasuk perbedaan gaya hidup dan kebiasaan diet sebagian besar penduduk Inggris.

Penelitian menggunakan perbedaan gaya hidup dan kebiasaan diet seseorang. Kredit: Zarie
"Kami telah mengambil langkah besar ke depan dalam bidang ini dengan mengembangkan pendekatan yang unik dan holistik untuk memprediksi risiko kematian dini seseorang dengan Machine Learning," kata Dr. Stephen Weng, pemimpin penulis karya tersebut seperti dikutip dari Bgr.

Baca juga: 5 Bahasa Pemrograman Terbaik untuk Pengembangan Kecerdasan Buatan

Penelitian ini menggunakan komputer untuk membangun model prediksi risiko baru yang memperhitungkan berbagai faktor demografis, biometrik, klinis, dan gaya hidup untuk setiap individu yang dinilai, bahkan konsumsi makanan berupa buah, sayuran, dan daging per harinya. Tim peneliti menggunakan data dari UK Biobank mencakup lebih dari setengah juta orang antara usia 40 dan 69 tahun. Data dikumpulkan antara tahun 2006 hingga 2016, dan kemudian menggunakan algoritma untuk memprediksi tingkat kematian individu tersebut. (DWK)
Share :