Teknologi.id - Para ilmuwan telah menciptakan tato yang mampu menghasilkan energi listrik dari keringat penggunannya. Nantinya energi ini dapat digunakan pengguna untuk mengisi baterai gadget mereka. Mungkin terdengar kotor, namun ini dapat menjadi solusi untuk semua masalah pengisian daya untuk
wearable gadget yang pengguna gunakan. Para peneliti di UC San Diego mungkin tidak bermaksud untuk membuat
bio-battery kecil. Tetapi itulah yang akhirnya mereka lakukan setelah bereksperimen tentang cara membaca level laktat dengan sudut pandang yang berbeda. Awalnya, para peneliti ingin menemukan cara untuk mengukur laktat, asam yang menumpuk di otot manusia saat berolahraga. Ketika seseorang memaksakan diri selama latihan yang berat, tubuh dipaksa untuk menciptakan lebih banyak energi setelah kehabisan energi. Proses penciptaan energi itu disebut
glycolysis, namun menghasilkan produk yang disebut laktat, yang tidak begitu bagus untuk otot manusia.
Para ilmuwan dapat mengukur laktat untuk menganalisis kemajuan latihan. Sebelum percobaan dimulai, kadar laktat hanya dapat diukur dengan tes darah, menurut
Phys.org. Mereka memutuskan bahwa karena laktat dapat diukur melalui keringat seseorang juga. Mereka akan membuat semacam selaput untuk ditempatkan pada kulit pengguna. Untuk mengukur jumlah asam yang dihasilkan oleh berbagai tingkat latihan. Mereka menempelkan
patch sensor laktat ke dalam tato temporer, sehingga mereka bisa mengawasi asam tanpa harus menusuk atlet dengan jarum
(menyuntik mereka). Kemudian, para ilmuwan pun menyadari bahwa dalam proses pengukuran laktat, mereka harus melepaskan elektron yang membuat setengah dari sel baterai terisi. Saat itu juga, mereka menyadari bahwa mereka sedang melakukan sesuatu yang hebat. Lalu peneliti menambahkan katoda untuk melengkapi baterai. Bagaimanapun, anoda sudah memiliki enzim yang diperlukan untuk menghilangkan elektron dari laktat yang kemudian dapat dikirim ke katoda, yang berisi molekul yang mengambil elektron.
Dalam sebuah video YouTube yang menjelaskan prosesnya, profesor rekayasa nano UC, Dr. Joseph Wang mengatakan, "Kami datang dengan ide ini untuk memanen energi dari tubuh secara non-invasif." Prototipe yang dihasilkan adalah apa yang disebut oleh Wang "contoh pertama dari sel biofuel yang memanen energi dari cairan tubuh. " Tidak hanya tato temporer yang menawarkan daya baterai, tato ini juga berfungsi sebagai pendeteksi tingkat laktat. Sehingga pengguna dapat mengetahui seberapa keras mereka berolahraga. Memang saat ini, para peneliti belum bisa membuat tato yang mampu menghasilkan energi sebanyak itu. Namun mereka mengatakan, bahwa mereka sedang berupaya meningkatkan jumlahnya, sehingga dapat memberi daya pada ponsel dan
wearable la
innya di masa yang akan datang. Meskipun baru prototipe, para peneliti UC San Diego tampaknya menemukan sesuatu dengan potensi yang sangat besar. Sumber:
DigitalTrends (FM)